Home Sick

14 0 0
                                    

Tak peduli kemanapun dan sejauh apapun kita pergi, pada akhirnya tujuan akhir kita kembali hanyalah rumah.

 

Semester tiga menjadi semester yang cukup melelahkan dan membuat segalanya berubah tak seusai harapan, bahkan untuk urusan organisasi dan rapat saja jadwalnya sudah mulai berbenturan. Belum lagi masalah internal dengan kawan satu kosan, masalah akademik, masalah keuangan semua muncul bersamaan di smester ini. terkadang ingin rasanya aku sejenak bernafas lega tanpa ada beban itu semua dalam pikiran ku, ingin rasanya untuk menghindar dari semua urusan sudah muak, ingin berhenti namun terkesan seperti pecundang yang menyerah begitu saja terhadap pilihan yang pernah aku tetapkan.

Disaat terpuruk seperti inilah yang aku pikirkan hanya pulang, beristirahat dari semua kesibukan yang harus aku jalankan. Keluarga menuggu di rumah, mereka yang merindu sering terlupakan. Jujur aku rindu susasana hangat rumah dan percakapan bersama keluarga. Namun, waktu seakan tak pernah berhenti untuk terus berputar hingga tak memberikan kesempatan padaku untuk menunda satu hal untuk hal lainnya. Terkadang pengorbanan harus dibutuhkan untuk mendapatkan hal yang lain. Bahkan aku sampai harus mengorbankan satu kegiatan agar terjalani semua kegiatan. Kemudian satu hal yang sangat terlewatkan ketika keluarga sedang berlibur bersama dan hanya aku yang tak ikut serta dalam acara keluarga ku sendiri.

Ketika aku merasakan lelah yang sangat menguras hati dan pikiran dari sekian kesibukan yang terjadi di kota hujan ini sering membuat ku merenung, 'apa yang harus diperbaiki?' lelah.. ingin rasanya diam sejenak tanpa hanphone tanpa rapat ke sana ke mari, ingin mencium aroma masakan sayur ibu di rumah, sedang apa mereka saat ini, Ibu, Ayah dan Adik.

"cukup!" batinku, aku segera menyadarkan diri ku sendiri agar tak terlalu larut dalam kesedihan dalam kerinduan.

Jika terus seperti ini aku akan sangat terlihat lemah, namun aku butuh hal ini untuk menyegarkan pikirannku kembali, atau another plan karena Sukabumi menurutku sangat jauh, errr sebenarnya dibuat jauh karena kemacetannya, jadi aku berikir ulang bagaimana jika aku pulang ke Bekasi saja, tempat di mana aku sejenak bisa memulihkan pikiran ini meskipun bukan dengan istirahat, karena bagaimana akan istirahat jika tiap kali aku datang ke Bekasi, pasti selalu diajak berkeliling kota mencari hal baru bersama Bibi ku. Bekasi menjadi tempat ke dua ku yang rutin aku kunjungi, tepatnya rumah Bibi ku yang menikah dengan orang Bekasi di tahun 2013 silam, sejak itulah aku mulai serng mengunjungi Bekasi.

|Kamis, April 12nd 2018 |

"Yep. Getting ready! Gau ke rumah Bibi aja ah" aku langsung mengabari Bibi melalui whatsapp agar dia menyambut kedatanganku, agar tidak terlalu kaget jika aku datang ke sana.

Wait... the most important thing that yaa biar aku dijemput di stasiun kreta karena meskipun rumah Bibi ku ini kompleks yang cukup terkenal di Bekasi Barat ini bisa dituju dari berbagai sudut jalan yang membuatku kebingungan dan meminimalisir tingkat kesasaran. Ugh! Aku berharap hari ini tidak ada kuliah, tapi harapan aku selalu tak berefek apa-apa, tetap saja aku harus masuk kelas sekitar pukul satu siang.

***

Akhirnya kelas ku selesai tidak tepat pada waktunya, meskipun dosennya masuk terlambat sehingga membuat keterlambatan pulang juga dan kendala pun tidak cukup sampai di situ, aku masih harus mengikuti rapat dadakan sore ini bersan UKM PC, oh c'mon mau pulang aja susah banget. Aku pun mendapatkan ide cemerlang, jika rapatnya tak terlalu penting, aku lebih baik izin untuk pulang saja, mana mungkin mereka melarangku untuk pulang, kasianilah anak rantau ini. kemudian aku mencari Mauliz salah satu teman ku yang pengertian di organisasi ini.

Single? BebasWhere stories live. Discover now