Suara langkah kaki itu terdengar begitu jelas di jalan yang bersalju tipis. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku jas mantel berwarna biru dongker. Berjalan dengan begitu berkharisma dan berwibawa. Ia memandang sekitarnya, menyadari adanya sedikit perubahan pada perumahan di sekitar sana. Perubahan itu berupa perhiasan-perhiasan natal yang terlihat di sana.
Bulan ini adalah Bulan Desember, seluruh kota tengah bersiap-siap untuk merayakan natal. Tak terkecuali bagi Seokjin, pria bermantel biru dongker itu. Seokjin berjalan menuju satu titik yang menjadi tujuannya sedari tadi. Ke mana lagi kalau bukan rumah Sowon?
Saat Seokjin hampir sampai ke rumah Sowon, ternyata gadis itu kebetulan ingin keluar rumah. Gadis dengan rambut yang digerai dengan warna coklat, memakai mantel yang warnanya senada dengan rambutnya. Ia mengunci pintunya, dan melambaikkan tangan pada Meonji. Saat dia berbalik, dia terkejut melihat Seokjin tengah memandangnya.
Seokjin tersenyum, begitu pula Sowon. "Mau pergi ya?" tanya Seokjin.
Sowon mengangguk dan mencengkram tasnya. "Bukannya kau belum diperbolehkan menemuiku?" Sowon celingak-celinguk ke kanan dan kiri Seokjin. Takutnya ayah Seokjin memanggil mata-mata untuk membuntuti lelaki itu.
"Kenapa memangnya?" Seokjin menghela nafas gusar. "Kita sudah direstui."
"Tapi kau masih dalam tahap percobaan," jawab Sowon dengan penekanan. "Kembalilah lima bulan lagi."
Seokjin berdecak. "Belum menikah saja ucapanmu sudah seperti ucapan seorang istri. Kau malah membuatku tak sabaran untuk menikahimu."
"Ya! Kalau kau datang cuman untuk memberikan ucapan manis, lebih baik pulang sana! Lakukan tugas yang diberi ayahmu. Kau harus belajar selama setengah tahun untuk jadi pewaris perusahaanku." Sowon meniru nada bicara ayah Seokjin.
Seokjin tertawa. Asap tipis terhembus dari mulutnya. Ia kemudian membuka suara lagi, "Kalau tadi kau tidak keluar dari rumahmu, kita tidak akan bertemu dan janjiku dengan ayahku juga tidak akan kuingkar."
Benar juga. Tapi Sowon juga tidak salah, dia kan memang mau pergi ke tempat les? Dia harus bekerja. Kenapa Seokjin harus datang sekarang?
"Aku mana tahu kau mau ke rumahku."
"Aku mana tahu kau mau keluar dari rumah."
Sowon menghela nafas. "Sudahlah, aku mau kerja."
Seokjin mengangguk. Ia melambaikan tangannya. "Sampai jumpa lima bulan lagi."
Sowon mengangguk. "Pastikan untuk kabur kalau kau melihatku sebelum lima bulan. Oke?"
Seokjin tertawa dan mengangguk. "Baiklah aku pulang." Seokjin berjalan berbalik arah.
Sowon tersenyum. Memang lelaki itu agak aneh, dan juga sangat niat. Dia selalu saja berjalan kaki kalau mau ke rumah Sowon, padahal letak rumah mereka berjauhan.
Sowon pun jadi lupa ingin pergi kerja karena memikirkan pria itu. Fokus Sowon!
×××
Mata Sowon menangkap sosok pria berbahu lebar dengan wajah yang terpahat dengan bagus. Dalam sekali pandang pun Sowon sudah sadar kalau pria yang ia lihat itu Seokjin. Hari ini Bulan Desember tanggal 25 bertepatan dengan hari Natal, dan ternyata mereka bertemu di pameran seni. Tentu saja Sowon datang, karyanya dan murid-muridnya dipamerkan di sana. Bagaimana dengan Seokjin? Apa alasannya datang ke sana?
KAMU SEDANG MEMBACA
sculpture | sowjin ✓
Fanficbangchin area Kim Sojungㅡ Sowon, seorang pelukis yang mendapat kesempatan untuk melukis wajah Kim Seokjin, the most sculpted face. 🖌️start: 21 Mei 2019 🎨end: 12 Januari 2020