しぬ 2 : TORTURE CHAMBER

23.7K 1.2K 39
                                    

"ADARA! JANGAN LARI KAMU!"

Sang pemilik nama melotot tak percaya, ketika pelariannya menjadi kemarahan besar seorang Karika yang ternyata—ia mengerahkan seluruh penjaga rumah untuk mengejarnya.

Pelopor pelarian malam ini adalah Adara, yang tentunya jika ia ketangkap—entahlah seberapa kejinya wanita itu akan menghukum mati Adara nanti.

"Tolong! Siapa pun kamu, tolong aku," lirih Adara yang terus mengetuk kaca mobil tersebut.

Gio Zaxster berdecak kesal, hari-harinya dipenuhi petaka. Dengan ekspresi datar, laki-laki itu membuka kaca mobilnya.

"Goddamn it! Go fuck yourself!" umpat Gio dengan nada rendah.

Adara terkejut, ia tidak menyangka akan di maki seperti itu. Ia menarik nafas panjang lalu menghembuskan nafas perlahan, ia harus menurunkan egonya untuk meminta bantuan.

"Kasih aku tumpangan, aku akan membayarnya." Adara melakukan negosiasi.

Gio tetap tidak menjawab, ia justru menaikkan kaca mobilnya yang tentu saja—langsung membuat Adara menyatukan kedua tangannya di depan dada. Gadis itu memejamkan mata, ia akan memohon.

"Aku akan membayarnya, aku bukan orang jahat," lirih Adara masih berusaha. "Aku punya uang, aku akan balas budi."

Pintu kaca mobil yang hendak tertutup menjadi terhenti, setelah Gio mendapati gerombolan pria berbadan besar lewat di depan mobilnya. Gio mengerutkan kening, melihat seorang wanita yang tidak asing berada di antara para pria tersebut.

"Sedang meminta bantuan rupanya," ujar Kartika pada Adara. Kedua tangannya bersedekap, sudut bibirnya terangkat meremehkan, seolah menertawakan tingkah Adara yang gagal kabur darinya.

Anak buah Kartika menundukkan kepala tanpa sebab, setelah mengetahui sosok di balik pemilik mobil. Kartika yang heran pada anak buahnya—memilih untuk menoleh pada pengemudi mobil berwarna hitam tersebut.

Betapa terkejutnya wanita itu ketika mengetahui siapa pemilik mobil hitam tersebut. Ibarat tikus yang sudah terperangkap, jantung Kartika berhenti berdetak untuk sesaat.

Gio membuka kaca, intensitasnya terpusat pada sebuah gelang yang melingkar di lengan gadis itu. Matanya perlahan naik ke atas, menatap iris mata Adara yang kemudian ia menyadari satu hal.

"Bawa dia," intruksi Kartika setelah sadar dari keterkejutannya.

"Nggak mau!" tolak Adara. "Lepasin gak?!" Adara memberontak.

Adara meludahi Kartika dengan umpatan, ia benar-benar berani, Kartika akui keberanian itu. Di antara para budak, hanya Adara yang berani membantah ucapan Kartika.

"Kau!" Kartika menahan amarah, ia tidak akan membuang waktu lagi. "Bawa dia!"

Kedua tangan Adara di pegang erat, sapu tangan yang terdapat bius membuat Adara pingsan dalam sekejap. Pria bertubuh besar menggotong tubuh Adara seperti karung untuk segera menjauhi mobil milik Gio.

Kartika menoleh ke arah Gio sekian detik, kemudian membalikkan badan untuk menjauhi pria tersebut. Kartika tahu, betapa bahayanya ia saat ini.

"Tunggu."

Detik itu juga, seluruh anak buah Kartika menghentikan langkahnya. Intruksi dari sosok berpengaruh dengan suara berat namun tegas itu tidak main-main. Seperti seorang Alpha yang seluruh ucapannya tanpa sadar membuat orang-orang bertekuk lutut.

Kartika membalikkan badan setelah menarik nafas panjang. "Ada yang bisa dibantu?"

Gio turun dari mobil dengan kedua tangan di dalam saku celana. Matanya memiliki dua perhatian, Kartika—juga gadis yang telah pingsan.

しぬ SHINU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang