chapter 9

1.3K 138 9
                                    

Sinar matahari yang masuk lewat celah-celah jendela menerpa wajah seseorang yang sedang tertidur dengan nyenyak sehingga membuat nya terbangun

"Akhh! Kepala ku"
Dia meringis kesakitan, karena kepala nya yang terasa sangat sakit

Dia tidak ingat apapun, yang dia ingat hanyalah
Dia sedang pergi dengan kekasih nya ke sebuah bar

"Kau sudah bangun?"
Dia menoleh kearah pria yang sedang bersandar di pintu kamarnya

"Kepala ku sang-"

"Mandilah habis ini makan, aku sudah menyiapkan makanan"

"Jam berapa sekarang?"

"Jam 9 lewat"

"Apa?! Kenapa kau tidak membangunkan ku?! Aku harus sekolah!"

"Kau pikir aku tidak sekolah? Lagipula aku sudah meminta ijin jadi tenanglah dan istirahat"

"Kau sang-"

"Menyebalkan! Aku tau itu, jadi cepatlah mandi sebelum aku yang memandikan mu"

"Kalau begitu keluar!"

"Kenapa?"

"KELUAR!!"

"Baiklah, tidak usah berteriak seperti itu nona sana"
Dahyun berlari karena sana sudah mengangkat lampu tidur yang siap dia lemparkan

"Siapa yang membawaku pulang malam tadi?"

"Aku!"
Teriak dahyun dari luar

"Apa?!"
Sana terkejut dengan perkataan dahyun
Dia bingung kenapa dahyun selalu bisa mendengar perkataannya walau jarak mereka jauh

"Tidak usah berterima kasih! Sudah kewajiban ku menjaga calon istriku!"

"Dia benar benar me-"

"Nyebalkan!!"
Teriak dahyun lagi yang membuat sana benar-benar tidak ingin berbicara lagi

Sana langsung berjalan kekamar mandi dan membersihkan dirinya

Sekarang dia sudah bersih,
sebenarnya dia tidak ingin keluar kamar, tapi keadaan tidak mendukung karena perut nya sedang salam keadaan kosong

"Kau ingin makan?"
Tanya dahyun dengan mata yang masih menatap tv
Tapi sana tidak menjawab pertanyaan dahyun, dia langsung berjalan menuju dapur

"Siapa yang mem-"
Sana terkejut karena ada cukup banyak makanan yang tersedia di meja makannya

"Aku yang membuat dan menyiapkan nya"
Dahyun datang dari arah belakang

"Cepatlah makan aku sudah lapar"
Dahyun duduk lebih dulu

"Kau belum ma-"

"Aku menunggu mu, jadi sekarang cepat duduk dan makanlah, butuh perjuangan untuk memasak ini"

"Bisakah kau tidak memotong setiap perkataan ku?!"
Sana kesal karena dahyun selalu memotong apa yang dia ingin katakan

"Kau ingin perut mu dalam keadaan lapar?"
Dahyun mengambil kan piring untuk sana

Sana sempat terdiam dengan sikap dahyun, setelah dia pikir ternyata dahyun adalah orang yang mandiri dan memperhatikan orang yang di sekitar nya

"Jangan melamun! Cepat makan nanti dingin"
Sana menggeleng-gelengkan kepala nya
Dia dengan cepat menyantap makanan yang ada di piring nya

"Uhuk! Uhuk!"
Sana tersedak karena makan terlalu cepat

"Kalau makan pelan-pelan saja, ini minu-"
Belum sempat dahyun menyelesaikan dialognya sana sudah mengambil gelas yang ada ditangan dahyun

you in my heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang