Change. 1

10 0 0
                                    

Change

people change they said...."bener ya ternyata ungkapan tersebut, dulu gue kira orang-orang aja yang ngga bisa nerima sifat orang lain, terus berdalih seperti itu". gadis itu, hmm wait, wanita itu mungkin sebutannya sekarang, mengingat umurnya sudah 26 tahun sudah seperempat abad. Namanya Lena, biasa dipanggil Nana oleh sahabat-sahabatnya, harusnya dia sudah punya pasangan layaknya teman-temannya dikantor, bahkan beberapa teman SMA dan kuliahnya sudah banyak yang mengundangnya ke pernikahan mereka. Status single atau jomblo sudah melekat dengan dirinya, bukannya tidak menarik dari segi penampilan, bahkan bisa dibilang wanita ini cukup populer. Postur badannya tinggi dan langsing, kulitnya sedikit kecoklatan, pintar, dan memiliki karir yang stabil. Sudah beberapa pria mendekatinya bahkan mengajaknya untuk serius, tapi bodohnya dia malah menunggu orang yang bisa dibilang adalah seseorang yang membuatnya menyia-nyiakan waktunya selama ini.

I said again, people change "gila ! gak nyangka gue dia sekarang kaya gini, masa sih temen yang gue kenal bisa berubah sedrastis itu" Nana said. Pertemuannya dengan sahabat - sahabatnya malam itu membuatnya tak bisa berkata-kata. Salah satu dari sahabatnya pernah memiliki cerita spesial dengan dirinya, special but unfortunetely hurting. The guy that she waited, she hope maybe, she hope that he is the answer after all of that bullshit that he make and he do. Terhitung sudah 5 tahun nana menunggu sahabatnya, berharap keadaan akan berubah dan semua pertanyaannya akan terjawab, bahkan mungkin mereka akhirnya bisa bersama.

Semua mulai jadi abu-abu untukya saat salah satu temannya berkomentar di pesan group yang dia miliki dengan keempat sahabatnya. "Bin, mana foto cewe lu ? gais dia udah punya cewe tau ngga." kata salah satu sahabatnya Yeri. satu kalimat yang sangat cukup membuyarkan pikirannya selama beberapa minggu kedepan. "Brengsek!" umpatnya sembari melempar ponselnya ke meja saat melihat pop up chat dari group whatsappnya, saat itu dia sedang bertemu dengan teman kantornya june. Setelah pesan dari Yeri, semua sahabatnya langsung menanggapi pesan tersebut di whatsapp. Nana yang memang tidak ingin ikut kedalam percakapan tersebut berdalih tidak bisa menanggapi pesan dari teman temannya karena sedang meeting diluar dengan owner, sehingga mereka memakluminya.

"mood gue jelek hari ini, cari makan lagi yuk kita sampe kenyang pulangnya nanti aja sekalian jam 1, besok libur ini" ucapnya pada June.

"enak ya ngomong, besok gue jalan sama pacar gue. lu kenapa sih ?"

"mood gue jelek Jun, kan udah gue bilang"

"yaudah gue temenin, tapi sampe jam 10 aja ya"

"oke, tapi abis itu gue nginep tempat lu Jun"

"yaudah iya na"

June merupakan teman terdekat Nana di Kantor, sebenarnya mereka bekerja di perusahaan yang berbeda namun perusahaan mereka berada di gedung yang sama. sudah menjadi jadwal rutin Nana pada saat weekend dia akan menginap di apartment June, karena letaknya yang lebih dekat dengan gedung kantor mereka. Nana juga sudah berencana untung pindah ke apartment June karena roomate June sebelumnya dipindah tugaskan ke Malaysia bulan depan, mereka tinggal menyiapkan perpindahannya saja. June merupakn tempat curhat terbaik Nana selain sahabat-sahabat SMAnya, dia sudah mengetahui dengan detail semua hal yang pernah terjadi di hidup Nana dari TK hingga saat ini, begitu pula sebaliknya. June juga mengenal beberapa sahabat Nana karena mereka pernah bertemu beberapa kali.

Nana tetap membaca semua pesan yang dikirimkan sahabatnya di group chat, namun dia terlalu malas untuk membalas atau hanya sekedar ikut mengirim pesan tertawa saat salah satu sahabatnya bercanda akan sesuatu di group. Bagaimana dia mau mengikuti percakapan mereka, kalau yang mereka bicarakan semuanya tentang pacar baru Hanbin, lelaki yang dia tunggu selama ini sudah memiliki pasangan. Kim Hanbin yang selama ini Nana tunggu sudah bersama dengan orang lain.

ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang