TWO

24 4 1
                                    

Brukk..

Alexa terjatuh dalam keadaan terlentang dilantai dan seorang pria diatasnya.
Alexa terpaku saat menatap manik mata seorang pria yang berada diatasnya, sungguh saat indah.

"Cantik" -batin devan.

Alexa yang tersadar ia menjadi pusat perhatian pun segera mendorong laki-laki tersebut.

"Sorry" -ucapku

Tapi laki-laki tersebut hanya menatap Alexa lalu pergi begitu saja.

"Ishh, dasar tembok!" Ucapku jengkel.

Devano aldio gerald, pria tampan dengan mata elangnya, memiliki rahang tegas, berkulit eksotis, dan mempunyai bentuk tubuh atletis. Ughh nyaris sempurna ladies!

Kringgg.. Kringgg

Tak lama setelah itu bel masuk pun berbunyi, lantas alexa bergegas memasuki ruang kelas dengan wajah jengkelnya.

"Widiii princess lexa ko muka nya gitu, belum disetrika ya?" -Ucap aldo dengan wajah mengejeknya.

"Bacot nyt!" -maki ku pada aldo, teman sekelas alexa yang sangat sangat petakilan dan errr menyebalkan!

Sedangkan adinda, sahabat lexa hanya menatap lexa bingung.

"Lo kenapa xa? Tumben" -tanyanya

"Lo liat sendiri kejadiannya!" -kesalku, padahl jelas-jelas dinda melihat kejadian menyebalkan itu.

"Hehe, mangap dong xa" - kekehnya.

"Maaf dinda! Bukan mangap!" -ucapku dengan wajah kesal.

"Oke dinda maafin" -ucapnya seraya terkekeh

"Pengen hujat, astaghfirullah untung temen" -batin lexa jengah

"Ehh xa, cowo yang tadi tabrakan sama lo ganteng kan?" -ucapnya semangat

"B aja" Sahutku malas

"Gilaa lo xa! Dia itu devan xa devan! Kapten basket! Masa lo ga kenal!?" -ucapnya kesal

"Ga penting" -kataku

"yaudah" -sahutnya sambil mendengus

"Eh din, btw ko bu susi blm masuk kelas?" Tanya ku pada dinda, tumben sekali guru mata pelajaran matematika itu, biasanya dia tidak pernah telat.

"Ohh , kita kan free sampe istirahat nanti, soalnya guru-guru ada rapat mendadak" -jelas adinda.

"Ohh" -kataku seraya melenggang pergi meningkatkan kelas yang mulai berisik itu

"Ehhh kampet kemana lo!?" -teriak dinda

"Kantin" -jawabku singkat.

-------------

Suasana koridor saat ini sangat ramai, banyak sekali yang menyapaku dan aku hanya membalasnya dengan senyuman.

"Buk baksonya satu pedes yaah" -ucapku pada bik nanni, penjual bakso dikantin SMA garuda ini.

"Siap neng" -sahutnya

"Ini neng pesanannya" -ucap bik nanni

"Iya, makasih bik" Kataku sambil tersenyum.

Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menepuk pundakku cukup keras.

Uhukk.. Uhukk..

Aku terbatuk-batuk, dan langsung menyeruput air yang telah disediakan.
Sedangkan yang menepuk pundakku itu hanya menunjukkan cengiran bodohnya.

"Sorry xa, hehe reflek gue" -ucap alex dengan cengiran nya.

"Lo mau bikin adek lo yang cantik aduhai ini mati karna tersedak bakso hah!?" Kataku jengkel.

"Ellahh sorry xa" Sahutnya

"Ehh xa sorry gue baru nyusul, hehe" -ucap dinda sambil duduk dihadapanku.

"Hmmm" -sahutku malas.

Tiba-tiba suasana kantin mulai ramai saat devan ddk memasuki kantin, hampir semua memberikan tatapan kagum dan iri kepada tiga sekawan itu. Kecuali lexa tentunya.

"Ahhh calon suami guee" -ucap dinda sambil memperhatikan devan dkk.

"Alay lo!" Ucapku dan bang alex bersamaan

Sedangkan adinda hanya mendengus kesal.

Tiba-tiba mataku bertemu dengan manik mata devan, kami bertatapan lumayan lama hingga suara bang alex menyadarkan ku.

"Ekhemmm, udah kali tatapannya" -ucapnya sambil tersenyum menggoda

"Apasih" -elakku

Hingga akhirnya aku melihat devan tersenyum kearah ku, senyuman yang jarang ia tunjukkan kepada semua orang, termasuk sahabatnya.

Anjirr ko gue degdegan gini -batin alexa.
 

-----------------------------------------------------------------
TBC')



sincerity of love   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang