Menjaga Jarak?

28 2 0
                                    

Menolak sesuatu karena privasi tidak salah bukan?lalu kenapa dia sangat marah sampai menjaga jarak?bahkan Langit Yogyakarta pun sepertinya tidak setuju

- Rava

-----------------------------------------------------------------

Semenjak kejadian seminggu yang lalu,
Devano seperti menjaga jarak,dari yang biasanya selalu mengikuti kemana-mana jadi jarang,bahkan jika bertemu pun tidak ada sapaan,tidak ada senyuman manisnya,yang ada justru wajah angkuh,dan sombong,emm sebenarnya itu tidak terlalu sih,sebab dia masih sering curi-curi pandang baik ketika papasan atau ketika dia mengintaiku dengan wajah tak pedulinya.Seperti sekarang dia memandangku Dikantin

"Eh Rav?" Panggil seseorang

"Apa?"

"Itu Devano mandang kamu trus,masa kamu nggak ngerasa sih?"

"Tau Kok"

"Ada masalah ya?"

"Tidak tau"

"Ha?bagaimana sih masa masalah sendiri nggak tau?"

"Sudah,makan aja"ucapku telak tak Ingin memperpanjang pertanyaan

"Ok"

Ah,aku Belum memberi tau ya?jika kini aku dikantin bersama seorang pemuda tampan, namanya Sean Kartaloga si ketua kelas dan ketua jurnal sekolah.biasa dipanggil Sean.Jangan Tanya kenapa dia duduk  dikantin bersama ku karena apa,sebab aku malas menjelaskannya

Ok,kembali lagi.kini dia masih memandang ke arah meja ku

"Rav?"

"Apa?"

"Itu dia masih ngelihatin" bisiknya ditelingaku

"Aiss,Jangan dilihat,Kok susah"ucapku sinis.

Hey bagaimana tidak?!dia berbisik tepat ditelingaku dengan deru napas yang menggelikan

"Wah,itu mata Devano kayaknya mau keluar deh"ucapnya lagi

Membuat aku otomatis mengarahkan mata untuk melihat dia dimeja sebrang.
Mata kami sempat bertemu sepersekian detik

"Ehmm,Mata nya Santai dong".Celetuk Sean

"Eh,eeh..,apaan..."

Mati,skakmat ketahuan lagi - Rava

"Iyain deh,udah makannya?" Ucapnya,mengganti topik.

"Hm"

"Yuk,balik ke kelas"

"Duluan aja" tolakku secara halus

"Gpp Rav,yuk" ajaknya lagi

Kalian tau alasan aku tidak Ingin jalan berdua dengan Sean?karena orang-orang akan membicarakan kami baik secara bisik-bisik ataupun secara terang-terangan.Dan ya sekarang dikoridor menuju kelas  sudah riuh dengan pertanyaan dan ucapan manusia-manusia sok tau

"Eh lihat deh,anak baru aja udah bisa deket sama Cogan"

"Ewhhh,sok cantik"

"Ih,cocok deh Kak Sean sama Kak Rava"

"Iya cocok,ganteng sama cantik"

"Mereka pacaran?"

"Wah,dingin gitu dikelilingi banyak Cogan cuy"

Ah,bacot - Rava

"Udah nggak usah didenger"ucap Sean sambil menutup kedua telingaku dengan kedua tangan nya,sontak koridor bertambah riuh.

Kami berjalan kembali menuju kelas.
Koridor kembali tenang,walau sesekali masih terdengar ocehan-ocehan tak bermutu.Dan dari ujung koridor tak jauh jaraknya,aku bisa merasa kan seseorang  sedang melihat ku dengan tatapan mengerikannya seperti Ingin menerkam mangsa










Bolehkah aku hilang saja sekarang?
- Rava
Menarik - Sean
Shit! AWAS KAU SEAN! - Devano

Kisah Tak Terarah [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang