CIAMIS, 30 December 2019
Perjuangan Ibu disia-siakan anaknya
Ketika saya sedang duduk di Halte Transportasi Umum bersama rekan PKL saya untuk menghilangkan rasa lelah setelah pulang PKL, tiba-tiba Seorang Nenek Berumur ±70 tahunan menghampiri saya dan teman saya. Nenek itu menyapa saya & teman saya dan bilang "numpang duduk de" tak lama saya mengajak ngobrol nenek itu. Saya berbicara lama dengan nenek itu dan ketika saya mendengarkan cerita dari nenek itu, nenek itu memiliki masalah hidup yang sangat berat dan sangat menyakitkan. nenek itu membicarakan perjuangannya untuk mencari anaknya yang sudah lama tak kembali, saya tak lama menitiskan air mata saya. Saya tak kuat menahannya karena perjuangannya cukuplah berat untuk seorang nenek 70 tahunan yang jalannya sudah tidak bisa tegak lagi.
Nenek itu menceritakan segalanya kepada saya dan teman saya.
Nenek itu berjalan berhari-hari di pinggiran jalan raya di Ciamis dengan terik matahari, hujan basahi tubuhnya, serta tidur dimana saja. Nenek itu hanya membawa bekal 3 pasang pakaian yang ada di plastiknya besert air minum yang taklama lagi akan habis. Nenek itu bilang, "nenek tidak membawa makanan dan minuman, nenek gak tau harus gimana lagi? Sedangkan nenek gak megang uang, nenek bingung sekarang. Nenek cuman bekal pakaian 3 setel. Nenek hujan-hujanan demi anak nenek". tak tahu dari mana nenek itu berjalan, ketika saya bertanya nenek itu tak menjawab. Tetapi perasaan saya bilang "pasti nenek ini habis menemui anaknya yang ada di pangandaran" jadi ceritanya, nenek itu mempunyai anak yang tinggal di pangandaran, sudah bertahun-tahun tak pulang. Anak dari nenek itu meninggalkan sang nenek sejak suami si nenek telah meninggal dunia. Anak dari nenek itu sudah memiliki 2 orang anak yang otomatis jadi cucunya si nenek itu. Tetapi si nenek bilang, anak dari nenek itu tak mengakui bahwa si nenek masih hidup di dunia. Anak itu menganggap ibunya telah meninggal setelah bapanya telah meninggal juga (suami nenek itu) ketika si nenek mengeluarkan kata-kata itu, aku mulai memerah dan menahan air mataku. Dan kemudian saya bertanya ke nenek itu, "sekarang nenek tujuannya mau kemana?" nenek itu bilang, "nenek mau pulang kerumah, jaraknya cukup jauh. Rumah nenek di deket RSUD ****ciamis.", dan kemudian saya bertanya kembali "naek apa nek?", nenek itu menjawab, nenek jalan kaki kalau naik ojeg nenek gak punya ongkos..
Nenek itu terus membicarakan anaknya dan suaminya.. Saya bertanya "emangnya nenek punya berapa anak?", nenek itu menjawab " nenekmah gak punya anak, anaknya juga gak ngaku ibunya masih hidup" saya mulai menitiskan airmata.. Saya memberikan saran dan semangat ke nenek itu, "nenek harus sabar dan kuat, nenek masih di beri umur oleh allah SWT. Untuk melalui cobaan yang allah berikan. Anggap semua ini ujian dari allah swt. Allah tau, memberikan cobaan seberat ini karena nenek itu kuat, lebih kuat dari yang lainnya. Nenek harus semangat melaluinya, nenek menghadapi semua cobaan anggap nenek beribadah ke allah. Nenek jangan putus asa, kalo nenek putus asa. Nenek mengabaikan ujian dari allah.. nenek serahkan saja ke allah Swt. Semua,segalanya,apapun itu dibuat oleh allah dan kembali ke allah swt juga." Dan kemudian saya memberikan sedikit uang untuk ongkos pulang kepada nenek itu, mungkin uangku hanya sedikit tetapi 20.000 semoga cukup untuk ongkos pulang sang nenek itu.
Dan sekarang saya sedang merasakan apa yang nenek itu sedang dirasakan. Seorang ibu melahirkan anaknya dari rahimnya, berjuang setengah nyawanya untuk sang anak. Seorang ibu juga sabar untuk mengasuh dan membesarkan sang anaknya, apapun dan segimana nakalnya anak seorang ibu tetap menyangi anaknya sepenuh hati. Membiayai sekolah, makan, uang jajan sampai menikah. Dan ketika menikah anaknya pergi setelah bapanya meninggal. Bertahun-tahun ibu tak ditemui oleh anaknya, sampai sang ibu tak mengetahui sudah memiliki 2 orang cucu. Ketika sang ibu pergi dan menemui anaknya, anaknya tak menganggap ibunya masih hidup di dunia. Perasaan ibu hancur ketika mendengar itu, sehingga mengatakan kepada saya "Anak lupa ibu itu DORAKA". Anak itu tak mengingat seberapa besar perjuangan si ibu, hingga rela berjalan ber KM demi sang anaknya, sampai rela basah-basahan karena hujan, panas-panasan hanya demi sang anak"
Ketika saya beri uang ke nenek itu, nenek itu sangat berterimakasih hingga nangis. Dan mulai bersyukur dan berdoa kpd allah Swt. Tak lama saya dan teman saya pamit dan saya bersalaman sama nenek itu dan mendoakan nenek itu "nek, saya mau pulang dulu udah rada sorean. Nenek saya doain semoga sehat selalu,panjang umur, nenek tabah menjalani semuanya, semoga selalu diberi kemudahan oleh allah swt amin, pamit nek" nenek itu juga mendoakan saya, supaya saya menjadi anak yang sukses,rejekinya mudah,sholeh,berbakti kepada ortu,selalu sehat. Aminnnn...
SELESAI!!!
YOU ARE READING
Perjuangan ibu disia-siakan
Short StoryKetika saya sedang duduk di Halte Transportasi Umum bersama rekan PKL saya untuk menghilangkan rasa lelah setelah pulang PKL, tiba-tiba Seorang Nenek Berumur ±70 tahunan menghampiri saya dan teman saya. Nenek itu menyapa saya & teman saya dan bilan...