prolog

0 0 0
                                    

Langit mendung mengiringi langka ku. Sebuah buku usang dan beberapa alat tulis ku dekap erat di  dada ku. Nafasku terengah engah, Entah seberapa jauh aku berlari sekarang. Kulit ku yang putih susu di hiasi oleh beberapa bercak kebiruan akibat beberapa pukulan yang ku terima. Rambut coklat yang dulunya indah dan lebat, kini kusam dan rontok terkucir berantakan. ' tinggal sedikit lagi' ucapku sambil menarik ujung gaun ku agar lebih mudah berlari hingga Gaun  yang awalnya berwarna putih, kini berubah menjadi merah seiring darah yang mengalir dari kepalaku setelah lampu yang menyilaukan  mata melesat cepat ke arahku yang sedang menyebrangi jalan dalam pelarianku.

Tubuhku yang kecil melayang terpental di udara kemudian terhempas ke bawah seiring dengan  aroma aspal yang  menyeruak ke indra penciumanku, Ku coba untuk bergerak namun seluruh tubuhku mati rasa. penglihatan ku yang awalnya gelap kini perlahan mulai lebih jelas menampakkan butiran butiran hujan yang jatuh dari angkasa. Aku yakin sudah mematuhi rambu lalu lintas saat Menyebrang, namun mengapa hal ini masih bisa terjadi?? Apakah ini salah ku lagi?? Perasaan ku benar benar kalut. Tiba tiba tubuhku di angkat oleh seseorang namun sebelum aku melihat dengan jelas wajahnya, kesadaranku kembali di renggut. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

mikrokosmosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang