02 || Hari Sial Part 1

1.1K 145 46
                                    

Saking terburu-burunya, Dewa sampai tak menyempatkan sarapan paginya, padahal Bi Ayu sudah menyiapkan menu makanan yang banyak di atas meja makan.

Ketika Dewa berlari ke pintu namun, langkahnya harus terhenti ketika Bi Ayu memanggilnya.

"Den Dewa." Panggilan Bi Ayu membuat Dewa terpaksa harus berhenti dan berbalik arah menghadap bibi nya itu.

"Kenapa, Bi?''

"Maafin bibi ya, tadi gak bangunin Aden. Soalnya Bibi lihat, Aden masih nyenyak tidurnya gara-gara semalam Aden pulang larut malam." Dapat Dewa lihat dari raut wajah sedih Bi Ayu jika beliau merasa bersalah karena menganggap dirinya adalah penyebab telatnya dirinya.

"Ini semua bukan salahnya bibi kok, harusnya Mamah yang bangunin Dewa setiap pagi, tapi sayangnya mamah gak pernah ngelakuin hal itu buat Dewa."

Apa yang Dewa katakan memang benar, 24 jam dalam sehari namun, jarang sekali Dewa bisa bertatap muka dengan kedua orang tuanya. Seakan waktunya hanya mereka gunakan untuk pekerjaan mereka masing-masing tanpa mereka sadari bukan hanya sebuah pekerjaan yang harus diperhatikan melainkan juga Dewa.

"Semuanya akan berjalan sesuai rencana Tuhan. Jadi, Den Dewa anggap aja ini adalah skenario yang Tuhan berikan untuk peran utama agar bahagia nantinya," ucap Bi Ayu yang membuat Dewa tersenyum dan melupakan kesedihannya.

"Yaudah, minum dulu susunya. Sayang-sayang kan kalo dianggurin.'' Bibi pun mengangkat gelas susu itu sejajar dengan wajah Dewa.

Setelah menenggak habis segelas susu itu, Dewa pun segera berpamitan kepada Bi Ayu untuk bergegas menuju sekolahnya karena Dewa tau, guru tak akan mungkin menunda ulangan hanya karena menunggunya.

🌹🌹🌹

Sekarang ini Dewa merupakan anak SMA kelas XI jurusan IPS. Mungkin tidak dapat dipungkiri jika sesungguhnya Dewa adalah anak yang cerdas, namun entah mengapa kecerdasannya tertutupi dengan ulahnya yang urakan. Sedari Sekolah Dasar, Dewa sudah mendapat julukan sebagai siswa yang berprestasi, bahkan Dewa selalu menjadi siswa unggulan sekolah untuk mengikuti cerdas cermat yang diadakan tingkat sekolah, kabupaten maupun provinsi dan selalu berhasil keluar menjadi juara pertama.

Itu semua Dewa dapatkan tentunya dengan perjuangan yang melelahkan. Tiap harinya harus belajar siang malam tanpa henti dan mengorbankan masa kecilnya untuk bermain dengan teman sebayanya, itu semua Dewa lakukan agar dipandang sebagai anak yang cerdas oleh kedua orang tuanya, tetapi itu semua ternyata tak pernah terjadi. Orang tuanya seperti tak memperdulikan apa yang ia raih dan itu membuat Dewa jengah. Dewa merasa apa yang selama ini diperjuangkannya sia-sia dan tidak dipandang baik oleh kedua orang tuanya, maka semenjak masuk SMA, Dewa berubah total yang tadinya merupakan anak yang baik dan pintar menjadi anak yang pemalas dan biang masalah di sekolah.

🌹🌹🌹

Kembali dalam cerita, usaha Dewa untuk sampai di sekolah tepat waktu malah berakhir di ruang BK. Lagi, lagi, dan, lagi Dewa harus masuk ke ruangan yang lebih mistis dari ruang mayat, apalagi jika Dewa harus berhadapan dengan Bu Mia yang mempunyai perawakan ganas dan menyeramkan dengan penggaris besi yang biasa dibawanya kemana-mana. Dewa merupakan salah satu saksi bagaimana penggaris itu berhasil membuat tubuh siswa yang bermasalah menjadi lebam di keesokan harinya.

"Dewa!!'' Bukannya diam saat Bu Mia membentaknya, Dewa malah tertawa cekikikan ketika melihat wajah Bu Mia yang memerah dan tubuh gendutnya yang terlihat kembang kempis karena deru napasnya yang memburu.

"Kamu ngetawain saya? Hah!" Kini Dewa langsung menutup mulutnya ketika penggaris besi itu berada tepat di depan tubuhnya.

''Enggak kok, ibu itu kalo marah jadi makin cantik makanya tadi saya terpesona sama kecantikan ibu." Apa kalian tau, ini merupakan jurus andalan Dewa untuk meredakan amarah Bu Mia yang meletup-letup seperti popcorn.

Sadewa Biantara ( SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang