chap 40

83 6 0
                                    

“sudah puas?” tanya papa, allerd dan marcel menunduk.

“marcel, papa rasa kamu salah karena menyuruh allerd putus dengan Agatha. Karena papa tau allerd bahagia dengan Agatha dan juga latar belakangnya juga baik, jika kamu menyuruh allerd putus dengan Agatha lagi, allerd akan depresi dan bunuh diri lagi. Kamu mau itu terjadi?” tanya papa pada marcel, marcel masih menangis sesenggukan.

“dan allerd, kamu juga salah karena memanggil marcel dengan marganya saja. Kamu seperti memutus hubungan persaudaraan. Jadi disini kalian berdua sama sama salah.” Itu menjadi keputusan papanya, ia tidak memihak salah satu tapi ia melihat dari sisi yg salah dan yg benar hingga ia bisa memberi keputusan yg adil.

“sekarang kalian berdua saling minta maaf ya?” pinta mama nya,

Allerd mengulurkan tanganya pada marcel namun tidak menatap marcel, sedangkan marcel menerima uluran tangan itu tapi tidak menatap allerd.

“kalian ini, seperti saat kalian masih kecil saja. Kalau minta maaf saling gk mau lihat muka.” Ujar mama sambal menggelengkan kepala. Ia pun berdiri dan mengelus kepala marcel dan allerd bersamaan.

“kalian sudah dewasa, jangan berantem lagi ya?” pinta mama, “mama takut kalau kalian berantem pake pistol kayak dulu masih kecil.”

“dulu pistol mainan ma, gk bisa disamain dong.” Protes papanya,

“iya pa, dulu pake pistol mainan sekarang bisa pake pistol beneran.” Canda mama membuat allerd dan marcel sedikit tertawa.

“kalau kalian bunuh-bunuhan kan gk bisa hidup lagi, gk seperti dulu kalo abis ditembak bisa langsung berdiri lagi.” Canda mama nya membuat marcel dan allerd tertawa lagi.

“mama ih..” gumam marcel sambal menghapus air matanya

“gk usah diungkit-ungkit lagi ma.” Allerd menatap kesal kearah mamanya. Lalu ia menatap marcel, ia merentangkan tanganya dan marcel segera memeluk allerd.

“maafin abang ya?” pinta allerd

“marcel yg salah bang, maafin marcel ya?”

“maafin abang juga ya?”

“iya bang.”

Marcel tersenyum, allerd melepas pelukanya dan mencium kening dan pipi kanan marcel membuat marcel menunduk malu.

“kalian beli camilan gih, mama pengen nyemil.” Perintah mama

“martabak juga ya.” Celetuk papa

“ma, ntar mama gemuk loh kalo nyemil terus.” Ujar marcel

“papa juga nih, masih inget aja sama martabak.” Timpal allerd, martabak adalah salah satu makanan favorit papanya dari dulu. Dan sekarang minta allerd untuk membelinya, huh.. ada ada aja.

“mumpung kesini, papa pengen makan martabak.”

“iya deh, ntar allerd beliin.” Balas allerd terpaksa, mau ditolak pun gk bisa daripada ntar allerd disuruh beli lagi kan repot mending sekalian aja.

“yaudah berangkat gih, papa pengen cepet cepet makan martabak.”

“ngusir banget.” Cibir marcel, mereka berdua pun segera pergi sesuai perintah mama dan papanya.

Setelah allerd dan marcel benar benar keluar mama duduk disamping papa, “bagaimana jika tadi allerd benar benar memilih memakai nama Anderson? Papa hampir aja bikin marcel mati serangan jantung.” Ujar mama kesal

senior high school 3 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang