"Chandra oy!" Chandra menangkap bola basket yang melayang kearahnya. Dia melihat Vino yang tertawa lalu merangkulnya. "Bonyok lagi?" Tanya nya dan Chandra hanya meringis.
"Ya namanya juga cowok, emangnya lo, banci." Ujar Chandra dan Vino langsung tertawa, "Dih anak bangsat emang." Ujarnya lalu mereka sama-sama jalan di lorong sekolah.
Sampai, Chandra menghentikan langkahnya dan melihat Raka yang berada di ujung jalan. Dia menatap laki-laki itu sinis.
"Chan!" Vino memanggil laki-laki itu, tapi Chandra diam saja. Vino melihat arah pandangan Chandra lalu mengangguk paham setelah melihat Raka disana.
"Oh, jadi ini yang buat lo bonyok."
Chandra berdecak dan kembali berjalan, dia melihat Raka yang juga sedang memperhatikan dirinya.
"Chandra." Panggil laki-laki itu ketika Chandra hendak melewati nya.
Chandra menghela nafas dan menoleh kearah Raka. "Apa? Belum puas bonyokin gue? Gue udah bilang, bukan gue yang bikin cewek lo ngejauh,"
Raka terdiam.
"Semua masalah berasal dari lo sendiri Ka, jadi jangan nyalahin orang,"
"Muka gue belum siap nerima tonjokan lagi, masih perih, jadi kalo mau berantem kapan-kapan aja ya." Ujar Chandra lalu menepuk bahu Raka dan pergi melewati nya.
Raka terdiam, dia menoleh ke belakang melihat punggung Chandra yang perlahan sudah menjauh.
Sebenarnya, bukan itu alasan dia memanggil Chandra.
***
"Chandra!!"
Chandra berjalan cepat karena Alana terus-terusan mengejarnya, dia sama sekali tidak mau gadis itu melihat wajahnya yang sedang tidak beres ini.
"Chandra jangan cepet-cepet dong jalan nya!" Ujar Alana lalu sedikit berlari mengejar Chandra yang semakin lama semakin menjauh.
Chandra berjalan lebih cepat, perasaan parkiran dekat, tapi kenapa jadi jauh banget sekarang? Daritadi jalan nggak nyampe-nyampe.
Chandra merasakan ada seseorang yang menarik pergelangan tangannya. Chandra menghela nafas, akhirnya dia tertangkap juga oleh Alana.
"Kena." Ujar Alana sambil mengatur nafasnya.
Chandra tidak mau menatap Alana, dia tidak mau Alana melihat wajahnya.
"Gue mau ngomong." Ujar Alana dan Chandra masih sama sekali tidak mau melihat Alana.
"Ngomong aja." Jawabnya sambil menatap lurus ke depan.
Alana berdecak lalu menghadapkan wajah Chandra dan langsung terkejut melihat wajah Chandra yang babak belur, memar biru ada dimana-mana.
"Raka lagi?" Ujar Alana dan Chandra langsung menggeleng. "Bukan."
"Maafin Raka ya Chan." Ujar Alana memohon, Chandra melihat gadis itu yang tampaknya sangat sedih melihat wajahnya begini karena ulah Raka.
Chandra menghela nafas, seharusnya yang meminta maaf dan memohon seperti ini Raka, bukan Alana. Tapi, melihat betapa besarnya Alana menyukai Raka membuat Chandra langsung memaafkan kesalahan Raka.
"Iya gue maafin." Ujar Chandra dan gadis itu langsung tersenyum lebar.
"Gue obatin ya?"
"Nggak usah." Ujar Chandra cepat, dia melihat wajah Alana yang tampak bingung karena penolakan dirinya.
"Gue mau balik, udah ditunggu temen." Ujar Chandra lalu langsung berlari meninggalkan Alana.
Dia langsung pergi menuju parkiran dan menaiki motornya cepat. Chandra menghela nafas lega ketika gadis itu tidak mengikuti nya sampai kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gebetan (Crush) [COMPLETED]
Novela JuvenilChandra harus menerima hatinya yang patah akan seorang gadis. Namun, dia bertemu dengan gadis lain yang dijumpai nya di rumah sakit. Irene Maudy Putriana. Gadis malang yang tidak mempunyai warna dalam hidupnya. Pertemuan di rumah sakit itu malah m...