This Is Your School

201 32 13
                                    

"Karena usiamu masih 13 tahun yang mana menjadi siswa—atau bisa ku bilang siswi termuda dan satu-satunya di Bullworth Academy ini. Maka, khusus untukmu, sekolah memberikan seorang guru pengawas yang sangat terlatih dalam bidang disiplin. Sesuai dengan visi misi Bullworth yang berkomitmen mencetak generasi masa depan yang sukses, berbudi pekerti serta unggul, kami berharap bahwa engkau bisa memperbaiki tingkah lakumu disini."

Seorang laki-laki mendekati paruh baya, namun, wajah yang tidak luntur dalam usia bersidekap dada. Menatap gadis berambut merah muda yang tengah mengunyah permen yang memang disediakan untuk tamu dengan rakus. Satu alisnya terangkat tatkala gadis itu masih  mengunyah, mengabaikan perkataannya barusan.

"Kamu dengar perkataanku kan Nona Haruno?"

Si pemilik nama mendongkak, memperhatikan lelaki yang menjabat sebagai kepala sekolah tersebut dengan mulut yang masih penuh dengan gula-gula, menganggukkan kepala. Si pria menghela nafas sebelum memencet bel yang suaranya menggema dalam ruangan besar ini.

Beberapa saat kemudian, seorang lelaki berambut blonde masuk ke dalam, "Mana Kakashi?" Sang kepala sekolah menatap bawahannya dengan wajah yang datar. Minato tersenyum kearah Sakura yang sudah menghabiskan seluruh permen dalam toples kaca berukuran kecil.

"Dia berada di lapangan football, Madara-sama."

Lagi-lagi Madara menghela nafasnya. Pria itu masih memasang tampang datar, namun, kelelahan itu terpatri jelas pada wajahnya yang tegas. Sakura menurunkan toples kosong di pangkuannya, sebelum berdiri untuk membersihkan remahan gula yang jatuh di seragam yang ia kenakan.  Hal tersebut menyedot atensi dua pria yang masih tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

"Aku akan mencarinya sendiri." Ujar perempuan itu, merogoh kantongnya dan mengeluarkan sebuah permen coklat yang terbungkus dalam kertas putih bermotif bunga sakura kemudian meletakkannya di atas meja.

Madara mengangkat alisnya begitu pula Minato, "Coklat meredakan stress."

Gadis itu melangkahkan kaki jejangnya keluar ruangan, meninggalkan Minato yang masih berdiri menatap coklat di tangan Madara sebelum bertanya, "Bukankah dia tidak tahu Kakashi?"

.

.

.

Cuaca hari ini lumayan terik, namun tidak menyulut semangat siswa yang tengah mengikuti pelajaran olahraga di lapangan football belakang sekolah. Dalam peregangan yang terus menerus diulang, Shikamaru—nama lelaki yang tengah melaksanakan pemanasan dengan wajah yang mengantuk mulai menguap.

"Ayolah Shikamaru, kau harus sedikit bersemangat. Ini adalah masa muda kita!" Salah seorang laki-laki dengan alis tebal dan potongan mangkok itu menyemangati teman sekelasnya yang sudah tidak bertenaga meski masih pagi.

Shikamaru hanya meliriknya dan melanjutkan pemanasan, pagi hari tidak pernah bersahabat dengannya. Ditambah harus sekelas dengan Lee saat pelajaran olahraga bukan hal yang menguntungkan. Dia mengalihkan pandangan ke beberapa anak kuliahan yang tengah bermain bola pada setengah lapangan.

Beberapa dari mereka dia tahu betul, tapi beberapa lainnya benar-benar di luar jangkauan. Menghela nafasnya panjang, dia menutup matanya sembari mengangkat kakinya untuk kembali melanjutkan pemanasan yang sekarang terasa begitu lama.

BRUGH!

Sebuah bola melayang tepat di wajah, membuatnya tersungkur ke belakang. Semua orang di kelas menjerit kemudian menghampiri Shikamaru yang masih terlentang, memegangi hidungnya yang mengeluarkan darah dengan deras.

Semua anak kuliahan yang semula bermain sepak bola segera melarikan diri. Menghiraukan teriakan dari beberapa teman kelas Shikamaru yang mulai mengejar mereka. Sebuah benda dingin menempel di dahi Shikamaru, memaksa kelopak matanya untuk terbuka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

idgafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang