S A T U

5.3K 307 2
                                    

Gemericik air dari rintikkan hujan itu kian deras. Banyak orang berlalu lalang untuk berteduh dari hujan. Salah satunya gadis mungil ini, dia merapatkan mantelnya seraya memasuki sebuah kafe(?) Entahlah dia tak pandai melihat papan nama yang letaknya harus mengorbankan lehernya.

Sakura mendengus, harusnya saat ini dia tengah rebahan nyaman dikasurnya dengan menikmati hujan turun di balkonnya. Jika saja dia tidak salah jalan dari bandara.

"Em, permisi nona.. Kau ingin pesan sesuatu?" tanya seorang gadis berambut indigo padanya.

"Ah? No! Aku hanya berteduh disini, bolehkah?"

Gadis itu tampak tengah berfikir, "Em nona, apa kau orang baru disini?"

Sakura hanya mengangguk.

"Ah, souka. Kalau begitu ikut saja denganku nona kau bisa menyamankan diri disini!"

Sakura tak banyak bicara, dirinya tengah menggigil sekarang. Berbagai umpatan dibenaknya telah dia lontarkan secara batin pada ketiga kakaknya yang hari ini tidak ada yang menjemputnya.

Sakura mengikuti langkah kaki gadis tadi yang membawa nya pada sebuah ruangan khusus. Tak ada yang salah, karena setelah memasuki ruangan ini hangat kembali menyelimuti tubuhnya.

"Ah, ya? Siapa namamu?" tanya Sakura

"Namaku Hinata, kau sendiri Nona?"

"Ahh, aku Sakura.. Senang berkenalan dengan mu, Nata?"

Hinata tersenyum melihat raut ragu-ragu diwajah Sakura saat mengucapkan namanya.

"Kau boleh memanggilku begitu.."

"Oh ya, Saku.. Apa kau suka coklat?"

Sakura mengangguk, "kurang lebih begitu.."

"Kalau begitu tunggulah, aku akan kembali lagi.." ujar Hinata seraya beranjak dari ruang itu

"Ah nat---

Ucapan Sakura terpotong kala dilihatnya Hinata telah pergi lebih dulu.

Sakura kembali duduk, tangannya merogoh saku mantelnya. Ponsel. Dia mengeceknya. Ada beberapa panggilan tak terjawab juga chat dari kakak-kakaknya. Hanya dilihat, tak ada niat untuk membalas. Dia sedang dalam mood yang buruk saat ini.

"Saku, maaf jika lama.." Hinata kembali dengan membawa secangkir kopi? Entahlah itu seperti kopi baginya.

Sakura memasukkan kembali ponselnya. "Ah, tidak.."

Hinata menyodorkan cangkir hangat itu padanya, mau tak mau dia menerimanya. Tak mungkin dia menolak nya kan? Oh ayolah.

"Thanks.."

"Jadi Saku, ceritakan tentangmu.."

Hinata duduk disampingnya dengan sorot mata berbinar menatapnya. Membuatnya urung untuk minum.

"Cerita?"

Hinata mengangguk, wajahnya antusias sekali.

"Ah, seperti yang kau lihat. Aku baru saja pindah dari London.."

"Oh ya? Lalu kau sendiri disini?"

"Tidak, keluarga ku disini. Tapi aku justru tersesat dan tak tahu arah pulang, menyedihkan.."

Hinata menggapai pundak Sakura, mengelusnya.

"Jangan sedih Saku, apa tak ada yang menjemputmu?"

"Harusnya ugly-brother itu menjemputku saat ini, dasar.."

"Kau punya kakak Saku? Pasti mereka perhatian padamu.."

"Pengecualian untuk Sasori, dia kakak yang menyebalkan.."

Hening. Sakura memilih meminum kopinya, karena mungkin Hinata kehabisan topik. Pikirnya.

"Em, Saku.. Kakakmu Sasori? Apa Sasori Haruno?"

Sakura mengangguk, kemudian menyesap kopi yang rasanya sedikit aneh(?)

"Oh Astaga!!"

Srsss

Air dalam mulut Sakura secara tak terduga menyembur tanpa komando. Dan saat itu Hinata sontak langsung menepuk-nepuk pundak gadis itu.

"Kenapa kau menjerit?" tanya Sakura dengan wajah kesalnya.

Hinata hanya tersenyum, seraya membersihkan meja yang basah. Tapi tunggu kenapa dia blushing?

"Em apa coklatmu perlu dibuat ulang, Saku?"

Ah pengalihan pembicaraan. Sakura mendengus menatap Hinata, tapi apa dia tidak salah dengar? Jadi tadi itu bukan kopi? Konyol sekali! Padahal tadi dia sudah percaya diri mengklaim minuman itu dengan sebutan kopi. Ah malu nya.

"Jadi, itu coklat?"

Hinata mengangguk, "oh jangan bilang kau menganggap nya kopi!"

Memang benar. Apakah Hinata cenayang?

"Ini kafe coklat, Saku. Ayahku tidak menyukai kopi, jadi dia berinsiatif untuk memilih coklat.."

"Kau sudah bekerja?"

"Tentu! Kau sendiri?"

"Ah aku dokter.."

Hinata tampak terkejut, "Wow. Dokter muda.." dia terkekeh menatap Sakura, menggodanya.

Setelahnya mereka terlibat obrolan panjang hingga hujan telah reda. Keduanya juga sempat membahas hangout bersama dan bertukar nomor ponsel. Saat ini Sakura tengah menunggu Hinata, karena gadis itu merengek untuk mengantarnya. Entah apa alasannya.

Begitu melihat mobil Hinata diseberang, Sakura beranjak menghampirinya. Kenapa dia tahu itu Hinata? Mudah saja, Hinata melambaikan tangan kearahnya.

Brukk.

"Ah, sorry sir.." Sakura meminta maaf pada laki-laki didepannya tapi laki-laki  justru pergi tak menghiraukannya, Sakura dibuat kesal akannya. Sakura menghampiri Hinata dengan langkah kaki yang dihentak-hentakkan.

"Ada apa denganmu?"

***

Sweet ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang