Akhirnya hari ini pun tiba. Hari yang sangat tidak diharapkan oleh seorang Kim Wooseok. Namun dengan profesi nya saat ini, hal ini tidak akan pernah bisa dia hindari. Dia bahkan harus menghadapinya dua kali dalam setahun.
Commencement Day atau lebih dikenal dengan istilah hari pembagian raport.
Ya, pembagian raport mungkin dapat dipandang sebagai momok yang mengerikan bagi beberapa siswa. Apalagi jika siswa itu yakin dengan hasil buruk yang akan mereka terima. Namun bagi seorang guru seperti Wooseok, pembagian raport seharusnya menjadi hal yang menyenangkan. Di mana guru dapat bertemu dengan orang tua siswa dan mereka bisa mendiskusikan semua hal tentang siswa yang bersangkutan. Apalagi orang tua di jaman sekarang ini sangatlah sibuk dan satu-satunya hari di mana guru bisa bertemu langsung dengan orang tua adalah ketika pembagian raport.
Terlebih lagi Wooseok hanyalah seorang guru Taman Kanak-kanak, yang mana orang tua tidak terlalu ambil pusing dengan pencapaian akademis dan lebih terpusat pada kesiapan mental anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekolah dan sekitar. Dan jangan lupakan juga libur semester yang menanti di depan mata. Namun hal-hal tersebut tidak cukup untuk membuat Wooseok dapat menerima hari pembagian raport yang akan dihadapinya kali ini dengan senang hati.
"Hei, masih tidak semangat juga?" tanya Byungchan, partner Wooseok di kelas TK B ini. Wooseok hanya mendengus dan meletakkan kepalanya di atas meja guru sembari menatap jam di dinding. Jam 8, satu jam sebelum para orang tua itu datang.
"Sudahlah Wooseokie, kau hanya perlu bertahan selama dua sampai tiga jam. Lalu kau akan bebas menikmati liburan semester mu," kata teman guru Wooseok lainnya.
"Tiga jam itu bukan waktu yang sebentar, kak Minhyun," sahut Wooseok, "Dan kau beruntung tidak mendapat orang tua murid seperti ku. Seharusnya aku menolak ketika kepala sekolah memindahkan ku ke TK B jadi aku tidak harus bertemu mereka lagi tahun ini."
"Itu tandanya kau berjodoh dengan mereka, eh bukan, tapi dengan ayah-ayah mereka hahaha!" celetuk seorang guru yang baru masuk ke ruang guru sambil tertawa.
Memang tidak bisa di pungkiri kalau paras Wooseok yang menawan dengan kulitnya yang putih, rambut honey brown, tubuh mungil, ditambah bibir sexy merah muda serta mata rusa yang menggoda, membuat hampir semua ayah dari siswa nya rela libur dari kantor mereka di hari pengambilan raport demi dapat bertemu Wooseok.
Ketika mereka bertemu Wooseok di awal tahun ajaran tahun lalu dan memperkenalkan diri sebagai salah satu wali kelas anak-anak mereka, para ayah tersebut langsung rajin mengantar jemput anaknya ke sekolah. Dan tentu saja tidak pernah absen dalam pertemuan sekolah, salah satunya pembagian raport. Wooseok masih bersyukur sekolah melarang orang tua untuk menghubungi nomor telepon pribadi guru. Jika tidak, Wooseok yakin para ayah itu akan menelpon nya dengan alasan yang di buat-buat.
Bukannya Wooseok narsis atau apa, namun masih tercetak jelas di ingatan Wooseok ketika Hangyul, ayah Hyeongjun, menelpon ke sekolah ingin berbicara dengan Wooseok dengan alasan meminta ijin akan mengajak Hyeongjun pergi berlibur ke pertunjukkan lumba-lumba yang ujung-ujungnya mengajak Wooseok ikut bersama mereka dengan alasan mempunyi tiket yang lebih.
Belum lagi usaha gigih ayah Jinwoo, Jinhyuk, yang terus menerus menanyakan bunga favorit Wooseok dengan dalih dia mempunyai banyak sisa stok bunga di floristnya.
"Jihoon, kau baru masuk kerja sudah mulai menggangguku," jawab Wooseok sambil cemberut.
"Tapi kak, murid-muridmu di kelasmu itu sangat menyenangkan dan lucu. Apalagi si Dongpyo itu, sangat lucu seperti boneka. Aku ingin punya anak seperti dia."
"Ya sudah kau buat saja, toh sekarang kau sudah bisa membuat sendiri hahaha!" Wooseok pun mau tidak mau ikut tertawa atas godaan Byungchan terhadap Jihoon yang baru saja kembali bekerja setelah masa cuti menikah minggu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Commencement Exercise - Yocat Version
Fiksi PenggemarKeriuhan saat para ayah muda berusaha mengambil hati si wali kelas, Kim Wooseok. Remake from my Onghwang story