Prolog

225 25 5
                                    

Lebatnya hujan membasahi kota besar ini. Penduduk kota berlalu—lalang menggunakan payung besar mereka. Mobil dan motor berkendara dengan lancar di jalanan, tanpa adanya hambatan.

Im Yoona. Gadis yang sedaritadi mengamati kota Seoul, sembari menunggu hujan berhenti. Yoona menatap lurus kedepan tanpa menoleh kanan kiri.

"kringg"

Terdengar suara telfon berdering di tengah lebatnya hujan. Yoona memasukkan tangannya ke dalam saku, mencari benda pipih tersebut.

"hm?" kata Yoona kepada orang yang di sebrang telfon.

"kesinilah, aku baru saja membeli film Titanic!"

Mendengar nama 'titanic' membuatnya berdiri dari posisi duduknya di halte bus.

"dimana kau?" Yoona berjalan ditengah hujan tanpa menggunakan apapun. Tujuannya hanya satu.

"Aku di rumahku" tujuannya hanya ke rumah Seohyun, untuk menonton filem—nya. Ralat, bukan filem—nya. Tetapi filem kesukaan nya.

Yoona mematikan telefon—nya, dan berlari menuju rumah Seohyun. Berlari pun tak cukup. Yoona memutuskan menaiki taksi yang lewat.

Di tengah jalannya kota besar ini. Terdengar suara Celine Dion yang menyanyikan sebuah lagu 'My Heart Will Go And On'. Ntahlah ini sebuah kebetulan ataupun takdir.

"permisi, bolehkah volume radio—nya di perbesar sedikit" ujar Yoona kepada supir taksi tersebut.

Yoon mulai mengikuti nada dan bernyanyi saat volume radio di per besar oleh sang pemilik mobil.

'Bugh'

Kening Yoona terbentur di sandaran kursi depan nya. Yoona mengusap keningnya yang kesakitan akibat terbentur.

"apa kau tidak apa-apa?" bukannya Yoona yang di tanyakan. Supir itu malah menanyakan kepada pemuda yang ditabraknya.

Supir itu turun dari mobilnya dan berjalan ke pemuda itu, sekedar menanyakan keadaannya.

Yoona ikut serta mempertanyakan. Tapi, lihat saja pemuda itu. Dia malah berdiri dengan tubuh tegapnya, dan memasukkan kedua tangannya ke dalam sakunya. Dagunya terangkat seperti seseorang yang memamerkan sesuatu.

"syukurlah" ucap supir tersebut.

"setelah dipikir-pikir, sepertinya kakiku cederah" katanya yang tiba-tiba saja memegang kakinya.

"apa yang harus kulakukan?" khawatir supir.

"biar aku saja, om. Om bisa lanjutkan pekerjaan om" ucapku menenangkan si supir. Perlu kalian tahu. Aku adalah wanita tak tegaan, supir itu mungkin mencari uang untuk keluarganya makan, tetapi uangnya harus dipakai untuk pengobatan si korban.

"tidak ini salahku" bantah supir itu.

"biar aku saja om, om lanjutkan saja pekerjaan om" tanpa abah-abah, aku langsung menarik pria tersebut.

---

Hai gaiz, aku kembali membawa cerita baru. Semoga kalian suka ya.
Aku sangat butug kritikan dari kalian.

Mohon dukungan vote dan comentnya juga. Gomawo chingu ya^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴍʏ ʟᴏᴠᴇ ᴀ ᴅʀᴇᴀᴍTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang