13. Sweet Chaos

1.6K 242 17
                                    

Daniarpoint of view

Dulu, aku sama sekali tidak tertarik dengan mahasiswa asing yang selalu menjadi mahasiswaku. Tetapi, entah kenapa waktu itu ketika mataku bertemu tatap dengan matanya, semesta seolah merancang takdir yang begitu apik untukku. Duniaku seakan berhenti hanya dengan melihat senyumnya yang mengembang ketika ia disambut ramah mahasiswa asli kampus ini.

Aku, Daniar Candra Farid, sepertinya telah jatuh cinta untuk kali pertamanya.

Sebenarnya ada banyak hal yang membuatku tertarik dengan gadis asal China bernama Wang Reira itu. Dia menarik, jelas. Gadis itu —dengan kecerdasannya mampu menyesuaikan semuanya dengan cepat. Pelafalannya dalam berbicara berbahasa Indonesia pun menurutku sangat baik, walau terkadang ada beberapa yang agak aneh dalam pengucapannya, gadis itu belajar dengan sangat cepat.

Gadis itu sangat menarik. Di saat yang lain menunjukkan tatapan kagumnya ke arahku, dia... Sama sekali tak melakukannya. Bahkan ketika dengan sengaja aku mengatakan bahwa lembar tugasnya tidak ada di lokerku kali minggu ke dua waktu itu, gadis itu terlihat kesal sekali kepadaku.

Ingin sekali rasanya kutarik mesra dia lalu mencubit pipinya dengan lembut. Ah, entahlah, gadis itu sangat cantik dan menggemaskan di waktu yang bersamaan.

Oh, ayolah...

Sangat langka seorang Daniar bisa tertarik seperti ini kepada gadis yang bukan asli pribumi. Gadis itu cantik, terlampau cantik menurutku. Dengan pipi chubby, rambut pendek sebahu, poni yang membuatnya semakin manis, tinggi yang hanya sebatas bahuku, serta bibir plumnya yang selalu menggodaku untuk ku ci—

"Sedang memikirkan apa kau?!"

Aku tersentak kaget.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku lumayan kencang, membuatku menoleh dan langsung menatap tajam ke arah Jasper yang ternyata sudah duduk manis di sebelahku. Dia kemudian tersenyum tidak jelas ketika bermain ponselnya— mengundangku untuk mengintip sedikit, penasaran dengan apa yang membuatnya tersenyum seperti orang sakit jiwa seperti itu.

Aku mendengus keras-keras ketika tau bahwa gadis asal Korea bernama Na Keyla-lah yang membuatnya menjadi sinting seperti itu. Setelah putus dengan kekasihnya beberapa minggu yang lalu, Jasper memang gencar mengincar gadis itu. Entah apa yang ada dipikiran otak kecilnya itu, yang jelas dia tidak sadar diri kalau dia seperti om-om mesum yang tengah mengincar gadis polos.

Tunggu sebentar....

Aku juga mengincar mahasiswaku sendiri kan? Tapi... Reira itu terlalu bar-bar, dia tidak sekalem Keyla. Jadi kita anggap saja kalau Reira itu bukan gadis polos.

Lagi-lagi aku tersenyum.

"Aku rasa kalian berdua memang sudah gila." Johnny, dosen Sastra Inggris yang termasuk dalam circle pertemananku bergidik ngeri sebelum pergi meninggalkan ruangan.

Baik aku dan Jasper saling berpandangan kemudian mengangkat bahu sama-sama acuh sebelum fokus ke aktivitas masing-masing.

"Bagaimana hubunganmu dengan Reira?" Tanya Jasper memecah keheningan di antara kami.

Aku meliriknya sebelum menjawab. "Akhir-akhir ini semakin membaik sih... Walau sering mendebatkan masalah sepele. Kau sendiri bagaimana?"

Ku dengar Jasper seperti menghembuskan napasnya pelan sehingga membuatku penasaran dan menatapnya. "Kalian bertengkar?"

Jasper tidak menggeleng, tapi tidak menganggukkan kepalanya. "Entahlah... Tapi akhir-akhir ini hubungan kami sedang tidak baik-baik saja."

"Semoga kalian lekas mencari jalan keluarnya dan hubungan kalian segera membaik."

- r e n j a n a -

"Kakak..."

Reira dari tadi sibuk menggangguku, padahal ia tau kalau aku sedang sibuk dengan pekerjaanku. Sebenarnya salahku juga yang menyuruhnya ke apartemenku tapi aku malah sibuk sendiri seperti ini.

"Aku bosan..." Pada akhirnya gadis itu memilih untuk duduk di sampingku, kedua matanya bahkan ikut fokus ke makalah yang saat ini aku pegang.

"Masih lama ya?"

"Hmm..." Aku mengangguk kemudian menatapnya bingung, "sudah bosan?"

"Lanjutkan saja kalau belum selesai." 

Aku kini mengalihkan perhatianku ke Reira kala gadis itu bangkit dari duduknya. "Mau ke mana?"

Reira yang awalnya sedang memainkan ponselnya langsung menatap ke arahku. "Eh? Aku mau ke luar sebentar."

"Mau apa?" Tanyaku bingung.

"Aku tadi go food kopi, siapa tau kakak mau kopi kan?"

Astaga...

Aku hanya diam saja ketika dia sudah pergi ke luar apartemen. Beberapa menit kemudian dia datang lagi dengan dua cup kopi di tangannya. Sebelum ia kembali duduk di sebelahku, dia meletakkan kopi yang satunya di sisi meja yang jauh dari tumpukan makalah dan laptopku yang masih menyala.

"Setelah ini mau cari makan ke luar?"

Gadis itu masih meminum kopinya saat dia menoleh dan menatapku bingung. "Mau ke mana?"

Aku membalik lembar makalah yang ada di tanganku sebelum kembali meliriknya. "Terserah saja sih... Soalnya di kulkas tidak ada bahan makanan."

"Oke," Reira mengangguk paham. "Nanti sekalian belanja bahan makanan untuk stok Kakak..."

"Hmm?" Aku menatapnya bingung.

Dia balas menatapku, "Tidak mau?"

"Mau." Balasku sambil mendengus geli.

Dia itu lucu. Selalu saja memasang ekspresi galak padahal ia sangat peduli terhadapku.

"Bagaimana kuliahmu hari ini?"

"Kuliahku?" Ia bangkit berdiri kemudian membuang gelas cup plastik kopinya tadi ke tempat sampah yang ada di dapur. Lalu kembali lagi dan duduk di sebelahku, "Biasa saja sih... Sama seperti biasanya."

Aku mengangguk kemudian membereskan tumpukan makalah yang sudah ku nilai. "Sudah selesai. Ayo kita cari makan sekarang."

•--•

•--•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Note :

Jadi ini spesial chapter khusus Daniar POV ya!

Sampai jumpa lagi di next chapter!

RENJANA | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang