Penyamaran

44 7 0
                                    

“ Eh, Kay. Cepet lo pake baju yang ini!” Titah Chika.

“ Apaan sih, gak mau ah, norak!”

Lalu Chika kembali sibuk mencari-cari baju yang tergantung di lemari bajunya. Saking banyaknya, ia bingung harus memilih yang mana.

“ Nah, yang ini nih!” Seru Chika sambil menunjukkan baju yang ia temukan.

“ Gila aja. Lo mau gue pake baju compang-camping kayak gitu? Lo kira gue apa, Chikaaa?”

“ Ya kan kita mau nyamar. Baju ini gue pake waktu drama jadi anak tiri yang tertindas tahun lalu. Gak buluk-buluk amat, kok. Malah bagus. Antik gitu.”

“ Yaudah lo aja yang pake kalau gitu.” Serah Kayanna sembari terus mencari baju yang cocok untuk dipakai menyamar.

“ Enggak. Gue udah punya pilihan dong.”

“ Terserah lo curut.”

“ Nah yang ini nih, yang pas buat lo, Kay!”

Kayanna tersenyum melihat baju yang dipilihkan oleh Chika. Sempurna, pikirnya.
                               
***
Selang waktu beberapa menit, Kayanna dan Chika sudah selesai berganti pakaian. Dengan kacamata hitam, jas hitam berkelas, dan kumis tebal palsunya, Kayanna terlihat bergaya di depan cermin.

“ Gue ganteng juga ya.” Katanya sambil membenarkan letak rambut palsunya yang sedikit miring.

“ Oke juga. Lo cocok jadi cowok!” Seloroh Chika yang baru keluar dari kamar mandi.

“ Enak aj—”

Kalimat Kayanna terpotong setelah melihat style baru sahabatnya. Norak.

“ Hahaha… Lo kayak ibu-ibu arisan tau gak? Rempong amat dandanan lo.” Kayanna tak dapat menahan tawanya.

“ Biar si Junior sama Dara gak ngenalin kita. Gak apa-apa lah gue kayak gini asal misi kita ini berhasil!” Kata Chika bersemangat.

Mereka telah siap untuk membuntuti Dara dan Junior. Tujuan pertamanya adalah rumah Dara. Pastilah Junior akan menjemputnya di rumah Dara.
                              
***
“ Yuk, cabut. Kita naik taksi aja.” Ajakan Kayanna tersebut disetujui oleh Chika.

" Lagi-lagi gak ada taksi yang lewat. Kenapa sih tuh taksi setiap dibutuhin gak ada, kalau gak dibutuhin aja, banyak yang lewat!" Kayanna mengumpat kesal setelah beberapa lama ia dan Chika berdiri menunggu taksi yang lewat.

" Naik taksi online aja lah." Usul Chika.

" Gak ah, lama. Sinyal di rumah lo jelek."

Tiba-tiba langit berubah menjadi mendung. Kepulan kapas putih mulai berubah menjadi gelap. Tak salah lagi, sebentar lagi pasti akan turun hujan.

Benar saja, sepersekian detik kemudian, tangisan dari langit mulai membasahi seluruh isi bumi. Hujan mengguyur Chika dan Kayanna yang tengah menahan kekesalan.

" Hujan, Kay! Masuk ke dalem!"

" Gak mau! Gue gak mau masuk! Gue mau tunggu taksi." Teriak Kayanna di bawah derasnya air hujan.

" Jangan ngeyel! Nanti lo sakit."

" Gak peduli."

Chika segera menarik tangan Kayanna agar ikut masuk ke dalam rumahnya. Hujan sangat deras saat itu.

" Ayolah. Entar kalau udah reda, baru kita pergi."

" Kita bakal kehilangan jejak kalau kayak gitu caranya!"

Verruckte LiebeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang