Part 24 : Will you marry me?

180 20 0
                                    

Yoongi berjalan melewati koridor gedung apartemen Yura. Ia memegang sebuah bunga mawar ditangan nya. Saat ia sampai didepan pintu apartemen Yura, ia segera memencet bel. Menunggu sekitar dua menit, akhirnya pintu terbuka. Seperti biasa, Yura yang berpenampilan apa adanya melihat Yoongi dengan wajah terkejut.

Sekarang hari minggu, butik Yura tidak buka dua minggu sekali. Yoongi selalu menghitung jadwal Yura. Minggu ini adalah jadwal butik Yura tutup.

"Yoo..." mata Yura terputus.

"Ya, aku tidak memberi kabar sebelum kesini" Yoongi memotong kalimat Yura. Yura menggembungkan pipinya.

"Masuklah oppa" tawar Yura, Yoongi segera melangkah ke ruang tengah. Yoongi duduk di sofa depan tv, Yura ikut duduk di samping Yoongi.

"Untukmu" Yoongi memberikan bunga yang dari tadi Yura tidak menyadarinya ada ditangan Yoongi.

"Ah, gomawo oppa" Yura menerimanya dengan senang hati.

Yoongi mengacak puncak kepala Yura. Banginya, Yura mudah sekali bahagia. Hal sederhana dan kecil mampu mengukir senyum indah diwajah nya.

"Aku ingin kencan denganmu nanti malam" ucap Yoongi tanpa menoleh kearah Yura.

"Hah? Tiba-tiba sekali oppa" ucap Yura, mengingat sekarang sudah pukul empat sore.

"Aku memang seperti itu" ucap Yoongi enteng. Ia kembali bangkit dari duduknya.

"Oppa mau kemana?" Tanya Yura menatap Yoongi yang melangkah menuju pintu. Ia mengejar Yoongi.

"Aku mau kembali ke gedung entertainment sebentar Yura. Hmm, bisakah kita ketemuannya langsung di taman tempat kita biasa bertemu?" Tanya Yoongi yang sudah berdiri didepan pintu apartemen Yura.

"Huuuft, baiklah, bisa kok oppa" Yura menundukkan kepalanya.

"Baiklah, jam tujuh malam, jangan terlambat chagia" pipi Yura langsung mengeluarkan semburat merah. Yoongi sangat jarang memanggilnya seperti itu. Yoongi terkekeh pelan melihat lucunya wajah Yura.

"Aku pergi dulu" Yoongi mengacak puncak kepala Yura.

"Nee oppa" ucap Yura dengan pipi yang masih merona.

Yoongi melangkah menjauh dari apartemen Yura. Yura hanya menatap punggung kekasihnya itu hingga menghilang dari tatapannya. Kemudian ia masuk kedalam apartemennya kembali. Kini ia tidak sesering dulu bertemu dengan Yoongi, tapi tidak apa. Lagi-lagi Yura hanya harus mengerti keadaan Yoongi.

*****

Yura keluar dari mobilnya. Seperti yang dibilang Yoongi tadi, ia datang di taman tepat jam tujuh malam. Ia mengedarkan pandangan mencari sosok kekasihnya, namun tidak ia temukan. Ia memilih berjalan di taman, dan duduk disalah satu kursi taman. Ia sering duduk di kursi ini dengan Yoongi. Ia memilih menunggu Yoongi disini.

Setengah jam menunggu, Yoongi tetap tidak terlihat oleh Yura. Ia sudah menghubungi Yoongi beberapa kali tadi, namun tidak ada jawaban dari Yoongi. Ia mendengus kesal, selalu seperti ini. Ia memutuskan untuk menunggu lagi.

"Kenapa lama sekali" gumam Yura sambil melihat ponselnya. Waktu hampir menunjukan pukul delapan malam.

"Yura...!" Seorang namja tampak berlari kearahnya, Yura menatap namja itu dengan sebal.

"Ah, maafkan aku Yura, aku terlambat" ucap Yoongi dan duduk disampingnya.

"Terlambat satu jam" ucap Yura bersungut-sungut pada Yoongi, pipinya menggembung.

"Haah, maafkan aku Yura. Tadi ada urusan yang harus aku selesaikan" Yoongi merangkul bahu Yura.

"Kamu kira menunggu satu jam itu sebentar? Bagaimana kalau aku diculik, gimana kalo aku hilang, gimana kalo aku kehujanan, atau aku karatan nunggu oppa" Yoongi terkekeh mendengar penuturan Yura.

Only Mine (Min Yoongi) [AND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang