...HappyReading ...
SELAMAT BERLIBUR :)
Varo tak sekolah hari ini, ia kesiangan jadi melanjutkan kembali aktivitas nya untuk bermimpi ria. Hingga suara dering nyaring dari ponsel membuat Varo langsung menyambar ponsel disamping nya.
Bunda tsyg:*
Key mau Check in sekarang.
Varo mencerna apa isi pesan yang dikirim oleh Hanin.
Check in? kemana? Key?
"Gila-gila gue lupa!"
Varo langsung berlari masuk ke kamar mandi. Ia hanya mencuci muka dan sikat gigi saja. Menyambar jaket dan memakai jeans nya dengan cepat.
"Kunci dimana?" gumam Varo sambil mencari kunci tersebut.
Key akan dipindahkan keluar negeri untuk perawatan lebih lanjut. Lebih tepatnya ke Jerman. Varo segera melesat ke Bandara. Pikirannya kacau. "Gue mohon, lo bisa sembuh. Gue sayang lo Key." bibir nya tanpa henti mengucapkan itu. Setelah sampai, ia langsung berlari masuk mencari keberadaan Key, ada Aster dan kedua orangtua nya.
"Bun, Key baik-baik aja kan?" bertanya pada Hanin yang masih tersedu. Hanin menggeleng kan kepala nya. "Hanya 25% kemungkinan Key bisa hidup."
"Dan sepertinya nggak ada yang lo harapin Var," Aster memeluk Varo memberikan kekuatan. Key duduk diatas kursi roda.
"Aku nggak bisa ikut," Hanin memeluk Varo, "Kamu Nggak perlu ikut cukup doakan saja."
"Apapun yang terjadi kamu harus mengiklaskan!" kata Galih menenangkan putra nya sambil menepuk pundak Varo. Key datang menggunakan ambulance, "Kalo sesuatu terjadi ke key, Varo harus nyusul kesana!" perintah Hanin memeluk Varo sekali lagi.
Varo harus ikhlas sekarang, ia memandangi Keyra dengan wajah yang tak bisa diartikan. Varo tak ingin berpisah dengan Keyra tapi takdir yang harus memisahkan. Ia membelai rambut Keyra lalu mengecup kening Keyra pelan. "Terima kasih udah pernah hadir di hidup gue!" kalimat terakhir yang ia ucapkan pada Keyra. Setelah itu mereka pergi meninggalkan Varo sendiri. Varo menangis dimobil. "Gue nggak mau kehilangan lo."
"Gue harus gimana sekarang?!" teriak nya membanting stir mobil cukup keras.
Ia menelepon Rissa, rasa nya cuma Rissa yang ia butuhkan. Ntah kenapa.
Rissa tak kunjung menjawab nya. Jadi, lebih baik kepada Bulan saja.
Ia menunggu keluarnya Bulan dari dalam sekolah. Tak selang lama, Bulan keluar dengan Seul dan Quenby. Ia berjalan menemui Bulan.
"Lan, bisa ikut gue?" Bulan tersentak kaget melihat keadaan Varo yang memprihatinkan.
"Kenapa Tan?" Tanya Bulan mendekati Varo, Seul dan Quenby disuruh pulang duluan oleh Bulan.
Bulan mengikuti Varo masuk kedalam mobil.
"Key dibawa ke Jerman,"
"What?!"
"Emang di Indonesia nggak ada dokter yang bisa sembuhin Key." Varo menggeleng, "Terus lo nggak ikut?"
"Nggak, besok PAS masa gue harus ikut kesana."
"Bego?!" Bulan memukul Varo cukup keras.
"Sakit bego." ringis Varo, "Abis nya lo bikin gue greget sih." Ujar Bulan.
"PAS kan bisa nyusul, coba lo bayangin. Kalo ada yang nggak diinginin sama Key terjadi, emang lo nggak nyesel." Lanjut Bulan sambil menatap Varo dengan kesal. Apa yang dipikirkan oleh Varo sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1001 [COMPLETED] +Revisi+
Teen FictionMasa revisi. Gue nulis ini Untuk dia kakak senior gue. Sifat-nya benar-benar Gak bisa ditebak. Kadang dingin kadang juga bikin hangat. Tapi, dia selalu bikin kecewa entah itu tindakannya atau pikirannya. Semua yang di lakuin dia selalu salah di mata...