Part 1

48 6 1
                                    

Suara Adzan subuh berkumandang

"Mmm...." Gumamnya, bangkit lalu berjalan ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan sholat subuh tapi sebelum itu dia mandi terlebih dahulu karena Sunnah Rasulullah mandi sebelum Subuh. Selesai sholat tak lupa merapikan tempat tidur dan berganti seragam sekolah untuk hari ini sebelum turun menemui bunda tercintanya

"Pagi bunda" katanya lalu mencium pipi rahma, "Pagi sayang, kamu udah sholat" jawabnya lalu membalas mencium pipi ziya yang nampak chubby, kemudian melanjutkan memotong sayuran.

"Udah dong, sini biar ziya yang bantu potong² sayurannya" kata ziya lalu beralih menggenggam pisau ditangannya "baiklah tapi hati-hati jangan sampai terkena seragam mu" balas bunda kemudian mengerjakan yang lainnya.

5 menit kemudian

"Bun ini udah selesai motongnya" kata ziya meletakkan pisau yang digunakan dipinggiran

"yaudah kamu cek kembali persiapan untuk sekolah, kan ini hari pertama kamu masuk kelas XI biar ngga ada yang ketinggalan" kata bunda lalu membawa potongan sayuran menuju wastafel

"baiklah aku keatas dulu ya bun, maaf tidak bisa melanjutkan membantu mu" katanya, dan dibalas senyuman manisnya lalu naik ke lantai dua kamarnya berada. Tanpa disadari ternya ada yang melihat kegiatan antara ibu dan anak itu, Bagas Pramudyan ayah ziya yang sedari tadi melihat interaksi antara keduanya sambil tersenyum hangat lalu mendekati istrinya

"Pagi" katanya tersenyum lalu berdiri disamping wastafel menatap istrinya

"Pagi juga yah, belum bersiap juga untuk pergi kekantor?" balasnya tersenyum lalu melanjutkan kegiatan memasaknya

"Aku berangkat siang bun dan nantinya pulang kantor ayah akan membicarakannya dengan ziya" kata Pram menghela nafas menatap istrinya

"Apa sebaiknya kita tunda dulu yah sampai ziya sudah kelas 12?" Tanyanya mematikan kompor lalu menatap suaminya itu

"Tidak bisa bund ini janji dan harus segera dilunasi, kalau menunggu ziya naik kelas 12 itu juga tidak baik untuk persiapan ujian kelulusannya nanti. Kamu jangan khawatir dia orang baik dan ayah yakin dia bisa membuat ziya bahagia" jelas Pram memegang bahu Rahma dan membawa kepelukannya

"Baiklah bunda percayakan semuanya pada ayah, semoga dia itu seperti yang ayah katakan" katanya menghela nafas dibalik bahu suaminya lalu tersenyum.

Setelah beberapa menit bersiap sekarang ziya sudah duduk manis dimeja makan bersama bunda dan ayahnya

Pov ziya

"Ziya nanti pulang sekolah langsung pulang ya, ayah sama bunda ingin bicara denganmu" kata ayah tersenyum sambil mengelus kepalaku yang tertutupi hijab

"Kenapa tidak dibicarakan sekarang yah, mumpung ziya masih punya waktu" kata ku sambil menatap ayah karna jujur aku penasaran banget, soalnya kalau ayah sudah begini pasti sangat penting

"sudah sayang nanti saja kalau sudah pulang sekolah, ini dimakan dulu makannya nanti kamu telat loh" kata bunda menyela pembicaraan lalu memberikan piring berisi makanan kepadaku, kemudian hanya suara dentingan sendok dan garpu yang berbunyi.

"Ayah bunda ziya berangkat dulu ya, Abang ojolnya sudah ada didepan" kataku memecah keheningan dimeja makan, lalu berdiri dan mencium tangan ayah dan bundanya

"tidak mau ayah antar saja nak, mumpung ayah berangkat siang?" Kata ayah selepas aku mencium tangannya

"tidak usah yah, ziya ingin mulai belajar mandiri, hehe" kataku sambil menunjukkan deratan gigi putihnya

"baiklah hati-hati dijalan bilang ke abang ojolnya jangan ngebut bawa motornya" kata ayah sambil tersenyum

"Siap bos, Assalamualaikum" kataku lantang lalu keluar rumah dan menaiki motor abang ojol dan pergi meninggalkan halaman rumah.

Pov ziya end

Pasti ziya kepikiran dengan omonganku tadi, jadi dia tak mau aku antar, kata pram dalam hati sambil menatap halaman rumah

------------------------------------

Part 1 gimana guys?

Stay with me guys 🖤

                                21 Desember 2019

Satya dan Ziya(REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang