Chapter 2 | You'are My Luna

14 0 0
                                    


Jangan lupa vote ya sebelum baca dan komen sesudah membaca😚😊
Terimakasih.
Happy Reading..😘😘

Pertemuan itu singkat.
Namun, cukup membekas!!

Sean Wiranata
-----------------------------

3 hari berlalu keadaan luna sudah benar-benar membaik. Di hadapannya terdapat kaca besar yang memantulkan bayangan dirinya dan tia yang sedang menyisir rambutnya. “kamu cantik, sayang?”

“kayak mama” ujar luna antusias. Tia hanya menimpali dengan senyuman.

“ma., Luna kan udah besar. Kenapa mama masih nyisir rambut luna?”

“mama tahu”

“lalu?”

“mama sayang kamu, jadi biar mama yang menyisir rambut kamu” ucap tia sembari mengecup hangat pucuk kepala putrinya. Setelahnya tia langsung beranjak pergi karena kegiatannya sudah selesai.

Luna tersenyum kecut. Ia tahu sebenarnya bukan itu alasan utamanya.

"aku harus tegar. Aku tidak mau mama dan papa sedih jika melihatku terpuruk” gumam luna. Setelahnya gadis itu langsung mengambil tasnya menuruni anak tangga dan bersikap seperti biasanya.

***

SMA 1 TUNAS JAYA.

Itulah nama yang terpatri di atas gerbang tinggi bercat putih. Luna ternyum akhirnya ia bisa bersekolah lagi. “mang luna turun, makasih udah nganterin luna?” ucap luna pada mang ujang-sopir pribadi luna. Sebenarnya luna bisa menyetir sendiri namun papanya memaksa. Luna menurut. Ia tahu semua ini demi kebaikannya.

"iya neng, Semangat belajarnya!” ucap mang ujang seraya mengangkat kedua jempolnya.

Luna tersenyum dan melanjutkan langkahnya. Memasuki area sekolah yang 1 tahun terakhir ini telah menjadi saksi dirinya dalam mengenyam ilmu.

“luna…” teriak seorang gadis berambut pirang. Belum sempat menoleh. Gadis itu menubrukan dirinya ke tubuh luna dan memeluknya erat.

“ gue kangan sama lo..” gumam gadis itu.

“Ra... Gue cuma sebentar perginya”

“apa?sebentar kata lo?2 minggu lun..” ucap Naura kesal. Gadis itu menghentakkan kakinya.

“gue rasa cuma 2 hari, ra” jawab luna tanpa dosa.

“ah serah lo, intinya gue kangen sama lo!” tanpa aba-aba Naura langsung menarik tangan luna. Membimbingnya menuju kelas. Luna hanya ikut dan senyum jahil masih tercetak jelas diwajahnya.

****

Luna  mengedarkan pandangan. Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Kini keduanya sudah berada di kantin.

“Lun…” teriak seorang pemuda. Luna memicing melihat siapa yang yang memanggilnya karena jarak kedunya cukup jauh.

Askal

“Duduk sama gue…” lanjut pemuda itu lagi. Luna menggangguk dan mengajak Naura mengikuti langkahnya.

“Mau makan apa? Tanya Askal

“Samain kayak pesenaan lo aja kal”

Ehkkmemm

“Gue gk ditawarin!!!!” sindir Naura yang sejak tadi keberadaannya diabaikan.

“Lo punya kaki?”

‘Punyalah”

“Bagus”

Naura mendengus. “Dasar es balok”

Luna terkekeh pelan melihat tingkah kedua sahabatnya itu.  Sebelum matanya menangkap seorang pemuda asing disamping Askal.

Askal yang mengerti bersuara. “kenalin temen baru gue?”

“Sean” ucap pemuda itu.

“Naura” Ucapnya antusias, “Dasar ganjen” timpal Askal. Setengah menyeringai.

“Kampret!!” Naura sudah bersiap melempar sendoknya. “Mau apa lo!!!’ Askal melotot membuat nyali Naura menciut. “He..he… gak kok ngpapa”

“Bagus.. diem!makan!dan gak usah keganjenan” perintah Askal. Naura menurut dan makan dalam diam.

Sean tersenyum. Lalu menatap cewek disamping Naura.

“Sean” ucapnya memperkenalkan diri. Pada gadis yang sejak pertama sudah menyita perhatiannya.

“Luna” balasnya. Senyum tercetak di kedua bibirnya membuat lesung pipit gadis itu terlihat.

Cantik

Gumam Sean. Pemuda itu tersenyum penuh arti.

-TBC-

Terimakasih Sudah Membaca Cerita Ini.

rifatussh_

You're My LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang