13.Tampar

373 33 4
                                    

"Halo?"Rendy merebut ponselnya.

"Ren lu harus ke mall sekarang!"

"Mall?"

"Melda lagi sama Arhan jalan berduaan di mall!"jelas Amanar

"Apa lu ga bohong kan?"saut Rendy

Aku menatap Rendy yang terlihat khawatir

"Gue ga bohong tadi Amanar kirim foto Melda ke gue dia lagi di Senayan."

"Lu ga coba telepon dia?"

"Dia reject telepon gue."

"Gue kesana!"Rendy mematikan panggilannya.

Aku melihat Rendy dengan tatapan bertanya tanya,"lu kenapa panik gini ren?"tanyaku masih tak mengerti

"Nanti lu juga tau."Rendy meraih tanganku menggandengku menuju parkiran.

Rendy mengendarai motor dengan kecepatan tinggi,menyalip kendaraan dengan bersih membuat beberapa pengendara lain tampak kesal dengan tindakan nya ini untung saja tidak ada polisi.

Berkali kali Aku memperingati Rendy namun Rendy malah semakin melajukan motornya dengan kecepatan tinggi

Aku menggidik ngeri melihat wajah Rendy yang serius.

nih cowo serem juga kalo lagi serius

Tak lama kami berdua samapai mall

"Bisa cepet ga si jalannya."Rendy menarik tanganku

Aku berjalan tertatih menyamakan langkah kaki Rendy yang dua kali lebih cepat dibanding langkah kaki ku

Rendy melepas genggamannya ketika melihat Arhan dan Melda tengah berdebat.

"Ren tenang dulu."tahanku mengikuti Rendy dan mencoba
menghentikannya

"Gue harus cegah Arhan bawa Melda bar."jelas Rendy menarik Arhan.
"ikut gue!!"seret Rendy

Melda berlari menghampiriku.

"Lu gapapa kan mel?"tanyaku menatap Melda khawatir

"Gapapa bar,kita harus cegah Rendy gue takut dia malah berantem sama Arhan,mereka berdua itu musuh bebuyutan."jelas Melda membuatku ikut panik

"Rendy,lu gaboleh gegabah tahan emosi lu jangan berantem disini."
ucapku menahan Rendy

Rendy tidak menggubris dan semakin menyeret Arhan menuju tempat yang sepi

"Maksud lu apa deketin Melda haa?"Rendy menarik kerah baju Arhan

Tatapan kebencian Arhan memudar ia mencoba bersikap tenang."karna gue suka sama dia."jawab Arhan lantang

Bughhhhh satu pukulan mendarat tepat di pipi Arhan membuatnya tersungkur ke tanah.

"RENDYY!!"aku dan Melda berteriak bersamaan ketika Rendy memukul Arhan.

Arhan mengepalkan tangannya ia tidak terima akan perlakuan Rendy belum sempat melakukan pembelaan Rendy sudah menarik Arhan berdiri dan menghajar nya lagi.

Arhan yang semula hanya diam kini mulai terpancing emosi lalu menghajar balik Rendy keduanya saling menghajar.melihat itu aku dan Melda tidak bisa berbuat apa apa selain meneriaki mereka untuk berhenti.

Berkali kali Melda menghubungi Amanar namun panggilannya tidak dijawab.

Arhan tersungkur ke tanah sudut bibirnya robek kedua pipinya terlihat lebam.

"Gue peringatin sama lu jangan deketin Melda!!!"teriak Rendy berapi api kini posisinya di atas Arhan yang tersungkur di tanah

"Ren udah ren kesian Arhan."Melda mencoba melerai

2 bulan bersamamu (Rendy Juliansyah)[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang