بسم الله الرحمن الرحيم
°°°
SUDAH dua Minggu ayahnya Meera di rawat. Dua Minggu berlalu saya masih belum menceritakan apa-apa pada keluarga saya dan Meera.
Saya bingung, saya ingin menceritakannya, tapi ayahnya Meera masih belum pulih, takut jantungnya kambuh lagi. Tapi saya tidak ingin berlama-lama lagi menyembunyikan kebohongan ini.
Yaallah bantu saya.
Setiap harinya, saya selalu merasa bersalah pada Abi dan umi, karena mereka selalu bersemangat menyiapkan pernikahan saya dengan Meera yang jelas tidak akan pernah terjadi.
Saya tidak ingin kebohongan ini berlanjut lama, hingga membuat dua belah pihak kecewa, saya khawatir umi dan ibunya Meera sudah menyiapkan segala keperluan untuk pernikahan.
Apapun resikonya nanti, akan saya tanggung. Yang penting saya bisa menceritakan yang sebenarnya sebelum terlambat.
Baru saja saya akan pergi ke ruang inap ayahnya Meera, seseorang memanggil saya, dengan terpaksa saya ikut bersamanya.
2 jam berlalu..
Saya pikir pertemuan tadi akan sebentar,tapi ternyata tidak. Saya di panggil ke ruang kepala, dan ternyata saya ada tugas, yang jelas tugas ini tidak bisa saya tolak, saya harus menceritakan ini pada Abi dan umi.
Sudahlah, sekarang saatnya menceritakan yang sebenarnya pada kedua orang tua saya dan Meera.
Untungnya, ruang inap ayah Meera tidak terlalu jauh dengan tempat saya tadi, jadi tidak menguras banyak waktu lagi, saya langsung masuk ke dalam ruang inapnya, yang kebetulan sedang ada Abi dan umi karena mereka sedang menjenguk.
"Assalamualaikum." Salam saya di balas oleh mereka.
"Kebetulan kita sedang berkumpul, ada yang mau Shidqi bicarakan." Ucap saya to the point.
"Tunggu, biar Meera saja yang menjelaskan." Potong Meera.
Meera menatap saya dengan tersenyum lalu mengangguk. Sepertinya dia sudah tau maksud dari ucapan saya.
"Papah tolong jangan syok mendengar penjelasan Meera, Meera mohon mengertilah keadaan Meera, Meera harus menceritakan ini." Ucap Meera.
Keadaan mulai dingin, hening, terus pokus mendengar ucapan Meera.
"Sejujurnya, Meera masih trauma dengan kejadian Minggu lalu, kejadian dimana Meera akan di perkosa oleh seorang pria." Ucap Meera mulai terisak.
Tunggu, ko Meera jadi ngomongin ini? apakah ini salah satu caranya menjelaskan agar ayahnya tidak syok?
"Setiap malamnya, Meera ga bisa tidur karena terus keinget kejadian itu, Meera merasa kotor, Meera takut."
"Nak..."
"Bentar pah, dengarkan ucapan Meera, Meera belum selesai."
"Karena kejadian itu, Meera jadi takut setiap kali mendengar kata 'sex' Meera jadi trauma, padahal Meera sama sekali tidak sampai di seperti itukan, naudzubillah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjemput Cinta[A Doctor]✓
Любовные романы⚠️Spin off Takdir Cinta[HmHs] [Spiritual-romansa-islami] Atharauf Albi shidqirazam, dokter muda tampan yang di sukai banyak kaum (hawa), namun, tidak ada satupun dari mereka (hawa) yang bisa mencuri hatinya. Hingga datang, seorang wanita yang tid...