27. kembali bertemu

2.7K 111 0
                                    

"Jika memang sudah jodoh, sejauh apapun terpisah tetap akan di pertemukan kembali."

°°°

           SUASANA masih sunyi, tidak ada yang mengeluarkan kata lagi. Semuanya bagaikan kejutan yang tidak pernah diinginkan. Kembali bertemu, di waktu yang berbeda, seperti di alam mimpi.

Saya tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa diam mematung menyaksikan, ingin memelukpun saya tidak bisa. Hanya diam pasrah pada air mata yang terus saja memaksa keluar dari kelopak mata.

"Kakak kenapa bisa seperti ini?" Kata Sinan masih dengan tangisnya. Kini Meera dan sinan sedang berpelukan.

"Jangan nangis, kakak baik-baik saja ko." Ucap Meera dengan tenangnya, meraba permukaan Sinan mencoba menghapus air matanya.

"Tapi kenapa kakak bisa buta seperti ini?apa yang terjadi? ceritain ke Sinan."

"Kamu ingat? saat kamu jujur ke abangmu tentang perasaan kakak, saat kakakpun jujur padanya, lalu ia pergi ke Jerman, meninggalkan kakak sendiri tanpa kepastian." Ucap Meera membuat hati saya sesak.

"Tapi, kakak tidak menyesal sudah jujur. Kakak selalu menunggu jawaban abangmu, sampai pada akhirnya Allah menjawabnya."

Saya masih diam tanpa bersuara, terus mendengar ucapan meera yang sedikit membuat hati saya sesak.

"Saat kakak yakin kakak bisa mendapatkan dia, Allah justru memberi jawaban 'tidak', disitulah kakak memutuskan untuk mundur."

Mundur? tidak Meera jangan..

"Tepat seminggu setelah kepergian abangmu, kakak pulang dari RS, seminggu itu pula pekerjaan kakak ful membuat kakak kelelahan. Entahla mengapa bisa terjadi, yang kakak ingat saat itu kakak berusaha menghindar dari mobil yang maju melawan lampu merah tepat di depan kakak. Setelah itu semuanya gelap, kakak tidak ingat apapun, kakak pikir disitu kakak meninggal."

"Tapi, ternyata Allah masih sayang. Allah membangunkan kakak kembali dari tidur panjang kakak, kakak koma selama 4 bulan, saat bangun semuanya masih baik-baik saja. Tapi, tidak lama kemudian mata kakak gelap dan jadi seperti ini." Jelas Meera.

Meera kecelakaan, dan membuatnya buta.

Lagi-lagi Sinan menangis memeluknya.

"Allah memberi jawaban, sekarang dengan keterbatasan yang kakak punya kakak tidak pantas bersanding dengannya." Ucap Meera membuat hati saya sakit.

"Bang seminarnya gimana?" Bisik Ayman pada saya.

"Kita tunda dulu saja, ada yang perlu Abang selesaikan."

"Emang dia siapa?" Tanya Ayman.

"Nanti saya ceritakan."

Setelah itu, saya meminta waktu untuk berbicara berdua dengan Meera, saya harus mengungkapkan perasaan saya, jangan sampai Meera benar-benar mundur dan menyerah.

Bagaimanapun keadaannya sekarang, saya tidam peduli, akan saya terima dia apa adanya.

Sekarang, diruangan yang cukup besar ini menyisakan saya dengan Meera. Kami duduk berhadapan, tanpa Meera ketahui saya terus menatapnya lekat, meerapun sama melihat ke arah Saya, namun saya tahu dimatanya semuanya gelap.

Menjemput Cinta[A Doctor]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang