"Hgnnn~Ian...Ian...!" panggil Roan dengan suara seraknya akibat minum-minum.
"Hm? Kok gue disini, perasaan tadi lagi...."
Flashback on
"Roan?" tanya seorang namja saat di bar.
"Eh! lu Iky?" seketika kedua namja tersebut tertawa lepas dan bercerita tentang banyak hal satu sama lain.
"Ro, lu udah punya calon belum nih?" tanya Iky yang memberhentikan tawa Roan.
"Belum tapi gue lagi naksir aja, gue takut buat ungkapin perasaan gue. Kalau lu?" Roan bertanya balik setelah menjawab pertanyaan Iky.
"Belum juga hahaha, nyari yeoja yang setia sekarang susah. Gimana kalau kita minum? Buat refresing gitu" tangan Iky mengambil botol bir dan menuangkan kedalam dua gelas kecil.
"Boleh, tapi kali ini lu yang bayarin gue" pinta Roan dan mengambil gelas miliknya yang sudah diisi.
"Chears..."
Flasback off
"Habis itu gue ngapain ya?" Roan bertanya pada dirinya sendiri dan bingung sendiri juga.
Daripada bingung, Roan lebih baik pergi beranjak dari sofa dan istirahat dikamarnya. Jalannya juga masih sedikit lunglai dan kakinya belum kuat menopang tubuhnya.
"Tck Ian dimana? Pas gue butuh ga ada hah..." helaan nafas panjang terdengar dari mulut Roan.
Pelan-pelan Roan mulai menaikki anak tangga satu per satu dengan waktu yang mungkin akan memakan waktu untuk sampai keatas.
"Woah sampai juga" ucap bahagia Roan.
"Ahhh~ahhm hmm" langkah Roan terhenti saat mendengar suara yang tak asing buat Roan di arah kamar Aldi.
"I ini suara...Ian! Woy hyung tua buka cepet! Lu apain Ian hah?!" Roan terus mengetuk pintu keras-keras dan mencoba membuka paksa pintu kamar Aldi.
Kaki Roan yang tadi lemas dan kepala masih terasa pusing, langsung menjadi kuat untuk mendobrak pintu kamar Aldi yang terkunci.
Telinga Roan terus mendengar suara desahan Ian dari dalam kamar Aldi. Emosi Roan juga semakin menjadi.
"Hm~ah ah ah~" desah Ian lagi dan didengar oleh Roan dari balik pintu.
Aldi pov
"Ian~Ian masih mau main atau berenti hm?" bisik gue ditelinga Ian yang masih membelakangi gue sejak awal.
"Hm hm masih~" anggukan kecil dari Ian dengan wajah erotisnya.
"Hyung! Buka atau gue dobrak nih pintu?!" awalnya gue ga peduli ancaman Roan yang berada diluar. Tapi tuh bocah beneran dobrak pintu gue lumayan keras.
"Ian sayang, udah dulu ya. Sekarang Ian pake baju, oke?" tangan gue memungut pakaian Ian dan memakaikan pakaian maidnya seperti semula lagi. Gue juga harus cepet-cepet pakai baju, kalau ga Roan bisa liat gue lagi telanjang.
Roan juga gak berenti dobrak pintu kamar gue. Juga tentunya ribut, jendela kamar gue sedikit getar.
"Iya Roan! Bentar, ini hyung mau keluar" gue tinggal dua kancing lagi dan...
Brak!!!
Pintu kamar gue berhasil di dobrak Roan.
"Ian?! Kamu diapain? Jawab!" tampak sangat khawatir Roan saat melihat Ian yang pakaiannya berantakan, juga kedua tangan Roan memegang pundak milik Ian.
Tapi wajah Ian terlihat kecewa dengan melirik ke arah Aldi yang sedang berdiri di belakang Roan.
Author pov
"Hoi hyung? Ini anak orang, lu taukan?! Dia juga masih kecil...!!" sudah terlarut dalam emosi sampai kerah baju Aldi yang belum sepenuhnya tertutup di cekal oleh Roan.
"Santai dulu hmm? Lagian lu juga.....tertarikkan sama Ian~? Hahaha ayo Ian, kita isi perut mungil Ian" nada bisik yang mengintimidasi dari Aldi membuat Roan cukup bungkam dan Aldi melenggang pergi dengan Ian, meninggalkan Roan yang terdiam selama beberapa menit.
"Ck sialan!!" ucap Roan dan juga pergi meninggalkan kamar Aldi yang masih berantakan. Kaki Roan membawanya menuruni anak tangga dan mendapati Aldi berduaan dengan... Ian.
Tangan kiri Aldi terus merangkul pundak Ian yang duduk disampingnya. Sementara tangan kanan Aldi menyuapi makanan ke mulut Ian sedikit-sedikit.
"Modus lu hyung...?" ucap Roan yang masih melangkah turun tangga.
"Om pedofil kurang belaian" tambah Roan yang membuat Aldi melirik kesal pada Roan.
"Bilang aja lu iri. Ian~Ian sayang tuan gak?" tanya Aldi pada Ian yang masih dalam pengaruh obatnya.
"Hgn~iya~" jawab Ian dan...CHU~
Ciuman lembut mendarat dibibir milik Aldi dan disaksikan Roan."Liat? Ian sayang sama gue dan-"
Tok! Tok! Tok!
Ucapan Aldi langsung terpotong saat mendengar bunyi ketukan pintu.
Roan yang tadi terdiam langsung bergerak cepat membuka pintu dan bingung siapa yang datang ke rumah jam segini dan ini juga sudah larut malam.
"Lama banget bukanya" ceplos Tama saat melihat Roan yang membukakan pintunya.
"Ian mana? Kenapa bukan Ian yang buka?" mendengar ucapan Tama, Roan melihat kearah Aldi yang sedang duduk di sofa.
"Tuh! Disana!" Roan menaikkan nada bicaranya dengan rasa kesal dan langsung beranjak pergi naik tangga. Entah apa yang merasukinya kali ini, melihat Ian berduaan dengan orang lain rasanya sangat menyakiti hatinya. Apalagi melihat Ian yang sedang bermesraan dengan Aldi.
Apakah mungkin ini tanda-tanda rasa cinta pada Ian?
Roan juga masih bingung dengan perasaannya sendiri.
Next chapter:)
Jangan lupa untuk baca kelanjutannya ya:)Oh my my my♪ ♬ ヾ('︶'♡)ノ ♬ ♪
Enjoying the story?
Mohon maaf kalau ada typo dan kata-kata kasar.
Jangan lupa juga untuk beri dukungannya ya(≧∇≦)satu dukungan dari kalian sangat berharga bagi author😁
SEE YOU♡♥♡♥♡
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] 3 Top 1 Bottom [SlowUpdate]
DiversosPROSES REVISI Tiga orang tertarik pada seorang namja manis yang bekerja menjadi pembantu di rumah mereka?