Fateh memandangi rintikan hujan dari atas balkon kamarnya, fikiran nya terus menerawang tentang kejadian di sekolah tadi. Kenapa Fatim bisa seberani itu melawan Lisa? Dan mengapa ia hanya bisa berdiam diri saat melihat kekasih nya di sakiti orang lain.
Kenapa sekarang hati dan fikiran nya hanya tertuju pada Fatim? Apakah Fateh mulai menyukai Fatim?
Fateh pun mengacak-acak rambutnya frustasi, ia tidak tahu kenapa ia bisa menyimpan rasa pada cewek menyebalkan itu. Tetapi ia masih mencintai Lisa.
Ia harus pintar-pintar menutupi semua perasaan nya pada Fatim dari keempat sahabat nya itu terutama Lisa, cewek itu tidak boleh mengetahui hal ini.
----------------
Pelajaran pertama dan kedua telah berjalan dengan lancar dan bel istirahat pun sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Kelas sudah sepi, kecuali Fateh dan keempat sahabatnya yang kini sedang memasang muka bosan karna masih berada di dalam kelas. Apalagi Satria yang seperti orang gelisah, kesana kemari dan terus mengajak Fateh ke kantin. Namun ajakan Satria tidak di gubris oleh Fateh.
Alul turun dari atas meja lalu mendatangi Fateh.
"Teh lo kenapa sih dari pagi gue perhatiin kagak ada cerah-cerahnya tuh muka"
"Gak kayak biasa nya tau kagak?!" ucap Alul.
Fateh memandang wajah Alul dengan tatapan yang lemas seperti orang yang tak bernyawa.
"Wah sakit nih anak!" timpal Dimas sambil menggelengkan kepala nya.
Melihat sahabat nya bagai mayat hidup, Satria pun berjalan mendekati Fateh lalu menarik tangan Fateh untuk berdiri.
"Ikut gue!!!!" ucap Satria sambil menarik tangan Fateh.
Fateh pun berdiri tak bersemangat.
"Gue gak laper" ucap Fateh datar.
"Siapa yang mau bawa lo ke kantin?" sinis Satria.
"Kita mau bawa lo ke psikolog"
"Kita mau periksa otak lo waras atau gak"
"Dari pagi kita perhatiin kayak orang yang gak punya semangat hidup"
"Gak kayak biasa nya tau gak lo kayak gitu"
Ucapan Satria seketika membuat tenaga Fateh tiba-tiba terkumpul.
"Ayok ikut gue" tarik Satria.
--------------
Satria menarik tangan Fateh ke kantin, seketika Fateh menghentikan langkah nya saat di ambang pintu kantin karna ia melihat Lisa dan kedua teman nya yaitu Gabriella Anatazya dan Nabila Putri sedang duduk santai sambil menyeruput softdrink.
Sadar melihat Fateh sedang berada di ambang pintu, Lisa pun langsung melambaikan tangan nya pada Fateh.
Fateh pun mulai menghembuskan nafasnya, mencoba menetralkan jantung nya. Ia mencoba bersikap biasa saja pada Lisa.
Ia pun mulai berjalan menghampiri Lisa.
"Hai, baby" ucap Lisa manja sambil mencium pipi kanan Fateh.
Seketika ciuman Lisa langsung di tepis oleh Fateh.
"Bisa gak gausah cium-cium gue!" tajam Fateh.
"Oke, kalo peluk?" tawar Lisa.
"NO!!" tolak Fateh.
Mendengar tolakan Fateh, Lisa pun langsung mengerucutkan bibir nya.
"Kok kamu gitu sih, baby?" tanya Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Bad Boy (Fateh Halilintar)
De TodoBuat fatners and stars langsung baca aja:) Jadi, di cerita ini gen halilintar bukan keluarga, aku bikin umur mereka jauh lebih tua dari sekarang So, jangan lupa baca stars ⚡⚡⚡