Pengantar Akuntansi

35 1 0
                                    


"Ehh kalo dari Sudirman mau ke Tanah Abang nggak usah nyebrang peron kan yaa?"

"Is that really matter?"

"Ohh c'mon hun.. it's matter.. ntar kalo gue nyasar gimana?"

Lagi-lagi tawa menyedihkan itu meluncur di tenggorokannya.

"Nyasar gitu?" Flo menjawabnya dengan spontan. Tawanya masih sedikit tercekat. Ia merasa hina jika mulai melanjutkan pembicaraan menyedihkan ini. Ia tahu semua pria sama, hanya menemui dirinya untuk mengisi kekosongan hari-harinya, selingan karena gebetannya lagi pms, bahkan bosan. Sialan, ia benar-benar benci dirinya yang merasa semua pria tertarik kepadanya lalu pergi meninggalkannya seolah-olah tidak menancapkan bekas luka.

"Iya.. nyasar ke hati kamu" damn. Flo tahu jika akhirnya itu yang akan memekakkan telinganya. Merinding. ia benci perasaan ini.

"Seriously.. again Chico? No need those shit talk"

"Hey, i'm serious"

Flo menghela nafasnya. Dilihatnya lagi soal pengantar akuntansi di depan matanya yang mulai membuat otaknya kembali menghangat. Walaupun sejujurnya bertelfonan dengan Chico berhasil mendinginkan otaknya dan Flo tahu, Chico akan membantunya mendapatkan balance di neracanya. But she hates this fucking silly game.

"Menurut kamu ini harusnya masuk other expense apa miscellanous expense?" Flo mencoba fokus. Tidak akan menanggapi: hey nanti aku kesasar.

"Emangnya apaan dah soalnya?" Flo merebahkan badannya di kasur membaca kembali soal di buku Waren super tebal pemberian kampusnya.

"Sebentar.. aku ambil intinya.." Flo mulai menyingkat soal berbahasa Inggris di bukunya "Mr. Right paid $50 for telephone expense"

"Ohh c'mon hun there's no Mr. Right in warren book.. you change the question!!" Flo tertawa, dirinya memang sengaja mengganti soal. Sebenarnya tertulis Mr. Bill tapi dia tidak peduli.

"Aku ngantuk.. jadi aku bercanda." Chico tertawa.

"Kamu lihat di akun sebelumnya ada akun miscellaneous expense ngga? Kalo ngga ada baru pake other... tapi harusnya miscellaneous sih.. soalnya dia pasti ada deh setiap bulan"

Flo mulai mengangguk-angguk. Otaknya kini memuja Chico yang memberinya pencerahan di tengah malam lalu merasa bodoh karena ia menanyakan pertanyaan yang tidak penting.

'Kok kamu tanyanya gampang banget sih Flo, gaada yang lain apa? Belum sampe AFDA* atau BDE*?"

Flo memerah. Bahkan ia tidak mengerti apa itu AFDA begitu juga BDE, yang jelas semua istilah akuntansi tampak terdengar menyedihkan dan sulit dicerna oleh otaknya yang terbiasa belajar Ilmu Alam.

"Kayanya itu bab selanjutnya Co.. temenin aku yaaa nyelesain laporannya please.. aku ngantuk banget.. ngapain deh kamu.. salto juga ngga papa"

Kali ini Chico tertawa dan terdengar sangat sangat nyaring. Otaknya hampir sakau mendengarnya.

"Ehh Flo.. gimana caranya kamu tahu aku salto? Kita kan voice call."Flo mulai merampungkan laporan keuangannya. Mulai menjumlah sisi debet dan kredit yang ada. Dalam hatinya ia memberi mantra: balance balance balance balance please

"Aku bisa denger bunyi brisiknya kalo kamu pake headset" Ucap Flo asal sembari menambahkan angka-angka di kalkulatornya

"Ahh masa. Ngibul kamu. Aku lagi ngapain sekarang?" Flo mendengar bunyi kresek-kresek yang ia tahu itu disengaja supaya Chico terdengar bergerak.

"Kamu lagi tiduran dan gerak-gerakin headset biar kedengeran gerak kan? Berhenti nipu deh.. lo kan bedebah sialan" Chico tertawa.

Flo membelakkan matanya senang ketika menemukan kolom debet dan kreditnya balance. Ia ingin sujud syukur sekarang.

"CHICO BABE IT'S BALANCE.. WELL SEE YOU TOMORROW MOWNING"

Flo mengakhiri panggilan itu tanpa dosa. Sengaja. kali ini dia tidak ingin dianggap lelucon gampangan.


*BDE (Bad Debt Expense) merupakan akun yang muncul berpasangan dengan AFDA (Allowance For Doubtful Accounts) ketika menggunakan Allowance method dalam mengestimasikan piutang tak tertagih.


Pengantar AkuntansiWhere stories live. Discover now