1.1

12 1 0
                                    

Malam ini Yeji tak tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini Yeji tak tenang. Saat pulang sekolah tadi pertengkaran kembali terjadi. Pecahan vas bunga campur benda kaca lainnya berserakan dari pintu masuk hingga depan kamarnya.

Ketukan pintu utama terdengar. Tidak ada orang rumah yang memeriksa, atau lebih tepatnya masa bodoh dengan siapa yang datang.

Dengan telaten Yeji membereskan ruang tamu yang seperti kapal pecah. Setidaknya hingga tak terlihat oleh tamu yang datang ke kediaman ayah ibu angkatnya.

"Om Chanyeol ada?" sesosok pemuda yang sekiranya seusia Yeji tersenyum lembut saat tau yang membukakan pintu rumah bukan lah adik papanya.

"Kenapa malem malem ke sini?"

"Buatin teh buat dia ya, Nak"

Yeji mengangguk. Tapi sebelum sampai dapur, dia mendengar berita yang mengejutkan.

Berita tentang keberadaan keluarga kandungnya.


























Eunji berhasil mendapat sorotan dari seantero sekolah. Pasalnya, gadis yang tak punya takut sama sekali ini berjalan bersama teman geng adiknya menuju kantin.

Semua pasang mata tertuju pada satu-satunya gadis di sekumpulan murid pembuat onar sekolah mereka. Diperlakukan bak ratu, tentu membuat banyak murid iri.

Setelah duduk di tempat biasa, Jisung dan Felix ditugasi untuk memesan makanan.

"Wah, abis ini kamu makin banyak fans" Woojin menyenggol lengan Eunji yang kebetulan duduk di sampingnya.

"Mana ada? Siapa juga yang nge fans sama orang kayak aku. Pinter enggak, bodoh iya"

Mereka semua tertawa karna gurauan Eunji. Terkecuali satu orang, Hyunjin.

"Eh btw, bukannya itu cewek yang kamu ajak obrol kemarin?" Chan menunjuk ke tempat di mana Yeji di tumpahi kuah soup.

"Sial"

Pikiran Eunji dipenuhi banyak sekali pertanyaan. Kenapa selalu Yeji yang jadi korban pembullyan anak-anak sekolahnya. Padahal Yeji secara fisik sangatlah sempurna, kecuali bagian tubuhnya yang hanya tulang-belulang. Selebihnya hanyalah kesempurnaan di mata Eunji.

Kaki Eunji berhenti tepat di samping dua gadis yang masih tak menyadari keberadaan Eunji.

"Ngapain kalian?" Eunji merendahkan suaranya. Meminta eksistensinya diakui oleh dua pembully tersebut.

Ternyata Naeun dan Mina, ketua ekskul drama dan wakil osis yang super duper menyebalkan. Eunji pernah beberapa kali berurusan dengan dua orang ini hingga kepala sekolah memanggil mereka bertiga.

"Eunji mau ikut kita gak? Seru loh" Mina menumpahkan kuah soup ke rambut Yeji. Lagi.

"Kang Mina! Gimana ceritanya wakil osis ngelakuin pembullyan? Gak malu?" Eunji berjalan mendekat ke arah Naeun dan Mina. Lalu mendorong mereka berdua hingga agak jauh dari Yeji.

Hyunjin dari jauh hanya melihat bagaimana Eunji menolong 'kembarannya' tanpa membantu Eunji sama sekali. Dia tidak mau berurusan dengan Eunji maupun Yeji.

Jisung yang baru kembali sadar kalau ada satu bangku yang kosong selain bangku miliknya dan milik Felix.

"Loh, boncel kemana?"

Seungmin menunjuk Eunji yang berada jauh dari meja mereka. "Lagi jadi pahlawan, nolongin Yeji yang kena bully. Mana sini pesenanku!"

Mata Jisung langsung terbelalak. Kakak satu-satunya berlumuran darah dengan keadaan pingsan di dekapan Yeji.






















Jisung membuka pintu kamar rawat inap milik Eunji. Bau obat-obatan memenuhi rongga hidungnya. Ketika dia menaruh makanan yang ia beli di kantin rumah sakit, badannya mematung saat melihat Hyunjin duduk di dekat ranjang Eunji sambil merapal doa. Mata Jisung kian menyipit, apa dia tak salah lihat jika Hyunjin sedang menggenggam tangan Eunji?

"Hyunjin? Kok gak pulang?" Jisung sengaja menyibakkan tirai yang fungsinya untuk memberikan ruang bagi yang sakit dengan agak kasar. Supaya suara geseran tirai di dengar Hyunjin.

Mata Hyunjin melebar. Dia malu ketahuan sedang memanjatkan doa untuk kakak temannya. Cepat-cepat Hyunjin berdiri dan pamitan pada Jisung.

"Tadi anak anak udah pulang duluan. Terus aku disuruh jagain kakakmu. Mentang mentang rumahku paling deket sama sini"

"Karna kamu udah balik, aku mau pulang. Semoga kakakmu cepet sembuh"

Jisung mengangguk, "Makasih. Hati hati juga di jalan".

Baru saja pintu itu tertutup, malah kembali terbuka karena seseorang yang tidak pernah Jisung temui selama hidupnya.

"Halo, apa Eunji ada di sini?"

Jisung mengangguk lalu menunjuk kakaknya yang sedang terbaring di ranjang.

"Oh, lukanya parah? Maaf baru bisa ke sini. Sekolahku aturannya ketat, jadi gak bisa bolos lagi kayak dulu"

Tanpa permisi si laki-laki ini mendekat. Jisung sudah waspada sejak dia menginjakkan kaki di kamar kakaknya.

"Cuma terbentur pojokan meja. Kalo kamu temen kakakku, kenapa aku gak pernah ketemu kamu ya?"

"Jisung gak inget aku? Padahal kamu lebih muda dari aku dan kakakmu. Heran, anak-anak jaman sekarang kenapa jadi pelupa ya"

Mata Jisung menyipit. Di tengah kebingungan akan datangnya orang asing ini dia terus berusaha menggali memori yang mungkin sudah terkubur dalam ingatannya.

Sebuah gambaran tentang seseorang muncul. Jisung membelalakkan mata tak percaya,

"Kak Ino?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

La Nostra StoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang