Prologue

2 0 0
                                    


Alkisah, disebuah negeri yang berada di pusat benua. Lokasi nya yang strategis tersebut membuat negeri itu menjadi pusat perdagangan di benua tersebut. Banyak pedagang berlalu-lalang melewati negeri tersebut, tak sedikit juga yang mampir sekalian menjual barang dagangannya. Tentu saja itu sudah pasti membuat negeri tersebut makmur. Negeri tersebut bernama "Parara", negeri yang kaya dan indah. Ya , "indah" bagi mereka yang berkuasa. Seriap malam seminggu dua kali di istana digelar pesta untuk para bangsawan dan saudagar kaya yang sedang mampir di Parara. Pesta tersebut sengaja digelar oleh sang raja yang bernama  Loui, guna menarik dan menjaga pandangan para saudagar agar tetap nyaman dan menyukai Parara.

Di balik pesta yang dilaksanakan dua kali dalam seminggu tersebut, ada rakyat yang kelaparan dan dilanda kemiskinan jauh berada dari luar istana. Mereka adalah rakyat "pinggiran" itulah sebutannya karna mereka yang tinggal di sepanjang pinggiran Parara. Mereka hanya bisa meratapi pahitnya kehidupan mereka, mereka hanya bisa melihat gemerlapnya istana saat sedang menggelar pesta dua minggu sekali itu dari kejauhan. Kehidupan yang pahit dan menyiksa itu disebabkan karena kemiskinan yang tak dapat diselesaikan, kemiskinan yang disebabkan oleh pemerasan pemungutan pajak yang tiap tahun makin naik. Rakyat dipaksa untuk membayar pajak yang tinggi, padahal setiap tahun banyak mata pencaharian rakyat yang "digusur" oleh kerajaan. Contohnya, lahan pertanian yang semakin banyak dihancurkan dan diganti dengan perumahan untuk para bangsawan dan anggota kerajaan lainnya. Bagaimana rakyat mau mendapatkan penghasilan untuk membayar pajak yang kian meningkat setiap tahunnya?. 

Raja melalui bala tentaranya menyerang dan menghancurkan rumah para pemberontak yang mencoba menggulingkan kekuasaan raja. ada beberapa kejadian yang dimana ada sekelompok kecil dari pinggiran kota mencoba untuk melakukan pemberontakan di pusat kota dengan cara membakar hasil panen yang dibawa dari lumbung penyimpanan. Kelompok tersebut tidak hanya sekali atau dua kali dalam menjalankan aksi pemberontakannya itu. Tetapi, mereka sudah setidaknya sepuluh kali dalam melakukan aksi pemberontakan. Tentu saja pemberontakannya tidak hanya berpusat di pusat kota dengan membakar hasil panen. Tapi, mereka juga melancarkan aksi pemberontakan yang beragam seperti, penyerangan terhadap kereta kuda yang ditunggangi bangsawan, penyerangan terhadap para prajurit kesatria yang sedang berjalan di tengah keramaian kota, dan juga mereka pernah menyerang pesta yang diselenggarakan oleh raja di istana. Namun, saat penyerangan pesta di istana mereka tidak berhasil. Aksi mereka gagal lantaran masih kurangnya persiapan dan taktik dalam penyerangan. Kelompok tersebut seringkali disebut oleh para rakyat dengan nama " kesatria hitam", disebut begitu karna mereka biasa memakai pakaian serba hitam dengan wajah tertutup ( hanya mata yang terlihat).

Jika dilihat dari satu sisi memang negeri Parara terlihat makmur, indah, serta nyaman untuk ditempati. Banyak rumor tersebar ke seluruh negeri di penjuru dunia bahwa parara merupakan negeri ternyaman untuk dijadikan tempat tinggal. Tak ada yang tau mengenai sisi gelap negeri Parara yang dikenal "Mengerikan" itu, mereka hanya mengetahui sisi indahnya saja tanpa mencari tahu apakah Parara mempunyai sisi gelapnya? dan seperti apa sisi gelapnya?

Tak sedikit orang yang berdatangan untuk melihat "keindahan" negeri Parara yang didengarnya dari banyak orang. Memang saat orang-orang mengunjungi Parara mereka sangat senang karena, mereka kesana sekedar ingin merasakan keindahan dan kenikmatan negeri Parara. Para pendatang disuguhkan penginapan-penginapan yang terbilang nyaman. Para pelayannya merupakan wanita-wanita yang menarik, pantas jika mereka nyaman dan mengatakan Parara merupakan negeri yang indah. 

Pemukiman-pemukiman rakyat miskin juga sengaja dipisahkan dari pusat kota. Hal tersebut dilakukan agar negeri tersebut terhindar dari kata "negeri yang dimana rakyatnya menderita", dan juga tentu saja menjaga agar para pendatang tak berhenti berdatangan. Dengan banyaknya pendatang yang bertujuan baik itu untuk berdagang atau hanya sekedar berlibur, tentu saja menaikan pendapatan negara tersebut. Ujung-ujung nya memang demi keuntungan, demi uang, demi harta, bukan demi kesejahteraan negara.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 22, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

pararaWhere stories live. Discover now