26

642 96 15
                                    

Kurang lebih dua minggu sebelum pesta pertunangan dilangsungkan, Sowon berniat menjalankan rencananya itu. Dia menelepon Jisoo dan memberitahukan soal rencana yang sudah ia katakan pada Yongsun. Mungkin ini adalah momen yang cukup tepat untuk melancarkan aksinya.

Sowon memberi saran pada Jisoo untuk mengundang Yongsun dan ibu Yongsun untuk minum teh. Kira-kira seperti pesta minum teh yang santai antara calon keluarganya itu. Namun yang diundang hanyalah wanita saja, sedangkan pria tidak. Mendengar ide itu, Jisoo langsung menyetujuinya dan membicarakan niat ini pada ibunya. Sang ibu setuju dan malah sangat senang, karena katanya ia belum pernah bicara secara santai dengan keluarga Yongsun, terlebih pada calon besannya.

Setelah membicarakan itu, ibu Jisoo langsung mengabari keluarga Yongsun dan mengajaknya pesta teh bersama. Dengan adanya ajakan itu, Yongsun sudah tahu kalau ini adalah bagian dari siasat mereka, Sowon pun sudah memberitahu rencana ini padanya.

Tibalah harinya, pesta teh diadakan sore hari. Yongsun meminta ibunya untuk pergi duluan ke rumah Seokjin.

"Kenapa? Lebih baik kita pergi bersama kan? Apa yang akan mereka pikirkan kalau kita tidak datang bersama." Sang ibu agak bingung dengan ide anaknya itu. Dia tidak setuju.

"Begini, aku ingin membelikan mereka beberapa barang dulu sebelum berkunjung. Yah, kira-kira hadiah kecil saja, ibu. Aku juga ingin sedikit mempercantik diriku sebelum menemui calon mertua dan adik iparku. Tidak masalah kan?" Yongsung terpaksa mengatakan itu semua san ia kelihatan sudah sangat mahir dalam berbohong. Mungkin ia bisa mendapat kesempatan untuk  menjadi seorang artis.

Sang ibu pun tanpa curiga mengizinkan anaknya, ia pun pergi duluan meninggalkan anaknya. Di sanalah Yongsun mulai melancarkan aksinya.

"Astaga, apa aku benar-benar harus memakai pakaian yang terlalu santai ke sana?" tanya Yongsun pada dirinya sendiri. Ia sudah terbiasa pergi ke mana-mana dengan pakaian jalan, sekalipun pergi ke rumah kenalannya.

Namun, mungkin saja ibu Seokjin akan sedikit merasa tidak cocok dengan Yongsun kalau ia memakai pakaian yang terlewat santainya. Ia pun memilih mengenakan hoodie dan juga celana piyama panjang. Ia juga tidak make up, bahkan sisiran pun tidak. Ia malah sengaja menjepit rambutnya dengan jepitan, sehingga mebuat penampilannya seperti orang yang habis mengerjakan pekerjaan rumah yang melelahkan dan membuatnya kepanasan. Sungguh penampikan yang tak pantas untuk pergi ke acara keluarga.

Setelah itu, ia masih bisa memainkan ponselnya hingga telat 30 menit dari waktu yang dijanjikan, lalu ia berangkat ke rumah Seokjin. Selama tiga puluh menit itu, Yongsun mengabaikan telepon dari ibunya yang sudah misscall sebanyak 3 kali.

Sementara itu di rumah Seokjin, Ibu Yongsun sudah merasa tak enak dengan ibu Seokjin dan Jisoo. Mereka jadinya hanya minum teh dan berbicara bertiga saja. Ditambah Jisoo yang dari tadi kelihatan seperti memanas-manasi kedua pihak. Ibu Yongsun pun tak dapat memberi komentar apa-apa. Ia hanya diam mendengar Jisoo membicarakan perempuan lain.

Setelah 15 menit di perjalanan— yang tentunya ia perlambat kecepatan mobilnya— ia sampai di rumah Seokjin. Lalu menekan bel rumah Seokjin.

"Sepertinya dia sudah datang!" ucap ibu Yongsun yang sudah tak sabaran sejak tadi.

"Astaga, dia telat 45 menit. Hampir sejam." Jisoo memperhatikan jam dinding berwarna kuning mengkilap yang tergantung di sana. "Kakak tak akan suka dengan tipe oerempuan seperti itu."

"Jisoo, cukup." Ibunya memandang ibu Yongsun yang hanya diam saja.

Saat pintu ruangan luas itu terbuka, alangkah kagetnya kedua ibu di sana melihat penampilan Yongsun yang seperti baru bangun tidur.

"Astaga Yongsun! Kenapa kau seperti itu? Bukannya kau bilang mau ke salon?"

"Ah tidak, aku bilang mempercantik diri. Dengan beristirahat sebentar supaya aku lebih segar setelah tidur siang. Tapi aku salah, aku tertidur lumayan lama, dan juga tidak senpat membelikan hadiah. Maafkan aku, semua." Yongsun membungkuk. "Maaf atas keterlambatanku dan ketidaknyamanan ini."

sculpture | sowjin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang