Thoriq pov
"Sekarang gua mau lu test DNA." Gua sedang berada di kantor berdua dengan si Jameti.
"Riq, ini asli anak kamu." Dia mencoba menggenggam tangan gua tapi dengan kecepatan kilat gua langsung menghindarinya.
"Gua gak bakal percaya kalo gak ada bukti."
"Kalo beneran ini anak kamu, apa yang akan kamu lakukan?"
"Gua akan nikahin lo, tapi kalo bukan, lo jangan pernah nampakin muka lagi dihadapan gua." Gua menatap kedua matanya dengan tatapan tajam.
"Besok pagi lu pergi ke dokter yang udah gua saranin, kita ketemuan di sana."
"Oke."
Sarah pun pergi ninggalin ruangan gua, gua menghela nafas kasar, semoga tuh jabang bayi bukan hasil sperma gua.
Jaehian_HI
"Halo, ngapa Riq?"
"Besok kalau bisa adain janji gua ama dokter nya, gua bakal kesana besok."
"Oke, lu besok dateng ke tempanya jam setengah delapan aja, dia dateng biasanya jam 8."
"Gampang itu mah, nanti kalau bisa lu dateng juga ya, gua juga bakal ajak Ocha."
"Iye."
"Bismillah."
.
.
.
.Author pov
Sekarang di rumah, Thoriq, Ocha dan juna sedang asik menonton tayangan di televisi.
"Cha besok kamu ikut aku ya," ucap Thoriq.
"Kemana?" Ocha menoleh ke arah suaminya.
"Dokter."
"HAH! lu sakit apa Nang? Kok ke dokter, lu panas, ayan,kanker atau lu sawan?" Juna langsung bangun dari aktivitas rebahan nya.
"Apansi lu? gua cuma mau ngetes kandungan nya si Sarah bloon," ucap Thoriq.
"Alhamdulillah, pan gua kira lu sakit Bang." Juna pun kembali ke posisi semula.
"Sehari waras gak bisa apa Jun?" tanya Ocha.
"Gimana kamu mau ikut?" tanya Thoriq
Ocha tampak berpikir sebentar dan mengangguk setuju. "Iya, aku ikut. Sekalian mau lihat muka si Sarah.
"Kalau udah diliat mau diapain?" tanya Thoriq
"Ya liat aja, gak mau ngapa-ngapain." Juna yang mendengar jawaban Ocha mendengus kasar. "Yah, gak seru lu Cha. Tampol ke, hajar ke, santet ke, ato gak depak aja dari bumi," ucap Juna.
"LU SINI GUA DEPAK," ucap Thoriq.
"Sans lur."
Karena sudah terlalu malam, semua pun masul ke dalam kamar masing-masing.
"Sayang, kalo kamu udah lulus kita gituan yuk," ucap Thoriq sambil mengelus rambut Ocha yang sedan bersandar di dadanya.
"Gitu apan?"
"Itu loh, yang menghasilkan suara AH." Mulut biadab itu dengan santai nya mengeluarkan suara yang biadab juga.
Ocha yang paham langsung gelapan. "Eh apansi."
"Tapi pasti boleh dong, kan itu hak aku jadi harus dilaksanakan, pengen aku tuh cepet punya Thoriq junior."
"Masih lama kali, pikirin dulu tuh si Sarah."
KAMU SEDANG MEMBACA
•Dinihakin Kakel• (End)
RomansaCompleted Bagaimana perasaan lo ketika kakel yang terkenal dingin, jutek, cuek, kaya dan paling ganteng seantero sekolah tiba-tiba dijodohin sama lo? Ini dia yang Ocha rasain, mau liat kisahnya? mampir dulu sini. Inget jangan pelit vote sama komen...