vi | Diam yang Menggebu

12 4 0
                                    

Aku hanya bisa diam.

Kau tidak tahu kalau aku memerhatikanmu. Bahkan pada detail terkecil yang ada padamu.

Aku selalu memerhatikanmu dengan lesung pipit yang menjadi pemanis di setiap senyum dan tawa canda kebahagiaanmu.

Aku selalu suka saat kamu melakukan hal-hal yang kekanak-kanakan. Kekonyolan dan kekasaranmu  selalu jadi alasan utama bagiku menumbuhkan perasaan suka ini. 

Kekasaran? Iya. sebegitu suka diri ini padamu sampai-sampai hal seperti ini menjadi favoritku dalam memerhatikanmu. 

Aku memikirkanmu bahkan di waktu yang mepet sekalipun. Aku selalu senang membawamu ke dalam setiap detik kehidupanku. Bahkan, aku sering mengaitkan semua tentangmu denganku----saking aku mendambamu.

Aku merindukanmu tanpa memberitahumu. Menyimpannya sendiri, menikmatinya seolah besok tidak akan terjadi lagi. Seperti candu merindumu. Tapi aku biarkan saja, yang justru membuat perasaan ini semakin membesar. Berharap sampai padamu, dan kamu merasakannya.

Kata orang itu cinta. Hanya saja, aku tidak paham mengapa mereka menyebutnya begitu. Yang aku rasakan, aku nyaman di setiap berkesempatan di sampingnya.

Kalau memang benar cinta, kenapa sulit sekali kamu merasakannya? Mengapa ada kebisuan dan rasa enggan dalam proses mengutarakannya?

Tak jarang aku berusaha mengutarakan padamu bahwa ada hati yang menggebu mencintaimu. Membawa teman untuk menghebohkan situasi dengan tujuan agar kamu melirik ke arahku, atau bahkan aku sendiri yang berusaha menonjolkan diri saat berpapasan denganmu. Tapi kenapa kau tidak menyadari hal itu? Apakah usahaku kurang keras, atau memang kau tak peduli dengan perasaan ini?

 Pada akhirnya aku lebih sering berpikir tanpa melakukan sesuatu. Aku hanya memerhatikanmu. Nyaman bersamamu. Sesekali jika ada kesempatan, aku selalu mengambil potretmu secara diam-diam dengaan ponsel kesayanganku. Lalu, galeriku dipenuhi wajahmu yang lucu itu. Agar tidak ketahuan, aku selalu memindahkannya ke laptop dan tak lupa membuatkan folder khusus untuk wajahmu.

Aku tidak keberatan jika harus mencintaimu dalam diam. Mengubur rasa yang menggebu ini dalam-dalam. Aku sama sekali tidak mengapa jika kamu hanya menganggapku sebagai teman, atau mungkin tidak menganggapku sama sekali. Hanya saja, yang kutakutkan adalah semakin aku menyimpan maka semakin sulit bagiku untuk menahan agar tidak mengungkapkannya padamu.

Apa kamu tahu di ponselku tersimpan banyak sekali fotomu? Apa kamu tahu aku selalu salah tingkah setiap di dekatmu? Apa kamu tahu aku selalu stalking semua social mediamu? Entah mengapa aku tidak bosan dan selalu menyukainya. Jika kamu tahu, mungkin kamu akan marah besar padaku. 

Andai kamu tahu seberapa besar rasaku yang aku simpan...

31.12.'19

Happy New Year!

AlexithymiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang