23. perpisahan

2.3K 99 0
                                    

"karena sejatinya,tidak ada yang abadi di dunia ini. Ketika kata 'bertemu' hadir, maka bersiaplah dengan kata 'berpisah' karena keduanya sudah sepaket."

°°°

"Semuanya udah siap?"

"Sudah umi, tinggal pergi nanti sore."

"Jangan sampai telat, kamu berangkat lebih awal aja."

"Iya umi."

Sore ini, tepat jam 17:00 saya akan pergi terbang ke Jerman, untuk menuntut ilmu lagi. Alhamdulillah saya di beri kepercayaan untuk menjadi prof.

Rasanya masih seperti mimpi, di umur saya yang masih 26 ini, saya bisa mewujudkan impian saya dulu, yaitu menjadi seorang profesor.

Tak henti-hentinya saya ucapkan syukur pada Allah atas semua karunia-Nya ini.

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 13)

Sungguh, Allah maha baik, Allah maha perencana terbaik.

Dulu, sebelum saya menjadi seorang dokter, saya sempat merasa 'mustahil' bahwa impian saya menjadi seorang profesor di usia muda itu akan saya dapatkan.

Tetapi, "Man Jadda wa jada" saya selalu mengingat kata itu, abi umi selalu memberi saya semangat menggunakan kata itu.

Saya selalu ingat nasehat umi dulu saat saya masih SMP.

"Nak, kalau kamu benar-benar serius sama impian kamu, maka kamupun mengejarnya harus dengan serius, jangan setengah-setengah."

"tapi umi, rasanya mustahil Shidqi bisa wujudin mimpi Shidqi."

"Sutt.. tidak ada yang mustahil bagi Allah, kamu harus yakin kamu bisa mencapainya. Ingatnak, man Jadda wa jada, barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dapatlah ia."

"Jadi kamu harus yakin, kamu harus bersungguh-sungguh agar mimpi kamu tercapai, umi selalu mendoakan kamu nak, umi yakin kamu bisa mencapainya, hamasah!"

Saya selalu tersenyum mengingat momen itu, umi benar-benar wanita terhebat dalam hidup saya. Tanpa umi, tanpa doanya, saya tidak akan bisa mencapai semua ini.

"Umii..."

Umi menoleh, lalu saya mendekatinya dan memeluknya.

"Umi makasih sudah selalu dukung Abang, selalu semangatin Abang dari dulu sampe sekarang, sampai impian Abang tercapai." Ucap saya terharu.

Saya menangis mendekap umi, bodo amat diejek cengeng oleh sinanpun, yang saya pedulikan saat ini, hati saya benar-benar ingin menangis.

"Sama-sama sayang, udah jadi tugas umi buat selalu semangatin kamu, udah jangan nangis, abangkan udah gede." Ucap umi sambil menghapus air mata saya.

Kami terkekeh bersama.

"Udah lama loh Abang ga nangis gini ke umi, harusnya umi seneng dong."

Menjemput Cinta[A Doctor]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang