"Ada apa?" tanya Jungkook, berusaha meraih langkah Yerin yang cepat. Kini, mereka berdiri di lobby rumah sakit, di mana cahaya lampu putih menyinari suasana yang terasa dingin dan menekan. Dalam tatapan Yerin, ketakutan begitu jelas terpancar, seolah dunia di sekelilingnya runtuh dalam sekejap.
Tangan Yerin bergetar hebat, membuat handphone-nya terjatuh ke lantai yang beralaskan karpet tebal. Tubuhnya ikut bergetar, dan dalam hitungan detik, Yerin limbung jatuh ke lantai. Sontidak, Jungkook meraba rasa sakit yang melanda tubuhnya dan mengabaikannya demi mendekati gadis itu.
Tanpa berpikir panjang, Jungkook langsung merengkuh Yerin ke dalam pelukannya, merasakan tubuhnya bergetar hebat di dalam dekapan itu. Tangan Jungkook lembut mengelus rambut gadis itu, berusaha menenangkan badai yang mengamuk di hati Yerin.
“Ada apa, Yerin?” tanya Jungkook sekali lagi, suaranya bergetar penuh empati.
“Taehyung… dia mau bunuh diri.” Suara Yerin terputus-putus, lirih dan penuh kepanikan. Air matanya mengalir deras, membasahi kain peluk Jungkook. Ia sesenggukan, terhimpit dalam ketakutan yang mencekam.
“Apa?” Jungkook terkejut mendengar kata-kata itu. Hatinya terasa remuk, seolah ditusuk oleh serpihan-serpihan kekhawatiran yang tajam. Ia merasakan Yerin semakin menangis, isak tangisnya menambah berat beban yang sudah terlanjur menghimpit dadanya.
“Apa yang harus aku lakukan, Jungkook?” nada bicara Yerin dipenuhi kecemasan yang tidak tertahankan. Kepanikan meliputi dirinya, membuatnya tidak tahu harus berbuat apa.
“Tenanglah, kamu tunggu sebentar di sini. Aku akan meminta Yoongi mengantarkan kamu ke sana.” Jungkook berusaha tegar, meskipun hatinya bergetar dalam cemas yang dalam. Ia melepaskan pelukannya pada Yerin, berusaha menunjukkan kekuatan di tengah kekacauan.
Dengan langkah tertatih, ia mendekati meja resepsionis yang terletak di sudut lobby. Sebelum menelepon Yoongi, ia meminta izin kepada petugas resepsionis. Setelah menerima izin, Jungkook segera menekan tombol panggilan, dan suara dering menggema di udara yang sepi.
Tuuut... tuuut... tuuut...
Hatinya berdegup kencang setiap kali suara dering itu memecah kesunyian. Sesekali, ia melirik ke arah Yerin, yang kini memeluk tubuhnya sendiri, tampak kecil dan rapuh dalam kebisingan dunia. Melihatnya seperti itu, membuat hati Jungkook mencelos, seolah ada jarum tajam yang menusuk sanubari.
Tuuut... tuuut... tuuu...
“Halo, Yoongi? Ya, Yoongi, kumohon, kamu datang ke rumah sakit sekarang juga. Tolong antarkan Yerin untuk menemui Taehyung. Cepat, Yoongi!” Suara Jungkook terdengar mendesak, bergetar di antara harapan dan ketakutan yang berbaur menjadi satu.
Tanpa menunggu jawaban lebih lanjut, Jungkook melirik kembali ke arah Yerin. Dalam pandangan matanya, terdapat lautan kesedihan yang dalam, seolah seluruh dunia berputar dalam kegelapan yang menyelubungi jiwa gadis itu.
Di luar, suara langkah-langkah mendekat memecah keheningan. Yoongi, satpam yang setia menjaga rumah sakit, muncul dengan wajah penuh pertanyaan. “Apa yang terjadi, Jungkook?” tanyanya, khawatir.
“Taehyung… dia…” Jungkook terdiam sejenak, berusaha merangkai kata-kata yang tepat, “Dia dalam bahaya. Yerin butuh segera menemui dia.”
Yoongi mengangguk, memahami urgensi situasi ini. “Ayo, kita pergi sekarang. Ini adalah hal yang sangat penting.”
Yerin, meskipun dalam keadaan lemah, berusaha berdiri, namun kakinya tampak goyah. Jungkook dan Yoongi segera membantunya, memberi dukungan agar ia dapat bergerak cepat. Dalam perjalanan menuju pintu keluar, setiap langkah terasa begitu berat, seperti melawan arus yang kencang. Jungkook merasa jantungnya berdegup kencang, setiap detak seolah menandai betapa krusialnya momen ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows of Reflection [revisi]
FanfictionTaehyung dikenal sebagai sosok yang memiliki kepribadian baik, selalu siap membantu dan memberikan senyuman kepada orang-orang di sekitarnya. Namun, di balik kepribadiannya yang ramah, tersembunyi sebuah rahasia kelam: ia memiliki kepribadian ganda...