bag.32

1K 50 1
                                    

Suara sendok dan garpu yang berbenturan dengan piring memenuhi ruang makan tempat dimana seorang wanita paruhbaya, seorang laki-laki paruhbaya, dan seorang pria muda sedang duduk menyantap makan malam mereka masing-masing.


Tak ada satu patah katapun keluar dari mulut mereka. Terlihat pria dan wanita paruhbaya yang merupakan suami istri itu diam menikmati makanan mereka. Sedang seorang pria muda  dengan kaos pendek berwarna hijau army dan celana pendek berwarna hitam pekat itu terlihat melamun.


Flashback

Ibrahim's Pov

"Halagh ngeles aja elo! Emang kasian kenapa?" Tanyaku kepo

"Kasian aja.. diusianya yang masih muda yakni 30 tahun, dia harus melewati banyak hal yang tak menyenangkan bagi hidupnya. Elo tau gak, bahkan dulu, 9 tahun yang lalu, saat Lissa masih berumur 21 tahun, dia harus menerima kenyataan bahwa suaminya meninggal dunia tepat setelah 2 bulan pernikahan mereka." Kata Riyan sambil menatap lurus kedepan dengan ekspresi wajah sedih.

"Jadi dia udah nikah???" Tanyaku bingung


"Iya.. Lissa menikah dengan perwira Polisi, namanya ka Rehan, dia adalah anak dari salah satu teman ibuku. Setahuku, Rehan dan Lissa menikah 1 tahun setelah kepulangan Lissa  dari Bali. Lissa  mengorbankan kuliahnya dan memilih ta'aruf lalu menikah dengan ka Rehan." Kata Riyan melanjutkan.

"Eh tunggu! Elo bilang mereka menikah setelah kepulangan dia dari Bali?? Maksudnya?" Tanyaku semakin bingung.

"Iya, emang gue  belum bilang yah ke  elo.. kalo Lissa dulu pernah tinggal dan kuliah diBali??" Tanya Riyan balik.


Aku menggeleng pelan masih sedikit belum paham akan perkataan Riyan.

"Oh.. hhe.. jadi nih.. 10 tahun yang lalu Lissa pernah tinggal dan kuliah di Bali, cuman gue gak terlalu tau dia tuh kuliah di Denpasar atau Giannyar.. tapi, setahu gue dia  cuman kuliah selama beberapa bulan disana, terus dia pulang kesini dan 1 tahun setelah itu dia nikah sama ka  Rehan." Kata Riyan lagi.

"Pernah tinggal di Bali???"  Tanyaku pada diriku sendiri.


"Terus kenapa yang namanya Rehan itu meninggal??" Tanyaku masih penasaran.

"Dia mengalami kecelakaan tunggal saat melewati tikungan dipinggir hutan. Mobilnya oleng dan masuk kejurang. Saat ditemukan, ka Rehan dan uminya Lissa sudah meninggal dunia ditempat kejadian." Jawab Riyan sambil kembali menyeruput kopinya.


"Jadi saat itu suaminya Lissa didalam mobil dengan ibunya Lissa?? Dan ibunya Lissa juga meninggal??" Tanyaku memastikan.

Riyan mengangguk pelan
"Lissa  sangat terpukul, disaat yang bersamaan dia  kehilangan dua  orang yang paling ia sayangi. Terlebih dia dan ka  Rehan masih bisa dibilang pengantin baru. Lagi cinta-cintanya eh.. Alloh berkehendak lain.." Rehan menghela nafas kasar.

Aku terdiam saat Riyan bilang yang intinya mereka lagi cinta2nya justru Alloh memisahkan mereka.


"Tepat 2 minggu setelah meninggalnya ka Rehan dan ibunya. Lissa  dinyatakan positif hamil. Tapi karena rasa syok, kehilangan dan terpukul yang amat dalam. Dokter mengatakan kalau kandungan Lissa sangat lemah dan mungkin jika Lissa masih terus dalam keadaan yang sedih teramat sangat, justru akan membahayakan janinnya. Dan benar saja, 1 bulan setelah dinyatakan positif hamil, Lissa mengalami pendarahan hebat dan akhirnya keguguran. Ujian yang Alloh berikan padanya dengan mengambil  orang2 yang sangat ia sayangi benar2  telah membuat seorang Lissa hancur. Dia menjadi jarang tersenyum, suka menyendiri didalam rumah.." Riyan terlihat sedih menceritakan kehidupan wanita bernama Lissa itu.



Karnamu dan Agamamu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang