Peringatan: mengandung adegan dewasa. Kalau belum dewasa, bacanya harus tutup mata sebelah. Biar dosanya juga cuma separuh.
"Kau punya kekasih?"
Setelah hampir tiga puluh menit, mereka belum memutuskan keadaan aman. Maka dari itu, keduanya masih duduk di tempat yang sama. Menyandarkan tubuh di tubuh yang lainnya.
Type membuka matanya setelah mendengar pertanyaan barusan. Dia tidak salah dengar Tharn menanyakan statusnya, tapi dia menangkap ada hawa-hawa kejanggalan dari pertanyaan lelaki itu.
"Memangnya kenapa?"
"Yang kudengar kau tidak punya kekasih, tapi aku perlu memastikannya sendiri?"
Type mencebik. Merasa terhina.
Dia memang tidak punya kekasih, bukan berarti Type kekurangan cinta. Keluarga, saudara, dan teman-temannya tidak kurang dalam memberikan cinta. Apa lagi partner seks-nya, merekalah yang memberikan cinta terbesar untuk Type. Kalau sudah begitu, keberadaan kekasih tidak begitu penting bagi Type.
Tapi bagaimana dengan Tharn? Apa itu penting baginya?
"Terus terang aku tidak punya kekasih. Menurutku, kekasih tidaklah penting sementara keluarga, sahabat, dan pekerjaan mendominasi kehidupanku." Type menggeliat sedikit. Mengangkat kepalanya dari bahu Tharn. Menekuknya ke kanan kiri sampai mengeluarkan bunyi gemeletuk kasar. Kemudian kepala itu kembali diletakkan di tempat semula. "Kalau aku sudah membutuhkan perhatian lebih, aku akan mulai mencarinya."
"Ooo."
"Bagaimana denganmu?"
Tharn mendesah dulu, tersenyum kemudian, lalu menjawab. "Aku juga belum. Saat ini sedang dalam mode membutuhkan perhatian berlebih. Butuh seseorang yang mau jadi kekasihku."
"Begitu, ya?"
"Mencari kekasih tampaknya harus berurusan dengan cinta-cintaan. Aku agak kesulitan soal itu," kata Tharn lagi. "Tapi sejujurnya aku sudah punya kandidat."
Type penasaran, tapi tidak sanggup menebak. Karena mereka tidak begitu kenal. Kumpulan mereka juga berbeda. Hanya kadang-kadang bertemu di pesta atau pertemuan-pertemuan kecil lainnya.
"Siapa?"
Dan Tharn pasang senyum tampan. "Kau!" jawabnya tegas, membuat Type nyengir lebar, kemudian tertawa keras. "Aku serius!"
"Tidak ada basa-basi sama sekali."
Lelaki di sebelahnya mengangguk. "Kau mau jadi kekasihku sekarang atau nanti?"
"Itu namanya pemaksaan. Lagi pula aku bukan gay."
Tharn mengangkat kedua bahunya. "Gay atau bukan kita tetap bisa jadi kekasih. Memangnya tidak bisa, lelaki normal kencan dengan lelaki normal lainnya? Tidak ada patokan dalam sebuah hubungan, kan?" Tharn mengerling ke mata Type. "Jadi, mau sekarang atau nanti?"
"Sejujurnya aku tidak pernah dalam posisi seperti ini. Tapi ... aku akan pikir-pikir dulu."
"Untuk dijadikan pertimbangan ..."
Tharn membawa dirinya menghadap Type. Menangkup kedua pipi lelaki di depannya itu dengan kedua telapak tangannya. Halus bertemu kasar, tapi Tharn dan Type tidak peduli. Tidak mengadakan proses yang lama, bibirnya segera dibawa ke bibir Type. Mengecup ringan, kemudian mengecup berat. Tharn melumat bibir Type, menjilatinya seperti dia melakukannya pada sesuatu yang disukainya.
Type tidak membalas, dia mati rasa. Dimainkan oleh Tharn bukanlah hal bagus, tapi berada di tangan lelaki itu membuatnya nyaman. Tangannya menelusup di sekitaran leher Tharn, melingkar kemudian meraup surai hitam Tharn dengan jemarinya. Menarik dan menekan sesukanya. Sebentar kemudian dia membalas ciuman Tharn. Membuat lidah mereka tertaut, bergulat licin seperti belut di dalam rongga mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Bite
RomanceType mempercayai adanya makhluk mitos seperti Drakula dan Manusia serigala. Dia ingin bertemu satu di antara makhluk itu dan minta keabadian. Ketika mabuk di pesta temannya, hampir-hampir Type percaya telah menemukan satu Drakula yang bersedia mengi...