Playlist : Never Be Alone - Shawn Mendes
Your playlist :
***
"Kau sudah tidak apa-apa, benar Zeina?" tanya Dariel memastikan, karena sedari Zeina mengucapkan kata terimakasih padanya, gadis itu terus saja diam. Lihat saja, sekarang bahkan dia masih menoleh kearah jendela, tanpa berniat menoleh kearah Dariel yang sedari tadi sesekali menoleh kepadanya.
Dariel berdecak kesal. Hell, Zeina mengabaikan nya. Dariel mengarahkan satu tangan nya untuk menyentuh tangan Zeina yang ada diatas paha gadis itu. Sedangkan satu tangannya lagi, dia gunakan untuk mengemudi.
Merasakan sentuhan pelan ditangan nya, Zeina mengalihkan pandangan dan jatuh pada tangan nya yang kini sudah Dariel genggam. Zeina kembalu mengangkat tangannya, menatap Dariel. Dan tersenyum.
"Aku tidak apa-apa, Dariel. Hanya saja sedikit pusing," Kata Zeina menjelaskan, tangan nya juga kini tengah megusap tangan Dariel. "Apa kau minum?" tanya Dariel lagi.
Zeina terkekeh pelan, "Ya. Ehem, itu. . . Sedikit." jawab Zeina, kembali menolehkan kepala nya ke samping. Perlahan tangan Dariel kembali mengusap kepala Zeina. Tanpa mengalihkan pandangan nya dari jalanan.
"Sudahlah. Jangan bersedih lagi ya. You'll be safe. Mana Zeina gadis centil yang suka menggoda ku?" canda Dariel. Sembari terkekeh geli,
"Dia sedang tidur. Kenapa? Kau merindukannya ya?" Zeina kembali terkekeh dan menaik turunkan alisnya. Dariel menoleh, tersenyum, "Percaya diri sekali,"
Zeina kembali tertawa menanggapinya, dan kembali berkata "Kenapa kau bisa ada disana? Aku belum mengatakan apapun padamu tadi kan?" tanya Zeina lagi, sebenernya dia sangat penasaran akan hal ini sedari tadi.
"Sudah ku katakan, aku ada disana, karena aku ingin. Tadi aku mengangkat panggilan darimu, saat aku tanya ada apa, kau tidak menjawab dan malah terdengar suara bising seperti diclub. Juga aku mendengar mu berdebat dengan lelaki sialan itu. Jadi, ya, aku langsung berangkat kesana dengan melacak ponsel mu tentu saja." kata Dariel menjelaskan, sejenak Zeina terdiam. . . Merasa ada yang aneh. Tapi apa?
"Wait!. . . Aku kan tidak pernah menghubungi mu sebelum ini. Tapi, kenapa kau langsung tau bahwa itu aku?!" cerca Zeina sembari mengarahkan jari telunjuk nya kepada Dariel. "Jangan bilang, kau sudah menyimpan kontak ku, Sir?!" Zeina terpekik senang
Sedangkan Dariel hanya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal sama sekali. Well, dia ketahuan.
"Masa bodohlah apa katamu! Lagipula kau sama saja denganku. Sama-sama menyimpan kontak orang secara diam-diam." seru Dariel.
Sejenak mereka terdiam. Sebelum akhirnya tawa mereka pecah malam itu, mereka mentertawakan kebodohan mereka sendiri.
Zeina terus memerhatikan Dariel. Cara dia tertawa. Suara tawanya. Ah, Zeina menyukai lelaki ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My DANGEROUS GIRL [COMPLETED]
RomanceDariel Atteriza Smith (27th). CEO tampan. Multitalent. Dingin. Keras kepala. Dia sudah membangun perusahaan, dari nol sampai sukses dengan tangan dia sendiri. Zeina Anastashia Miller (22th). Ceria. Agresif pada orang tertentu. Keras kepala. Berawa...