"Kai?" Tanya Sehun. "Iya. Kenapa?" Tanya Irene. Sehun menggeleng.
"Aku mau bekerja. Kau mau disini?" Tanya Irene. "Kau mengusirku?" Tanya Sehun. Irene menggeleng.
"Aku takut kau malah kuacuhkan jika disini." Sejujurnya Irene tak ingin terlalu lama bersama Sehun.
Masih memikirkan masalah lalu. "Sial..." batin Irene. "Aku disini saja." Ucap Sehun.
Irene mengangguk. "Kau tak ingin makan siang?" Tanya Irene. "Aku menunggumu..." ucap Sehun.
"Kenapa menungguku?" Tanya Irene menghentikan niatnya menyentuh tumpukan dokumen di hadapannya.
"Ayolah... Kenapa kau tidak peka, hhmm???" Tanya Sehun kesal.
Irene diam. "Ayo makan siang..." ucap Wanita itu bangkit mendekat ke Sehun.
"Bukan itu!?" Irene makin tak paham. "Sehun, tolong... Jangan memainkan kode." Ucap Irene kesal.
Sehun bangkit mendekat ke Irene. "Aku lapar." Ucap Sehun.
Irene membeku diam saat sebuah benda kenyal menempel ke bibirnya.
***
"Aku menyukaimu..." Seulgi sontak tersedak. "Uhukkk!!" "Ommo!? Mianhe!?" Panik Kai memberikan tissue dan minuman lagi pada Seulgi.
"Go-gomawo... uhuk..." Seulgi bahkan masih terbatuk-batuk.
"Maaf... Aku terlalu..." "Tidak... Tidak apa... Aku baik-baik saja. Tenanglah." Ucap Seulgi mengelus dadanya.
"Jadi..." "Biar aku berfikir dulu." Ucap Seulgi cepat. Kai diam mengangguk. "Terimakasih." Ucap Seulgi meminum minumnya lagi.
***
Sehun melepas lumatannya pelan. Memberikan ruang untuk Irene menarik nafas.
"Sudah lama, bukan?" Tanya Sehun. Irene hanya terdiam menatap Sehun. "Aku ingin..." "Aku tidak bisa." Ucap Irene melepaskan diri.
Sehun diam, menatap Irene menjauh kearah dinding kaca yang langsung menghadap langit luar.
"Kenapa?" Tanya Sehun mendekat. "Aku sedang tak ingin. Aku takut justru mengecewakanmu nanti."
Atau lebih tepatnya Irene masih tak ingin bercumbu lagi dengan kekasihnya itu.
"Tak biasanya kau begini..." ucap Sehun. Irene diam. Sehun mendekap tubuh wanita itu erat dari belakang.
"...Kau memikirkan apa lagi?" Tanya Sehun menyesap aroma tubuh Irene pelan.
"Ssshhh... Sehun... hentikan..." ucap Irene geli. "Kau punya masalah?" Tanya Sehun. Irene menggeleng.
"Mungkin aku hanya lelah." Ucap Irene. Sehun diam mendaratkan dagunya di pundak Irene.
"Besok ambillah cuti. Aku yang memberikannya padamu." Ucap Sehun.
"Ya sudah... Aku kembali ke ruanganku." Ucap Sehun melepaskan Irene.
Irene hanya diam membiarkan Sehun pergi. "Memang seharusnya aku tak bersamanya dulu." Ucap Irene lirih.
***
Sehun melangkah pelan ke ruangannya. Tangan kekarnya perlahan memutar knop pintu. Matanya menatap seseorang di dalam sana.
"Lisa?" Seorang wanita menoleh menatap Sehun. Pakaiannya minim. Sialan...
"Hai sayang!!!" Pekik wanita itu berlari mendekat. Seketika Sehun menghentikan langkah wanita itu.
"Berhenti!!" Teriak Sehun. Wanita bernama Lisa itu cepat menghentikan langkahnya.
"Untuk apa kau kesini!? Siapa yang mengijinkanmu masuk sembarangan ke ruanganku!?" Teriak Sehun.
"Sehun... Kenapa kau kasar sekali padaku?" Ucap Lisa halus berusaha mendekat.
"Pergi dari sini!?" Teriak Sehun geram. Gara-gara wanita ini, Irene berubah.
"Aku merindukanmu..." "Aku membencimu!? Pergi!? Atau aku panggilkan security!?" Ancam Sehun.
Lisa masih kokoh disana tak ingin pergi. Sehun tak punya pilihan.
"Ayo keluar!?" Umpat Sehun menarik paksa Lisa keluar. Ia mencengkeram kuat lengan wanita itu. Tak akan kuberi ampun kau Lisa!? Umpat Sehun dalam hati geram.
"Sehun!? Sakit!?" Ucap Lisa kesakitan. Sehun tak peduli dan terus menyeret Lisa.
"SEHUN!?" Teriak seseorang membuat Sehun membeku di tempat.
- TBC
YOU ARE READING
PSYCHO
RomanceApa yang harus kulakukan padamu? Bagaimana cara mengendalikanmu? Kau sangat memahamiku dan memegang seluruh kendali atas diriku. Dan aku juga melakukan yang sama...