Hallo, namaku Dey.
Hari pertamaku sekolah, hari ini memang hari yg melelahkan. Semua siswa baru disekolah ini harus melaksanakan tugas yg diberikan oleh guru-guru.Aku sempat kesal tetapi tetap kujalani, jika tidak, bisa-bisa habis nyawaku ditelan oleh guru itu.
Aku mengikuti tes, tes untuk mencari kelas dimana aku akan belajar. Jika nilaiku tinggi maka aku akan dapat kelas atas dan jika nilaiku rendah aku akan berada dikelas bawah. Aku berharap semoga saja aku mendapat kelas atas, itu adalah impianku.
Tetapi sebelum aku mengikuti tes, aku berada dikelas atas karena nilai UN ku tinggi, tetapi aku tidak tau apakah aku bertahan dikelas ini atau tidak. Aku harap aku bertahan.
"Siapa disini yg udah punya pacar" ujar seorang osis.
Aku sontak melirik teman disampingku.
Bolehkah aku menyebutnya teman? padahal aku sama sekali tak mengenalinya.
"Hey, punya pacar gak?" tanya orang disampingku sambil berbisik.
Aku menggeleng, "nggak"
Santai saja, orang disampingku ini perempuan, dia cantik, berambut panjang dan hidungnya agak pesek. eh tapi aku juga begitu.
"Angkat tangan, kakak kasih coklat nih" tawar osis itu lagi.
Aku hanya menggelengkan kepalaku melihat osis yg sedang berjaga dikelas ini untuk menghibur adik kelas baru seperti kami. Aku heran, apakah semua osis seperti ini?, kerjaannya hanya membuat lelucon dan mengerjai kami, seperti salah satu osis lelaki yg kini sedang menatapku. Oh ayolah dari sekian banyaknya orang disini, kenapa harus aku?
"Kamu yg dibelakang, coba maju"
Kutunjuk diriku sendiri, "saya?"
"Nggak, ibu kamu"
Semua yg berada diruangan ini puntertawa terbahak-bahak. kurasakan pipiku memanas. sialan.
"Cepet maju" desak osis itu lagi.
Kulangkahkan kakiku menuju kedepan. sesampainya aku disana, aku melihat wajah teman-temanku yg menatapku antusias. memangnya aku semenarik itu ya sampai mereka menatapku begitu?
"Punya pacar gak?" tanya osis lelaki itu.
"Nggak" jawabku.
Osis itu mengulurkan tangannya, "kenalin, Gara, panggil aja kak Ara"
Aku menjabat tangannya, "iya, nama saya Deyfa, panggil aja Dey"
Kami melepaskan tautan tangan kami.
"Karna kakak udah punya pacar, kamu gombalin kakak itu aja" kak Ara menunjuk teman lelaki osisinya yg sedang duduk dibangku guru.
Semua yg berada dikelas itu pun tertawa dan bertepuk tangan.
Untuk kesekian kalinya harga diriku hilang entah kemana.
Kutolehkan kepalaku kearah kakak yg dimaksud.
"Tanyain sendiri namanya trus gombalin dia sampe baper"
Aku menggeleng kuat, "maaf kak, tapi saya gak bisa"
Kak Ara mengernyit heran, "kenapa? belum pernah pacaran ya?" tanyanya dengan intonasi tinggi sehingga membuat seluruh warga kelas mulai riuh tertawa. Menertawakan aku yg hanya bisa menunduk menahan tangis.
"Eh Gara, lo keterlaluan banget sih bercandanya, liat tuh nangis kan" ucap kakak yg ditunjuk tadi oleh kak Ara.
"Apaan sih cuma bercanda doang, dianya aja yg cengeng?"
Ya, ku akui diriku memang cengeng. tapi candaan kali ini sangatlah tidak lucu menurutku. Mempermalukanku didepan teman-teman membuatku merasa sangat malu.
"Diem dan kalian semua yg ketawa, kalian gaboleh ketawain temen kalian gitu, mana korsa kalian?"
Seisi kelas hening dan aku ditarik oleh kakak yg sialnya aku tidak tau namanya. Ia membawaku keluar kelas.
Kami berjalan dan sampai pada bangku taman. kami duduk, ia mengambil sesuatu dari kantong sakunya.
"Nih tisu"
Aku melirik tisu itu dan mengambilnya ragu, "makasih kak"
"Soal Gara tadi, sebagai perwakilan, kakak minta maaf ya, Gara emang suka keterlaluan kalo bercanda"
Aku mengangguk, "iya kak"
"Oh iya, kenalin, nama kakak jean"
"D-"
"Dey, salken ya"
Aku mengangguk.
Kak Jean berbeda. Ia lebih baik dan ia juga sangat perhatian. Sikapnya dewasa membuatku nyaman.
Terimakasih kak.
(EDISI REVISI)
HAI SEMUA, maaf buat readers yg udah baca part ini. aku ngerevisinya cuma tambah-tambahin cerita doang, ngga ngubah kok. semoga suka ya, aku bakal revisi part yg lain juga!:)
KAMU SEDANG MEMBACA
His Posesif✔️
Roman d'amourIni pertama kalinya Deyfa mengalami kisah cinta yg menggebu dan membuatnya buta sesaat. Karena keposesifan seorang yg dicintainya maka semakin waktu, buta itu memudar dan menimbulkan kesadaran. Ia sadar bahwa seorang yg dicintainya begitu hanya kare...