[VXVI] Em...

4.4K 517 48
                                    


Aku ngetiknya buru-buru. So mian kalau nggak ngefeel.

.

Awalnya aku kira taman bermain itu hanya asal bicara, ternyata memang benar-benar terjadi.

Aku sempat berfikir berulang kali. Renjun? Pesychopath? taman bermain?. Mustahil.

Kenyataan berkata lain.
Seseram seramnya renjun, dia juga memiliki sisi kekanak kanakan.

Hampir semua wahana permainan sudah aku dan renjun jelajahi. Jika biasnya si wanita lah yang mengajak bahkan memaksa, lalu si pria berkata 'Aku tidak suka wahana seperti itu, terlalu kekanak-kanakan'. Mungkin sebagian pasangan seperti itu. Bedang dengan kami.

"Ahhhh renjunnn.....,aku nggak mau naik!!!!!". 
Aku mengelak saat renjun menunjuk wahana biang lala yang berputar Slow motion.

"Kenapa? Tadi kan aku ngajak kamu kesini buat naik itu. Kenapa sekarang nggak mau?".

Sebentar aku menutup mata. Lalu sedikit mengintip wahana yang terbentang tinggi di depan mata telanjangku.

Ah....ottokae?

Aku punya trauma pada biang lala.

"Kamu punya tauma ya?".

Seperti sedang membaca pikiranku. Renjun tiba-tiba saja berkata seperti itu membuat kepalaku menggangguk otomatis.

" Baguslah".

"Mwo?". Aku membulatkan mata.

Apa-apaan sih psycho ini?.

" Aku akan mengubah traumamu menjadi kesan menyenangkan. Tunggu nanti ya!!!!". Jawab renjun tidak lupa dengan senyumnya.

.

Tubuhku rasanya melayang tepat saat bianglala di nyalakan.

Keringat pun mulai keluar dari pori-pori kulitku.

"Jebal". cicitku yang pastinya masih bisa di dengar oleh pria di sebelahku.

Sentuhan terasa di pergelangan tangan. Tak lama kemudia masuk kedalam sela-sela jari hingga kaitannya semakin erat.

Renjun menggandeng tanganku. Membuat sedikit rasa takutku hilang.

" Don't be afraid baby". ucap renjun sembari menggiring kepalaku menuju pundaknya.

Ia mengelus surai hitamku berulang kali. Membuatku terhanyut dan berniat memejamkan mata.

Namun sedetik kemudian renjun berbisik hal yang membuat jantungku seperti menerima pukulan.

"Aku dengar ada banyak rumor yang mengatakan kalau lelaki dan perempuan berciuman di dalam bianglala, dua orang itu akan menjadi pasangan. Iya nggak sih?".

Mendengar pertanyaan dari renjun, membuatku langsung bangun dari pundaknya.

Aku berusaha tenang agar renjun tidak mengetahui wajah tersipuku saat ini.

Coba pikir-pikir. Bagaimana bisa dia membicarakan hal sefrontal itu di hadapan lawan jenisnya?

" Mu...mungkin".

"Kalu begitu, maukan kamu melakukannya denganku?".

ahajsjsjsh........SIAPAPUN TOLONG BAWA GUE PERGI DARI SINI!!!!!!!

" Eh?".

"Maukan?".

Renjun mendekatkan tubuhnya hingga jarak diantara kita hanya sebesar kepalan tangan.

Tangan kirinya megunciku antara tubuhnya dan sisi lain biang lala.
Sedangkan tangan kanannya entah sejak kapan mendarat manis di bawah daguku. Ia mengangkat ujung daguku hingga menjadi spot yang nyaman untuk berciuman.

1 menit.....

2 menit.....

Aku dan renjun hanya bertatapan muka. Tidak ada pergerakan sama sekali.

Mataku mengerjap berulang kali. Bertanya-tanya apa yang harus aku lalukan agar situasi tidak mengenakkan ini cepat berakhir.

Sesuatu sampai di otakku. Sesuatu yang mengatakan untukku agar menutup mata, mengijinkan beda milik renjun menyentuh bibirku.

Seperti mendapat lampu hijau, renjun tanpa ragu mencium ku.

cup~


sampai menit ke 4, tidak ada pergergerakan.
Namun entah tidak tahan atau mulai kehabisa napas, aku dengan bodohnya memancing renjun untuk bergerak.

Dan terjadilah.  itu.

(Bayangin aja sendiri ok😅. Aku ndak kuat lagi nulisnya. Udah baper duluan)

Vote and comment juseooooo!!!!!!!

My Psychopath X Huang Renjun☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang