Dobell😂😂
Ini penebus karena kemarin aku nggak up hingga belasan purnama😂Makasih yang udah antusias sama cerita aku😂 i luv yu all😂😂😂
"Cucu ibuk!"
Seru Ratna heboh kala mobil Seto memasuki pekarangan rumah.
"Ibuk! Cucunya belum juga turun, udah heboh sendiri." tegur Joko sambil berdecak heran.
Ratna melirik Joko sinis "biarin pak, ini kan cucu ibuk." Joko hanya terkekeh.
"Assalamualaikum eyang uti, eyang kakung."
Baik senyuman Ratna maupun Joko mengembang seketika.
"Waalaikumsalam cucu eyang, sini nduk Dinda biar sama ibuk."
Dengan senang hati Secha menyerahkan Dinda yang sedang tidur kepada sang mertua.
"Ya Allah, cucu eyang uti." Ratna mencium pipi bulat Dinda. "Liat ini lo pak cucu kita koyo londo" (seperti bule)
"Ibuk ki pie to? Lha wong mantune londo yo wajar nek putune koyo londo." (ibuk tuh gimana sih? Orang menantunya aja bule, ya wajar kalau cucunya kaya bule)
Secha, Seto dan Joko kompak tertawa sementara Ratna hanya tersenyum malu, euforia cucu baru memang sedasyat itu.
"Wis yo masuk dulu kasian Seto kalau berdiri lama-lama." ujar Joko.
"Kalian istirahat sana, biar ibuk yang jagain Dinda."
"Ndak papa buk?" tanya Secha ragu, pasalnya sang mertua begitu memanjakannya apalagi pasca Secha melahirkan, jangankan untuk membantu membereskan rumah, untuk mencuci piringnya sendiri pun Secha tidak diizinkan. Ia merasa bak seorang ratu saat ini.
"Ndak papa lah, cucu ibuk ini. udah sana istirahat." yakin Ratna.
Seto menarik pinggang sang istri "Yaudah, kita istirahat aja sayang, biar Dinda sama eyangnya." Secha mengangguk.
"Ibumu itu mau pamer ke tetangga kalau punya cucu bule yang cantik." biasa ibu-ibu riya'" goda Joko pada sang istri.
Ratna melotot seketika "enak aja, ibuk bukan tukang pamer! Lagian mana mungkin ibuk ngajak cucu cantik ibuk keluar rumah. Pokoknya nggak boleh ada yang pegang-pegang cucu ibuk."
Joko tertawa kencang, sementara Secha dan Seto saling berpandangan sambil tersenyum kikuk.
Ratna benar-benar menyayangi Dinda, hingga terkesan overprotektif. Bagaimana jadinya nanti kalau Ratna tau bahwa Secha dan Seto akan membawa putri mereka kembali ke Jakarta dalan waktu dekat.
"Udah yuk sayang, kita istirahat. Nanti malem pasti kita begadang jagain Dinda." Secha mengangguk "iya mas."
Sesampainya di kamar, Seto dan Secha merebahkan badan mereka diatas kasur, iringan nafas teratur menjadi pengisi kesunyian antara keduanya.
"Nggak nyangka ya mas, kita bisa bertahan sampai dititik ini. Aku pikir nantinya kita akan bahagia dengan jalan kita sendiri-sendiri." ujar Secha sambil memiringkan tubuhnya menghadap Seto, kedua netranya terpaku pada sosok tampan yang kian berkharisma di depannya.
Seto melakukan hal yang sama, ia menatap Secha lembut "Kita nggak akan sebahagia seperti sekarang ini.kalau kita jalan sendiri-sendiri, karena kebahagian aku ada padamu, dan sebaliknya."
"Itu tadi so sweet banget lo mas, kamu belajar nge-gombal dimana?" goda Secha menatap usil Seto.
"Kamu makin kesini makin susah digombalin." kekeh Seto sambil menarik tubuh Secha kedalam pelukannya "tapi aku serius, aku nggak akan merasa sebahagia dan sekomplit ini tanpa kamu da Dinda."
Secha mengusap dada bidang dan berotot milik Seto, "aku tau, aku memang seberarti itu dihidup kamu." ujarnya jenaka memicu tawa Seto.
"ngelawak deh."
Secha terkekeh, wanita itu menghirup rakus aroma maskulin yang menguar dari tubuh sang suami.
Tawa Secha terhenti kala merasakan tangan Seto mengusap-usap perutnya secara lembut, sama seperti saat dirinya masih hamil.
"Aku udah nggak hamil loh mas, tinggal sisa jahitan doang." kekeh Secha.
"Pasti sakit ya?" tanya Seto sambil menyibak kaos yang dipakau Secha, hingga memperlihatkan jahitan bekas operasi sesar yang dibalut perban.
Secha tersenyum mengusap rahang Seto "sedikit, tapi semuanya dibayar lunas pas liat Dinda lahir selamat, cantik dan istimewa. Aku bangga bisa dapet jahitan ini karena hadiahnya begitu luar biasa."
"Kamu memang wanita luar biasa." Seto mengusap pipi halus mulus milik Secha.
Satu ciuman mendarat tepat dibibir Secha, gayung bersambut kecupan itu menjadi lebih intens seolah tak pernah bosan menyesap rasa manis itu.
"I love you ibunya Dinda." bisik Seto didepan wajah Secha yang sudah memerah karena kehabisan nafas.
"I love me too." goda Secha menahan tawa.
Dengan gemas Seto mengapit hidung mancung Secha dan menariknya gemas, semakin hari istrinya semakin pintar melawak dan jujur itu sangat menggemaskan.
"Usil banget ya, bisa-bisanya ngrusak momen romantis gini." protes Seto gemas.
"ih.. Sakit.." rengek Secha menarik ibu jari dan jari telunjuk Seto dari hidungnya dan dengan sigap wanita itu menggigit pipi Seto hingga mpunya mengaduh kesakitan.
"Ya Allah.. Sayang.. Sejak kapan kamu jadi kanibal! Sakit sayang! Lepasin!"
Teriakan kesakitan itu tak dihiraukan Secha, ia semakin berani karena tak mungkin suaminya berkutik, mengingat lelaki itu begitu khawatir terjadi seuatu pada jahitan diperut milik Secha.
Diluar kamar kedua sejoli yang sedang asyik bercanda, kedua pasangan paruh baya itu nampak terkekeh geli.
"Udah nambah cucu baru lagi buk." kekeh Joko.
"Ngawur! Bapak pikir ngelahirin nggak sakit?!" sungut Ratna namun ia tetap terkekeh sambil sesekali menepuk-nepuk pantat sang cucu.
Tbc😂
Udah
Or
Satu part lagi?

KAMU SEDANG MEMBACA
(un)Loved Wife [END/COMPLETE]
ChickLit#1 on WEDDING {25.02.20} #5 on TEARS {25.02.20} #2 kn TEARS {28.07.20} "Aku akui dan sadar betul betapa sombong dan angkuhnya aku dulu, tapi bisakah kau melupakan semuanya? Bisakah kita menjalani rumah tangga kita dengan normal? Karena aku.. Mulai m...