05 : Ciuman Yang Katanya Nggak Sengaja

16K 1.8K 48
                                    

Jantung gue masih berdegup kencang sementara indra pendengaran gue menangkap derap langkah Genta yang semakin mendekat. Gue pasrah untuk patah hati setelah menemukan sang pujaan hati tampak bersama dengan wanita memukau lainnya.

Pantas dia nggak terpengaruh sama kecantikan gue. Lawan saingan gue aja Syakira gitu loh. Model yang menyabet banyak penghargaan International dan juga aktif dalam kegiatan UNICEF. Wanita yang jujur saja, membuat gue terinspirasi dan ingin seperti dia.

Gue akhirnya keluar dari persembunyian. Mereject panggilan yang tenyata dari curut alaska Cecep. Ponsel gue melayang di udara. Kedua tangan gue terangkat layaknya penjahat yang tertangkap.

Gue menunduk lesu untuk kemudian melihat jeans hitam Genta di depan gue kurang dari satu meter. Gue lalu mengangkat wajah, menemukan wajah Genta yang terkejut.

"Lo ngerekam yang tadi?"

Sudah dibekali pengalaman sebelumnya, gue nggak ber-hah-huh-hah lagi dan cengo berhadapan dengannya. Gue mengangguk yakin dan dengan gerakan cepat menyembunyikan ponsel gue ke dekapan. Karena sedetik kemudian Genta tampak juga ingin mengambil iphone series terbaru milik gue.

"Shit!"

Genta menyugar rambut cepaknya. Terdengar sangat kesal dan membuat gue sedikit berjengit.

Gue melirik takut-takut ke arah belakang Genta dan nggak menemukan sosok Syakira Dewata. Sepertinya dia sudah pergi dan bersembunyi entah di mana.

"Tunggu. Lo itu bukannya..." Kening Genta mengernyit-ngernyit. Netra hitamnya menatap gue teliti sebelum dia tersenyum lebar. "Lo cewek cengeng dari akuntansi kan!"

Gue bisa saja terpukau jika saja senyum yang dia berikan bukan tanpa maksud. Karena kemudian, nol koma nol nol nol nol satu detik setelahnya tubuh Genta mendekati gue. Tanpa persiapan apapun, dia mencium gue. Tepat di bibir. Yang membuat gue meremang tak berdaya. Apa mungkin, Genta kemudian menyadari bahwa gue yang daun muda lebih menggoda daripada Syakira yang sudah kepala tiga?

Splash.

Gue membatu. Menengok ke arah ponsel milik Genta yang terangkat dan mengambil gambar ke arah kami. Mata gue beralih ke arah Genta. Sebisa mungkin enggak menatap bibir yang baru memperawanin bibir gue.

"Kalau lo ada bilang macem-macem, gue bakalan sebari berita yang enggak-enggak tentang lo!" Ancamnya yang buat gue tergugu di tempat.

Gue mengerjap-ngerjap. Jemari gue lalu menyentuh bibir gue yang baru saja kena cipok akibat memergoki pasangan kasmaran.

"Huwaaaaaaa," Gue berteriak sembari air mata yang nggak tahu sejak kapan turun. Kedua tangan gue menutupi wajah. Gue berbalik. Mengambil langkah untuk kembali ke mobil dan bergegas pergi.

Gue kira, adegan melarikan diri bakalan lancar alih-alih pintu mobil yang hampir tertutup di tahan oleh Genta. Wajahnya kembali pucat dan terlihat nggak enak.

"Lo gila ya nyupir sambil nangis begitu!"

Merasa terhina karena kembali mendapat omelan dan bukannya bujukan, gue melotot ke arah pria kurang ajar depan gue.

"Pergi lo! Jangan deket-deket gue!" Gue mengambil gincu chanel yang ada di atas dashboard. Melemparnya ke arah Genta. Melemparinya pula dengan benda-benda mini yang kebetulan ada di atas dashboard.

Gimana ini Mami. Bibir Kayara udah nggak perawan lagi. Kayara nggak bisa menikah.

Huweeeee...

Tangisan gue semakin keras.

"Gue nggak ada maksud bikin lo nangis. Ah elah. Sial bener ketemu cewek cengeng."

Gue semakin keras menangis. Semakin membabi buta melemparkan semua benda terjangkau ke arahnya.

"Jangan bilang lo belum pernah ciuman?"

Gue berhenti bergerak dan melemparkan benda ke dia. Menatap Genta yang terlihat shock dan kembali mengumpat.

"Shit!"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RUMBLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang