Author POV'S
Jamkos identik dengan siswa seperti mendapat hujan emas satu kelas bersorak karena guru PKN kami buk susilowati berhalangan hadir. Seperti biasanya jika ada jam kosong, kaleef lebih memilih bersemayam di perpustakaan dari pada menikmati di dalam kelas yang riuh dan ramai seperti pasar. Dengan langkah kaki santai cowok berkaca mata itu menggenggam notebook yang sudah usang tetapi terlalu berharga untuk diganti.“assalammulaikum” kaleef masuk dan menyalami perempuan setengah baya penunggu perpustakaan.
Perpusakaan di sekolahnya memang sepi pendatang bahkan bisa dihitung dengan jari, terkadang juga guru mata pelajaran akan mengajak belajar disini itu pun sangat jarang.
“kaleef gak masuk?” tanyanya
“ gak buk lagi jamkos, jadi main kesini heheheh ”
sang penjaga perpustakaan hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. tanpa basa basi cowok itu lansung memburu buku yang selalu membuatnya penasaran dengan setiap lembar di dalamnya. Kadang ia merasa heran dengan siswa yang lain mengapa mereka tidak mau ke perpustakaan padahal buku-buku disini membuat kaleef menggila hanya dengan memandang covernya. Puas mencari akhirnya kaleef dapat buku favoritnya, yaitu ensiklopedia. Mungkin dengan mendengar namanya, yang terlintas di pikiran kalian adalah buku tebal yang penuh tulisan serta membosankan. Tapi menurut kaleef buku ini seperti dongeng penuh dengan fantasi.
Kaleef pun menuju tempat duduk yang biasa ia tempati tetapi ada pemandangan yang berbeda. Yang biasa nya meja panjang yang terbuat dari kayu ini hanya kaleef sendiri yang mengisi kini di hadapannya duduk seorang gadis berhijab dengan wajah yang kental dengan keturunan arab.
Ya, dia wajah baru disini. dia baru masuk seminggu yang lalu. menurut gosip yang beredar di kantin yang selalu dibicarakan para siswi yang hobi menggosip, kalau si anak baru ini sombong plus cuek.
Tapi mungkin itu hal wajar karena kita belum kenal dekat dengannya so, jangan mudah menilai dari first impression kalian. Sejenak kaleef terpaku dengan keberadaannya tapi kemudian ia menarik kursi di meja dan duduk dengan tenang. ia mulai membalikkan lembaran buku dan memuaskan matanya dengan tulisan-tulisan penuh dengan logika itu. Sudah cukup lama membaca ia mulai merasa jenuh dan mengistirahatkan matanya sejenak.Kaleef melirik gadis di seberang dengan waktu yang cukup lama, tapi dia tidak membalas pandangannya. Kaleef membenarkan letak kacamatanya dan beredehem memecah kesunyian, tapi dia tidak mengalihkan pandangannya dari buku yang dibacanya seolah-olah itu lebih menarik dari pada bertegur sapa dengan cowok dihadapannya itu. Oke, ini menyebalkan.
“jarang ada Yang mau baca buku disini” ucap kaleef memulai pembicaraan pertama mereka. Dia tidak menggubris dan masih sibuk membaca.
“so you deaf, I feel sorry for you” gumam kaleef pelan.
“who’s you call deaf?” tanya nya,
“ oh you can english that's cool” dia hanya memutar bola matanya. kaleef tersenyum dan ini mulai menarik.
Kaleef sedikit mencondongkan tubuhnya sehingga bisa melihat wajah gadis cantik didepannya lebih dekat “i want introduce my se...”
“let me guess you the kind of famous and smart student at school, so you can do and wear what you want and i can see that you can’t tie your necktie but it doesn’t matter to you because everyone will think you cool. But the reality its not, you look a mess. So pridictible.” tiba-tiba ucapan kaleef dipotong.
Cewek itu menaikkan dagu dan melipat kedua lengannya sambil tersenyum sinis dan menampakkan lesung pipinya.
Kaleef tercengang mendengar pernyataan dari cewek songong ini.
“so you think you so perfect? Or you just can’t tell me the truth?” tanya kaleef dengan menaikkan sebelah alis tebalnya, ia mengeraskan rahangnya yang tegas dan menatap tajam cewek di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALEEF
Teen FictionKaleef tidak pernah menyangka jika kesan pertama ia bertemu dengan Shirin Akan mengubah pandangan nya menjadi 180 derajat. Shirin gadis berhijab dengan segala pikiran overthinking nya Dan selalu insecure terhadap lingkungan sekitar. Selalu berusaha...