Chapter 30

481 29 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya..

Bacanya pelan-pelan..

~•~

"Hahh, ada-ada aja sih," gerutu Putri lalu duduk di meja kantin pilihan mereka bertiga.

Seli dan Mira ikut duduk. "Tau tuh," pungkas Mira.

"Eh ngomong-ngomong makan apa nih, hari ini?" tanya Seli mencairkan suasana.

"Mie ayam aja gimana--"

"Bakso aja lah!"

Ucapan Putri terpotong, tiba-tiba seseorang datang dan duduk di sampingnya. Siapa lagi kalau bukan Angga?

Putri merengut dan menjauhkan badannya sedikit dari Angga yang agak terlalu mendekat.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Putri heran.

Angga terkikik. "Ya mau nyamperin pacar gue lah," tutur cowok itu asal. "eh baru temen deh, dikit lagi pacar, iya gak?" lanjutnya meledek Putri seraya menaik-turunkan alisnya.

Seli dan Mira menoleh bersamaan lalu melirik Putri sambil cengar-cengir.

"Idih, ogah!" pungkas gadis itu.

Angga tidak memperdulikan itu dan malah menaruh tangannya di atas meja, berisyarat bahwa dia mau menetap di meja Putri. Melihat itu Putri langsung memijat pangkal hidungnya dan menghela napas.

"Ngapain di sini?" tukasnya sinis.

Angga menoleh. "Orang mau di sini," jawabnya spontan.

"Pergi sana," usir gadis itu seraya mendorong lengan Angga menjauh.

Mira pun mendehem. "Kalo cowoknya bukan Angga pasti udah ditendang tuh, boro-boro mau dorong-dorong manja begitu," bisiknya pada Seli, sengaja suaranya agak keras untuk menyindir Putri.

Seli pun mengangguk setuju dan terkikik sambil melirik Putri ledek.

Angga pun bangkit. Membuat Putri mendongak terkejut, karena ternyata cowok ini bisa diajak berbahasa manusia, dia kira Angga adalah kepala batu.

Namun tak lama Angga mendekatkan wajahnya ke arah Putri dan dengan cepat cowok itu mencium pipinya lalu kembali berdiri tegak.

"Dadah cantik," ujarnya sambil tersenyum manis lalu melenggang pergi seperti tanpa dosa.

Sedangkan Putri terdiam beberapa detik dan membeku tidak percaya. Begitu pula dengan kedua sahabatnya yang tepat di depannya, yang menyaksikan kejadian mengejutkan tadi secara cepat.

Mira membuka mulut lebar-lebar. "Oh my god, Put!" teriaknya heboh.

Sementara Seli menggeleng-geleng sambil menutup mulutnya. "Put, gue udah gak bisa berkata-kata," tuturnya.

Putri memegang pipinya sendiri yang terasa kebas. "Tadi tuh bohongan 'kan?" tanyanya memelan--bergetar.

Seli menepuk jidatnya. "Ya ampun, beneran lah!"

"Kok lo gak tonjok dia sih, Put?" tanya Mira mengintrogasi.

Putri menggeleng. "Gak tau ah!" lalu gadis itu menenggelamkan wajah di lipatan tangannya sendiri.

MATSA [ Tamat ] 𝗿𝗲𝗸𝗼𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝘀𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang