Tears Behind The Painting 2

684 67 7
                                    

Maaf typo nya 😛🙏
.
.
.
.
.
.
.
.
Perth berjalan gontai menuju kantornya. Setiap sapaan yang dituju kan padanya hanya dibalas dengan gumaman kecil saja. Dia lelah kerana dia masih lagi tidak mendapatkan maklumat apa apa tentang pria manis itu. Ini sudah hampir 5 bulan dia mencari pria manis itu. Dan masih lagi ada satu bulan untuknya mencari keberadaan Pete saat ini.

Yacth membawakan Perth secangkir kopi dan dibalas dengan senyuman oleh nya.

"sabar Tanapon, malam ini mari kita bersenang senang" ucap Yacth. "itu hanya dirimu, bukan aku" balas Perth datar. Dia mengusap pelan wajahnya. "ayolah, temani aku na?" ucap Yacth.

Perth mendelik tajam kearah Yacth dan dibalas dengan cengiran bodoh Yacth. "baiklah, aku hanya akan menemanimu-" Perth menggantungkan ayatnya, dia berdiri lalu berkata, "jika kau mentraktir ku sekarang" ucap Perth. Yacth memutar bola matanya. "baiklah CEO sialan" ucap Yacth lalu berdiri dan berjalan mendekati Perth.

Perth tersenyum lalu merangkul pundak Yacth. Mereka pun keluar dari ruangan Perth.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"pho! Hikss...Me auu pho.... Pete tidak mahu!" ucap Pete saat phonya ingin membawanya ke bangkok.

"aku sudah memberi mu waktu jalang sialan!" bentak pho Pete. "pho, hiks.. Me auuu pho" lirih Pete. "aku tidak peduli sialan, sore ini kita berangkat ke sana" ucap pho Pete lalu dia berjalan menuju kamarnya sendiri, meninggal kan Pete yang masih menangis.

Pete menuju ke kamarnya. Dia berbaring dikasur nya. Mata nya masih setia mengeluarkan liquid bening. Dia dan phi Mark memiliki rasa yang sama, iaitu menyukai pria. Tetapi Mark berpindah ke bangkok setelah menikah dengan seorang pria manis, Mark juga pernah membujuk Pete agar mengikutnya ke bangkok, kerana pho mereka selalu memperlakukan mereka seperti seorang hamba.

Tetapi Pete menolak mengikutinya kerana ingin menjaga pho nya. Mark dengan berat hati meninggalkan nongnya itu.

Drrtt.. Drrtt..

"hallo?"

"kenapa nong, kamu menangis, apa yang pho lakukan padamu?"

"seperti biasa, phi"

"marilah tinggal bersama phi, nong."

"tidak phi, Pete tidak mau merepotkan P'Mark dan P'Gun."

"kamu sama sekali tidak merepotkan kami nong"

"mai bpen rai, phi. Aku lelah, Bye"

Setelah dia memutuskan talian nya dengan P'Mark, Pete menangis sejadi jadinya,

"hiks.. Phi, pho jahat" lirih Pete.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Sial, kemana dia?" lirih Perth. Saat Yacth sedang mabuk berat, Perth sama sekali tidak menghiraukan nya dan sibuk memainkan game diponselnya. Dan saat ini, Yacth hilang entah kemana.

"Yacth, kamu kemana?" ucap Perth frustrasi. Disaat dia mencari teman nya itu, bola matanya jatuh pada seorang pria manis yang sedang dipeluk oleh pria yang mabuk berat. Pria manis itu berusaha melepaskan dirinya dari pelukan pria itu, tetapi dia tidak mampu. Pria manis itu menangis dengan lebih keras saat dia hendak dicium paksa oleh pria yang memeluknya itu.

Mata Perth membola saat melihat kearah pria manis itu, pria itu, Pete! Rahang Perth mengeras, dia bangun lalu tanpa aba-aba dia memukul wajah pria yang memeluk Pete tadi.

Tears Behind The Painting (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang