bab 5

6 1 0
                                    

*Lupakan masalah masa lalu untuk berdamai di masa depan*

Rara sudah siap untuk berangkat sekolah langsung turun ke bawah.

"morning my family my team." Sapa rara yang langsung duduk disamping abangnya.

"suaramu ra merusak telinga tau nggak!" ucap Rewa

"biasa aja ih. Suara kayak Raisa gini. Wleee "balas Rara sambal mengoleskan selai di atas rotinya.

Sesudah sarapan mereka berdua berpamitan dengan orang tuanya.

Sebelum Rewa memasuki pagar sekolah Rara lebih dahulu menyetop Rewa

"bang.. stop..." rewa langsung mengerem mobilnya di depan toko fotocopy dekat sekolahnya, hari ini mereka menggunakan mobil. (biasalah anak sultan gonta ganti kendaraan)

"apaan sih Ra, kenapa?ada apa? Ada yang ketinggalan?"tanya Rewa .

"gue turun sini ajalah. Nanti fans kamu kepo. Bye bye babang. "Rara langsung keluar mobil.

"Eh tumben Ra.ya udah hati-hati Ra. Gue duluan." Ucap Rewa.

"ahsyiap" sambil tangannya membentuk 'oke'. Rewa langsung melajukan mobilnya memasuki sekolahnya. Rara berjalan santai karena ini masih jam 06.30 biasanya mereka datang terlambat sekarang Rara suka karena dia gak telat lagi. Rara kemarin sebelum tidur mengatur alarm 20 kali dari jam 4-6 bayangkan betapa inginnya dia merasakan tidak terlambat.

Rara berjalan sambil menatap layar handphonenya menscroll instragamnya karena terlalu fokus dengan handphonenya tidak tahu Rara menabrak punggung seseorang didepannya.

"eh.. sorry ya gue nggak lihat" ucap Rara, cowok itu berbalik ternyata orang itu Kak Daris.

"nggak papa kok Ra. Mangkannya kalua jalan jangan sambil main hp "ucap Daris

Rara terkejut ternyata yang ditabraknya adalah kak Daris.

"hash ketemu dia lagi . pagiku yang indah jadi suram." Batin Rara

"eh iya maaf ya kak." Sambil tersenyum dan memasukan hpnya ke saku roknya. Karena rasa penasaran yang sangat tinggi kenapa Daris berada di depan taman depan sekolahnya pagi-pagi biasanya sih Daris selalu datang pagi dan langsung masuk ke kelas.

"tanya nggak ya?nanti kalau tanya kepedean dianya.eh nggak usah ah malu gue. Mungkin nunggu kak Ersty" Masuk langsung menikmati rasanya tidak terlambat.batin Rara

"kenapa Ra ? wajah lo kok gitu amat. Ada yang mau lo omongin?" tanya Daris. Rara langsung menatap Daris mata Daris yang berwarna coklat membuat siapa saja terpana saat melihatnya.

"ehh nggak. Nggak ada. Gue duluan ya." Rara langsung berjalan meninggalkan Daris. Baru saja Rara melangkah 2 langkah tangannya terasa ada yang memegang.

"Gue boleh ngomong sesuatu ke lo nggak." Tanya Daris. Rara yang terkejut karena tiba-tiba Daris memegang tangannya sontak langsung terdiam Rara menatap tangan Daris yang masig memegang tangannya.

"ehmm permisi mas tangan gue bisa dilepasin nggak." ucap Rara sambil mengalihkan muka dari tatapan Daris. Daris yang baru sadar ternyata tangannya masih menggenggam tangan Rara langsung melapaskannya.

"maaf ya kak Daris. Rara ada piket ngomongnya lain waktu aja. Bye" Rara langsung pergi meninggalkan Daris memasuki gerbang.

'kenapa sih Ra lo ngehindar dari gue." Guman Daris.

Saat di kelas, Desty terkejut melihat gadis yang berjalan menuju arahnya dan langsung melihat jam tangannya.

"Ra lo nggak lagi ngigo atau halu kan? Lo jam segini udah dateng.amazing" Ucap Desty heran sambil bertepuk tangan. Rara yang tidak memedulikan ucapan Desty langsung duduk di bangkunya.

"nggak lah gue sadar 100%." Ucap Rara sebel terhqadap Desty yang tidak percaya bahwa dia datang tidak terlambat. emang gue gak pernahnya nggak telat. Kelihatannya iya sih.batin Rara sambil tersenyum.

"napa tu wajah tadi kusut amat kayak habis kalah lotrean "tanya Desty sambil tertawa

"nggak papa gue." Jawab Rara dan terdengar suara bel masuk .

Kringgg kringgg

Desty ayok kekantin lapar ini ucap Rara sambil menarik tangan Desty

"eh Bambang sabar napa lu mahh makan nomor satu." Ucap Desty dan Rara tertawa mendengar perkataan Desty.

Saat tiba di katin meja semuanya sudah penuh diisi oleh siswa-siswa yang mungkin belum sarapan tadi pagi di rumahnya dan ada juga yang hanya ngobrol-ngobrol ataupun ngegosipin orang.

"yah Ra. Nggak ada tempat nih duduk mana?apa kita bawa ke kelas aja?." tanya Desty sambil celangak-celunguk melihat bangku yang berada di kantin siapa tau ada yang berajak pergi.

'kok rame banget ya, nggak tau apa gue juga lapar. Beli minum dulu aja Des haus nih." Ajak Rara dan menuju ke abang somad penjual es atau segala es ada di bang somad.

"ehhh tunggu Ra main pergi aja." Desty langsung menyusul Rara ke bang Somad

'bang es milo 2 ya."

"oke mbak ayu sabar nggih." Jawab bang Somad yang sudah berumur sekitar 45 tahun dengan Bahasa Jawanya karena bang Somad ini merantau dari Surabaya ke Jakarta. Tidak perlu menunggu lama pesanan Rara sudah jadi

"iki mbak es milo ne sueegerrr."

"oke bang . ini uangnya." Rara memberikan uangnya dan memberikan satu es jeruknya ke Desty

"eh Ra itu ada yang kosong gue kesana dulu ya, keburu ditempatin orang lain." Ucap Desty langsung lari menuju ke bangku itu.

Saat Rara mau mengikuti Desty ada orang yang menabraknya dan membuat es milo yang di pegangnya tumpah ke bajunya. Semua seisi kantin melihatnya

"ishhhh kalau jalan itu lihat-lihat dong tumpahkan jadinya. Aduh baju gue kotor. Punya mata apa nggak sih" Omel Rara sambil membersihkan seragamnya

"ehh maaf ya dek nggak sengaja soalnya kamu pendek sih jadi nggak kelihatan." Ucap laki-laki yang menabrak Rara. Dan sepertinya Rara tau suara itu milik siapa dan Rara langsung mendongak.

'Bang Rewa batinnya.' Rara langsung melotot kea rah Rewa ingin sekali Rara menyumpal mulut abangnya ini dengan kain pel.

"sini -sini aku bersihin apa mau aku ganti es milonya." Tanya Rewa sambil menundukan badannya dan memberikan sapu tangannya jangan lupa muka Rewa yang menyebalkan terpampang jelas diwajahnya yang ingin menggoda adiknya.

"nggak usah terimakasih. Nggak butuh." Ucap Rara judes dan langsung pergi meninggalkan Rewa karena Rara malu jadi pusat perhatian di kantin. Tiba-tiba Rewa mengikutinya dan mengacak-acak rambutnya

Cewek-cewek yang ada di kantin langsung berbisik-bisik mungkin itu fans Rewa yang tidak suka dengan Rara.

"Sok jual mahal tuh adek kelas. Aslinya suka" ucap cewek yang berada di meja samping Rara berdiri.
"Bener loh aslinya mau mau tapi malu" balas salah satu teman dari cewek itu. Tidak hanya satu orang aja dan membuat Rara sebal dan menahan amarahnya.

"jangan marah tambah cantik." Rewa langsung lari sambil tertawa. Rara yang sebal dengan kelakuan abangnya sampai menghentakan kakinya gemas.

"Ra lo nggak papa kan ? tadi itu bang Rewa kan ? yaampun gantengnya Ra seharusnya lo terima tuh sapu tangannya nanti kasih ke gue. Tadi lo juga dielus-elus kepalanya aku juga mau."Ucap Desty tiba-tiba di belakang Rara sambil menatap punggung Rewa yang membuat Rara terkejut.

"astaga desss!!!teman lo kena musibah lo tetap aja mikirin tuh orang." Ucap Rara sebal
'asal lo tau kalau Rewa itu abang gue mungkin loh udah kesurupan,Des"batin Rara

"eh maaf soalnya kegantengan bang Rewa itu mengalihkan duniaku. Eh ayo kita ke kamar mandi kita bersihin seragam lo." Desty menarik tangan Rara menuju ke kamar mandi.

*pasti kelak kebohongan seseorang pasti terungkap walaupun sudah di simpan lama"

senja untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang