Memory

20 2 0
                                    

Kaki-kakinya yang panjang berjalan dengan cepat . Menghindari keramaian. Jalanan seoul terliaht begitu padat, tapi ia sama sekali tak menghiraukannya. Kakiku melangkah cepat , mengikutinya. Berharap jejaknya tidak hilang tertelan kerumunan orang. Tubuhnya yang terbalut mantel hitam berbaur dengan gelapnya malam. Tak lama kami sampai di salah satu jalanan sepi di seoul, hanya segelintir orang terluhat di sana. Ia memperlambat langkahnya, begitu juga denganku. Jantungku berdegup kencang, semoga ia tidak menyadari kehadiranku.

Aku bersembunyi di balik sebuah tembok saat tiba-tiba kepalanya menengok ke belakang. Napasku mulai memburu.

Apa ia menyadarinya?

Takut-takut kucoba mengintip dari balik tembok. Mataku menyipit, dadaku mulai sesak. Laki-laki itu tidak terlihat dimanapun. Kuberanikan diri keluar dari balik tembok. Mataku berkeliling, mncoba mendeteksi kehadirannya. Percuma. Ia tidak ada dimanapun . Kakiku melangkah maju, mendekati sebuah ruangan. Terdengar langkah kaki dibelakangku saat tanganku menyentuh gagang pintu ruangan itu.

GREP....

"aaargghh~"erangku.

Seseorang menariku , mencengkram erat bagian belakang kerahku. Napasku sesak, kerah bajuku mencekik leherku. Aku terengah-engah, mencoba bernapas.

"Lepaskan aku.."ujarku lemah.

Cengkraman itu melemah , lalu terlepas. Napasnya terdengar memburu, seperti ketakutan. Ia menarikku lagi, menyeret tubuhku kasar. Aku meronta, mencoba melepaskan diri dari cengkramannya. Tapi mustahil, tangannya terlalu kuat.

"Akhhh~ ada apa denganmu..? Lepaskan aku!"bentakku sekuat tenaga.

Ia hanya bergeming, tangannya masih terus memnyeretku.

---

Choi Seung Hyun. Laki-laki itu membawaku ke sebuah ruangan. Tangannya yang besar dan dingin menyeretku kemari. Melemparku kencang, kepalaku membentur benda keras, entah itu logam atau dinding di belakangku. Darah segar mulai mengalir dari luka di kepalaku, hangatnya kurasa saat setetes darah mengenai tengkukku. Seunghyun masih berdiri tidak jauh dariku. Matanya menatapku nanar , ada sebersit perasaan bersalah di matanya. Seunghyun melangkah mundur, semakin menjauh dariku. Kugerakan bibirku dengan susah payah, memanggil namanya. Tapi hanya erangan kasar yang terdengar. Pandanganku mulai kabur . Dan kesadaranku, perlahan hilang.

Seunghyun-ah , jika kau menyesal kenapa kau lakukan ini padaku ? Ada apa denganmu ?

Aku membuka mataku perlahan. Tubuhku menggigil, ngilu di tulang-tulangku sudah menjadi-jadi. Hampir sekujur tubuhku mulai membeku. Kutegakan kepalaku, nyeri kurasakan pada kepalaku. Pusing sekali.

"Tolooong~"ucapku lirih, hampir terdengar seperti bisikan. Tenggorokanku kering dan perih. Sulit sekali untuk bersuara.

"Toloong~"

"Kumohon tolong aku~"suaraku mulai meninggi, air mata mengalir dari pelupuk mataku. Sakit sekali rasanya.

"Seughyun-ah tolong aku~"

Kubisikan namanya, berharap ia akan muncul sekali lagi dihadapanku dan menolongku. Kudengar langkah kaki seseorang. Langkahnya sangat pelan dan hati-hati.

Seunghyun-ah apa itu kau?

"To...long aku..."kucoba sekali lagi bersuara.

Langkah kaki itu terdengar terburu-buru. Semakin lama semakin lebar. Sayup-sayup kudengar suara teriakan. Suara gedoran pintu pun mulai terdengar , disusul dengan suara pintu yang terbuka dengan keras. Seseorang mendobraknya dengan keras tapi aku tidak tahu siapa itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang