Chapter 1: Tekad Yang Kuat

20 3 0
                                    

Chapter 1




Tekad Yang Kuat




Mereka semua terkejut karena aku mengatakan bahwa dalam misi kali ini yang akan bertugas hanya dua orang saja, sebelumnya kami selalu bergerak bersama-sama saat melaksanakan misi jadi mereka merasa heran kenapa hal itu tidak terjadi dalam misi kali ini, aku juga memiliki alasan tersendiri mengapa hanya dua orang yang akan bergerak.



"Jeamiy, apa maksudmu hanya dua orang?" Tanya Lia.


"Hei bukankah kita selalu bergerak bersama-sama jika melakukan misi?" Tanya Rika.


"Itu benar Jeamiy, kenapa kau merubah tatanan rencana kita yang biasa kita lakukan?" Tanya Fani.


"Aku kira tim ini selalu bergerak bersama-sama," Ucap Teo.


"Tenang semuanya aku punya alasan mengapa aku mengubah tatanan ini, apa kalian ingat apa yang terjadi saat kita terlalu meremehkan Fera dan menyergap langsung dengan orang sebanyak itu?" Tanyaku.


"Kita terperangkap dalam lubang," Ucap Fani.


"Itu benar, kita bergerak dengan terlalu banyak orang dan hampir semua dari kita masuk dalam perangkap dan hanya menyisakan Lia seorang saja, beruntung Lia bertemu dengan Teo dan ivory jadi ia mendapat bantuan untuk melawan orang licik itu, tim dua orang ini aku maksudkan agar jika aku dan Lia masuk ke perangkap musuh maka kami bisa memanggil kalian untuk memberikan bantuan," Ucapku.


"Jadi begitu ya, baiklah aku mengerti," Ucap Teo.



Aku menjelaskan maksud dari rencanaku, jika aku dan Lia masuk kedalam perangkap lawan maka masih ada sisa anggota untuk memberikan bantuan atau mengejar lawan yang hendak melarikan diri, aku tidak mau kejadian saat melawan Fera terulang lagi. Lia masih beruntung karena bertemu dengan Teo dan ivory karena jika tidak aku tidak yakin ia masih bisa selamat melawan Fera yang licik dengan kondisi tubuh penuh luka.


Akhirnya mereka mengerti tapi sepertinya Rika masih tidak bisa menerimanya.



"Aku tak bisa menerimanya, kau perlu pengintai untuk melaksanakan semua misi pencarian ini dan kau memintaku untuk diam dirumah?" Tanya Rika dengan ekspresi marah.


"Rika tolong tenangkan dirimu oke!" Ucap Lia.


"Rika dengarkan ini, akan lebih baik jika tim bantuan lebih banyak daripada tim utama, orang sepertimu sangat dibutuhkan jika kami berdua masuk perangkap lawan," Ucapku.


"Tapi..," Ucap Rika cemas.


"Rika, percayalah kenapa kami!" Ucap Lia.


"Kami pasti akan baik-baik saja," Ucapku.


"Baiklah kalau begitu, tapi aku akan membantu dengan menerbangkan drone agar tetap bisa memonitor kalian," Ucap Rika.


"Itu ide bagus, segera persiapkan!" Ucapku.


"Siap kapten," Ucap Rika.



Sepertinya Rika sudah mulai mengerti namun dia tetap ingin membantu dengan mengirim drone untuk memonitor kami, itu ide yang cukup bagus karena dengan begitu ia masih akan tetap aman jika ternyata lawan yang kami hadapi diluar dugaan.


Rika selalu memiliki hal mengejutkan yang tidak pernah kami liat, mungkin dia membeli drone itu dari ivory karena bentuk drone itu tidak seperti yang biasa aku lihat.



"Eh kau membantu dengan mainan itu ya?" Tanya Teo.


"Diam kau, aku bisa meledakkan tubuhmu menjadi potongan kecil-kecil dengan drone ini," Ucap Rika.

PANDORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang