Rai menaburkan bunga pada makam itu. Tangannya mengusap batu nisan. Ada rasa tak percaya diri ketika ia memandang batu itu. Membaca nama dari balik hati. Kesedihan yang entah sejak kapan hadir.
Rai mengambil napas. Aroma bunga Kamboja tak mengganggunya. Ia tersenyum. Seakan berusaha berbicara pada makam itu.
"Hai ... aku ke sini hanya untuk mengucapkan terimakasih. Tanpamu, aku tidak akan mengerti bagaimana melindunginya. Menyayanginya dengan benar. Terimakasih karena pernah memberikan warna pada hidupnya. Tinggallah dengan tenang. Ada aku yang akan menjaganya."
"Rai, sampai kapan kamu akan berjongkok di sana. Ini sudah lebih dari setengah jam. Bunda sampai capek menunggumu. Ini sudah hampir hujan!"
Rai hanya tersenyum. Memandang Yumna yang berkacak pinggang di depan sana. Ia menganggukkan kepalanya.
"Sebentar," ujarnya. Ia segera bergegas berdiri. Menoleh sekilas untuk bergumam, "terimakasih."
Rai melangkah menyusul Yumna. Menggandeng tangan itu. Berjalan beriringan di tengah banyak pusara. Bukan suasana mistis yang mereka rasakan. Melainkan kesan romantis. Rai mengembangkan senyum.
"Kenapa dari tadi kamu tersenyum? Ada yang lucu?"
Rai menggeleng. "Bukan. Hanya saja aku merasakan sebuah keajaiban. Dirimu. Aku tersenyum karena itu." Rai membawa tangan Yumna untuk dikecup. Cukup lama. Sampai Yumna sendiri yang melepaskan.
"Mesum!"
Teriak Yumna. Dia berlari meninggalkan Rai.
Rai mengembuskan napas lega. Sekali lagi, senyumnya terbit. Ia menoleh. Menangkap seseorang yang tengah berdiri di atas pusara Afandhi. Lelaki itu tersenyum padanya. Mengangguk sekilas kemudian menghilang.
***
Fyuh!
Akhirnya cerita ini tamat juga. Ya Allah Zafa nggak nyangka. Bisa nyelesaikan naskah yang kurang banyak dalam waktu satu malam.
Maaf kalau banyak kekurangan, nggak jelas atau apalah itu. Yang terpenting ... Zafa dengan bangga menyatakan kalau Novel ini tamat dan akan ikut lomba.
Sekali lagi, terimakasih yang udah mau baca. Zafa benar-benar mengucapkan terimakasih lho.
Dan yang terakhir Zafa juga mau ngucapin terimakasih untuk Amb Publisher yang menggelar challenge. Terimakasih kalau tidak ada kalian, Zafa mana mungkin bisa menyelesaikan satu cerita Novel dalam waktu seratus hari 😊
Pokoknya Zafa mau ngucapin terimakasih. Untuk semua pihak. Tanpa kalian, Zafa bukan siapa-siapa.
Oh iya, untuk para pembaca, tolong doain menang ya ... karena kalau sampai diterbitkan, akan ada kejutan di versi cetak. Terimakasih. 😊😊
Salam sayang,
Zafa Diah.
Selasa, 24 Desember 2019 (23.30)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yumna's Secret
Teen Fiction"Cerita ini telah diikut sertakan dalam kompetisi ODWC menyambut Anniversary AMB Publisher tahun kedua." Yumna Khaura Adriyani. Putri terakhir dari keluarga Adriyansyah. Bersifat cuek--pada selain keluarga, suka beradu kekuatan terutama bagi yang me...